Aku, Ling, dan Alice kini sudah keluar dari Nether World dan berada di ruangan rahasia bawah tanah milikku. Kini aku masih di rawat oleh Alice.
Setelah cukup lama tidak bertemu agak canggung rasanya.
"Yang tadi itu adalah perbuatanmu kan?." tanya Ling padaku yang sedang diperban oleh Alice.
"Api putih tadi?."
Ling mengangguk.
"Ya. Tapi aku yakin sosok yang mereka panggil Zero itu masih hidup, anak buahnya juga." jelasku.
"Apa maksudnya itu?." tanya Ling pula.
Aku menghirup nafas panjang.
"Sebelum aku meledakkan skill Supernova milikku, sebuah portal terbuka dan menarik semua orang yang ada diruangan itu."
"Aku tidak tau siapa yang melakukan itu dan kemana mereka ditarik, tapi satu hal yang bisa kupastikan adalah orang itu akan menjadi lawan yang merepotkan."
"Begitu ya." ucap Ling dengan wajah kesal.
"Yaah..."
Alice tidak mengatakan apa - apa, dia menepuk lukaku yang baru saja dia balut dengan perban sehingga membuatku meringis kesakitan.
"Aw!."
"Sudah lama tidak ketemu dan itu adalah hal pertama yang kau lakukan?." tanya ku.
"Untuk seseorang yang menghilang dan muncul secara tiba - tiba, kau pantas menerima itu." ucap Alice dengan nada ketus.
Aku tersenyum kecil melihatnya yang masih tidak banyak berubah.
"Apa kabarmu?." ucapku lagi.
Aku tersenyum melihat Alice, tapi tidak dengan Alice.
Dia justru menamparku.
Aku hanya diam saja, aku pantas menerima itu.
Saat aku menatap wajah Alice aku dapat melihat sedikit luka bakar diwajahnya. Aku juga melihat matanya mulai berkaca - berkaca - kaca, setelah itu dia memelukku.
"Bodoh!." ucapnya sambil memelukku, air matanya mengalir.
Aku hanya diam saja dan balas memeluknya.
Ling yang melihat itu dengan canggung meninggalkan kami berdua.
Setelah 10 menit berlalu, akhirnya Alice melepaskan pelukannya, matanya masih terlihat basah.
"Selama ini apa saja yang kau lakukan!?." tanyanya pula.
Aku tersenyum kecil.
"Maaf." jawabku sambil mengelus pipinya dengan lembut.
Alice kembali memelukku, kini lebih erat dari sebelumnya.
"Alice?."
"Aku ingin seperti ini lebih lama lagi." potongnya sambil membenamkan wajahnya di dadaku.
Aku tersenyum kecil dan membalas pelukannya.
"Tangannya kirinya..." pikirku saat melihat tangan kirinya yang sudah tidak ada.
Aku tidak perlu menanyakan siapa yang melakukan itu padanya, karena tidak banyak yang bisa menembus pertahanan dari skill Alice, Eye of Horus. Sebuah kemampuan yang membuat penggunanya bisa melihat kesegala arah, sehingga penggunanya tidak mempunyai titik buta. Hal ini membuat penggunanya sulit untuk dilukai.
Kecuali jika melawan seseorang dengan kekuatan penghancur yang tidak masuk akal sepertiku.
"Zero!." aku dapat merasakan bahwa aku saat ini penuh dengan amarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Minecraft Reality Season 2
FanfictionMenceritakan seorang remaja yang bernama Bayu, dia merupakan seseorang yang dikirim ke dunia Minecraft karena memasang sebuah 'Seed'. Setelah berhasil membunuh sosok jahat yang bernama Green Steve, dia berhasil kembali kedunianya. Walau begitu dia t...