Sudah seminggu semenjak kepergian kak Alice, aku, kak Eka, Angga, Gary dan Sera berusaha untuk mencarinya, tapi sejauh ini pencarian kami tidak membuahkan hasil.
Aku sudah mencoba untuk menghubunginya menggunakan sistem Voice Call, tapi tampaknya kakak tidak menghiraukan itu.
Kami berempat mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk mengajak kak Alice untuk pulang.
Sementara Sera mempunyai tujuannya sendiri, dia ingin membalaskan kematian Robi. Karena dia pikir mungkin saja bisa menemukan si pembunuh jika bersama kami, maka dia mengikuti kami.
Setiap hari dia semakin murung, tidak berbicara dan hanya menyendiri.
Aku sedikit mengkhawatirkannya.
Tapi bukan saatnya untuk hal itu, aku harus mencari kakakku terlebih dahulu.
Karena itulah kami sedang menuju kedesa ilmuan yang dulu pernah kakak dan Bayu kunjungi, mungkin saja mereka mempunyai sedikit informasi.
Dan tidak lama lagi kami akan sampai.
*******
Kelompok Juniati sebentar lagi sampai di desa ilmuan, mereka sudah dapat melihat desa yang sudah setengah hancur itu.
Mereka dengan cepat menuju ketempat itu karena mengira sesuatu yang buruk telah terjadi.
Mereka menerbos air hujan yang mulai menetes dan berkeliling desa untuk mencari penduduk desa.
Mereka tidak dapat menemukan satupun, karena para penduduk desa saat ini sedang berada di bawah tanah.
Saat mereka berpikir bahwa seluruh penduduk desa telah diculik atau lebih buruk lagi, dibantai. Tapi kemudian mereka melihat pintu sebuah rumah terbuka.
Dari balik pintu itu seorang pria tua keluar diikuti dengan dua orang wanita dan seorang pria.
Mereka mengenal salah satu dari mereka, yaitu seorang wanita yang kehilangan tangan kirinya.
Dia adalah Alice yang mereka cari.
Mereka tentunya dengan cepat menuju ketempatnya.
Tapi mereka dengan cepat mengeluarkan senjata mereka saat melihat wajah dari si pria, dia adalah Bayu.
Dengan cepat Sera melepaskan sebuah anak panah cahaya miliknya kearah Bayu, anak panah itu melesat dengan cepat. Eka juga tidak mau kalah, dia dengan cepat menggunakan skill memanipulasi batu miliknya, dia melemparkan batu yang dia buat kearah Bayu, Juni yang bisa mengendalikan tanah juga melakukan hal yang sama.
Karena cuaca sedang hujan, Angga membekukan air hujan dan melemparkan butiran - butiran air hujan yang beku itu kearah Bayu.
Serangan pertama yang berasal dari Sera berhasil mengenai Bayu, anak panah itu berhasil menembus tubuhnya.
Kemudian diikuti dengan serangan dari Eka, Juni, dan Angga.
Serangan mereka membuat Bayu terlempar jauh.
Ini membuat Alice, Ling, dan Frank terkejut.
Alice yang tahu dengan kekuatan yang baru saja menghantam Bayu itu langsung menebak bahwa itu adalah Juni dkk. Ling yang tidak mengenal mereka langsung mengaktifkan kekuatan dan membuat sebuah pedang yang terbuat dari darahnya sendiri.
"Kak!." seru Juni mengehampirinya.
Mereka mengira akan mendapatkan sebuah sambutan hangat, tapi mereka justru dikagetkan dengan Alice yang menatap mereka dengan wajah marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Minecraft Reality Season 2
Fiksi PenggemarMenceritakan seorang remaja yang bernama Bayu, dia merupakan seseorang yang dikirim ke dunia Minecraft karena memasang sebuah 'Seed'. Setelah berhasil membunuh sosok jahat yang bernama Green Steve, dia berhasil kembali kedunianya. Walau begitu dia t...