5 tahun telah berlalu semenjak kepergiannya, aku hanya berharap bahwa dia bahagia di dunia sana. Mungkin saja dia sudah mendapatkan pacar, atau mungkin sudah menikah. Tapi jika melihat tingkah lakunya mungkin agak mustahil dia hanya punya satu pacar.
Sementara aku masih belum bisa move on karena dirinya.
Padahal sudah 5 tahun berlalu.
Mungkin karena ciuman yang waktu itu. Hanya mengingat hal itu saja membuat wajahku terasa panas, aku menciumnya di hadapan banyak orang dan juga itu ciuman pertamaku.
Mungkin aku harus move on darinya, toh tidak ada kemungkinan bahwa dia akan kembali kesini lagi. Walau begitu aku masih berharap untuk melihat wajahnya, tingkah konyolnya, dan juga senyumnya. Walau hanya sekali, paling tidak aku bisa bertemu lagi.
Dan mengungkapkan perasaanku. Terakhir kali aku masih keras kepala sehingga aku tidak bisa mengakui bahwa aku menyukainya.
Maksudku, dia adalah orang yang merubahku. Dia merubahku dari orang yang pendiam dan tidak bisa tersenyum semenjak kematian kedua orang tuaku, dia merubahku menjadi orang yang bisa menerima kenyataan dan kembali tersenyum.
Yah sudahlah, lagi pula hari ini adalah hari yang penting. Ini adalah hari perayaan atas selamatnya kerajaan ini dari serangan Green Steve 5 tahun yang lalu.
Karena itulah aku, kakakku, dan juga adikku memutuskan untuk berbelanja.
Sebaiknya aku tidak membuat mereka menunggu terlalu lama di tempat itu.
Aku sedikit mempercepat langkahku melewati kerumunan orang yang menyiapkan festival untuk perayaan itu.
Setelah sampai di tempat yang dijanjikan, aku melihat kakakku sedang bersama dengan pacarnya, begitu juga dengan adikku. Aku iri dengan mereka, semenjak hari itu mereka ini jadi makin dekat, siapa sangka mereka tiba - tiba sudah pacaran saja.
"Kakak, kau terlambat." ucap adikku.
"Ya kau terlambat. Apa ada sesuatu di jalan?." tanya kakakku pula.
Aku tersenyum kecil.
"Tidak, aku terlambat karena jalanan terlalu ramai, maaf ya Juniati, kak Eka." jawabku sambil sedikit menghela nafas.
Mereka berdua tersenyum, diikuti dengan kedua pacarnya.
"Jangan - jangan dijalan ada cowok ganteng." ucap pacarnya Juniati.
"Kalaupun ada, itu tidak akan membuatku tertarik."
"Ya, mungkin karena Bayu lebih melekat dihati?." tanya pacar Juni lagi.
"Angga!." potong Juniati sambil menyikut pelan perut Angga.
"Ah, maaf." ucap Angga pula.
"Sudahlah."
Aku dan keempat orang yang sedang dimabuk cinta itu pun berjalan bersama mengitari kerajaan yang sedang bersiap dengan festivalnya. Aku merasa aku adalah obat nyamuk disini.
Karena hari sudah sore, aku berpisah dengan mereka dan mengatakan akan bertemu dengan mereka di bukit yang dulu pernah digunakan untuk merayakan ulang tahun Juniati. Sementara aku menuju kesebuah tempat, yaitu tempat terakhir dimana aku berpisah dengannya.
Sekalian menikmati pemandangan matahari terbenam.
Aku berdiri bersandar di kursi yang ada di tempat itu melihat matahari yang terbenam dengan indah, aku memang masih belum bisa move on.
Ini benar - benar merepotkan.
* * * *
KAMU SEDANG MEMBACA
Minecraft Reality Season 2
أدب الهواةMenceritakan seorang remaja yang bernama Bayu, dia merupakan seseorang yang dikirim ke dunia Minecraft karena memasang sebuah 'Seed'. Setelah berhasil membunuh sosok jahat yang bernama Green Steve, dia berhasil kembali kedunianya. Walau begitu dia t...