26. Laba-laba

10 0 0
                                        

Dua ekor laba-laba saling sapa.
Lama tak jumpa membuat mereka berbagi cerita.
Padahal dunia mereka saat ini hanya sebatas dinding putih, tapi rasanya begitu luas.

"Aku tadi bertemu kakek cicak di plafon rumah," kata laba-laba pertama.

"Oya, apa kabar kakek cicak? Aku sudah lama tak bertemu. Karena aku lama berada di sudut pintu kamar." kata laba-laba kedua.

"Kakek cicak makin menua, gerakannua sudah mulai lamban. Jadi sering gagal jika menangkap nyamuk. Kamu di sudut pintu kamar? Bagaimana dia, apakah masih mengeluarkan bunyi jika di buka? Ibu semut sering marah karenanya."

"Oh tidak, dia sudah tak berbunyi lagi. Ibu semut sekarang sudah bisa tenang menjaga telurnya."

"Akan kemana lagi kamu setelah ini?"

"Aku ingin ke dekat jendela, di sana banyak cahaya matahari, tampaknya bagus jika kubuat sarang di sana. Kalau kamu akan kemana?"

"Aku ingin ke pojok kamar, di sana ada bunga dalam pot. Sepertinya bagus untuk saramgku."

"Ah ya tapi hati-hati. Bunga itu sering dijenguk pemilik kamar, nanti sarangmu akan rusak sebelum selesai di buat."

"Oo baiklah, aku akan mencari tempat lain."

"Berjanjilah padaku, kamu akan mengunjungiku di jendela kamar!"

"Baiklah, sampai bertemu!"

Dua laba-laba berjalan saling menjauh. Mereka melintas dinding kamarku yang terlihat sempit bagiku, namun luas bagi mereka.

Di kamar ini, mereka saling berjanji untuk bertemu, sementara aku, tetap kesepian menunggu.

Grbgn, 16 Maret 2021
𝓒𝓪𝓽𝓪𝓽𝓪𝓷 𝔃𝓲𝓪𝓷𝓪 𝓪𝓫𝓲𝓪

Rangkaian KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang