Chapter 02 : So That Happen.

46 8 20
                                    

Setelah mendengarkan apa yang terjadi, aku menjadi merasa bersalah, terutama tentang adik dari wanita itu yang terbunuh saat dia mencoba membantu para warga di kota Minecraft.

Tapi disaat yang bersamaan aku juga merasa bingung, karena jelas - jelas aku baru saja sampai beberapa saat yang lalu.

Sementara kejadian itu terjadi seminggu yang lalu.

Apa mungkin sebelum aku didunia ini tubuh ini melakukan hal yang aneh - aneh?.

Mungkin saja.

Tapi yang paling penting adalah mencari informasi, walaupun begitu aku yakin akan sangat sulit untuk mencari informasi di kerajaan manapun, terutama dengan bounty di kepalaku.

Sebaiknya aku mengambil barang - barangku yang ada di Radioactive Desert.

Saat aku akan pergi, aku kembali dihentikan oleh wanita itu.

"Kau mau kemana?." tanyanya dengan mengarahkan pedang besinya ke leherku.

" mencari informasi."

"Dan kau ingin aku begitu saja membiarkanmu pergi?." tanyanya lagi dengan tatapan penuh curiga.

"Ya kalau mau ikut boleh saja."

Dia terdiam sebentar.

"Karena aku tidak terlalu mempercayaimu, aku ingin agar darahku berada di dalam tubuhmu." ucapnya pula.

Tanpa pikir panjang aku langsung mengiyakannya.

"Jika kau berbuat yang tidak - tidak aku bisa dengan mudah menghancurkan jantungmu menggunakan darahku." dia sedikit melukai tanganku dan memasukkan darahnya kedalam lukaku tadi.

Setelah perasaan geli yang merayap dari tanganku menuju ke jantung, rasa geli itu hilang setelah berada di jantung.

"Baiklah, kau siap?."

Aku bertanya padanya dan menyuruhnya untuk berpegangan yang erat di punggungku.

Setelah berpegangan erat di bahuku, dia mengiyakannya, aku langsung berubah ke wujud Phoenix dan terbang ke arah yang ditunjukkan oleh sebuah kompas yang selalu kusimpan. Kompas ini selalu menunjukkan ke satu arah saja, yaitu sebuah Lodestone yang berada di rumah yang pernah kubangun di tengah - tengah gurun yang memiliki radiasi.

Ditempat itulah aku membuat sebuah pedang yang kuat, walaupun perlu 5 tahun agar pedang tersebut menjadi benar - benar kuat.

Tanpa disangka - sangka itu memiliki peran penting untuk menghabisi Green Steve. Padahal aku membuat pedang itu karena iseng.

Aku terbang dengan cepat, aku juga bisa merasakan bahwa genggaman tangan si wanita yang berada di bahuku terasa makin erat.

Mungkin aku terbang terlalu cepat.

Aku memperlambat laju terbangku.

"Ngomong - ngomong aku belum mengenalmu." aku berusaha mencairkan suasana yang dari tadi dingin dan sepi.

Wanita itu terdiam sebentar.

"Ling, itu namaku." jawabnya.

"Nama yang bagus."

"Aku Bayu ngomong - ngomong." aku memperkenalkan diri, tapi aku yakin dia sudah tahu tentangku.

Apalagi setelah kejadian itu, aku yang dulu dikenal sebagai pahlawan kini lebih dikenal sebagai penjahat, seorang pembantai, dan hal buruk lainnya.

Aku harus mengetahui siapa orang yang sudah menggunakan wajahku dan mencemarkan nama baikku.

Jika aku sudah menemukan siapa dia, percayalah bahwa apa yang akan aku lakukan padanya tidaklah indah.

Minecraft Reality Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang