39. Suara Kematian

4 0 0
                                    

Jelang petang aku duduk sendirian.
Entah bagaimana aku tiba-tiba berada disini, di salah satu sudut taman dekat rumahku.

Kulihat beberapa orang yang kukenal tengah berjalan dengan langkah yang terburu-buru. Yaaah, hari memang sudah petang, mereka pasti ingin cepat sampai di rumah.

"Hai!" teriakku pada beberapa orang yang sangat kukenal. Namun mereka tak menjawab, padahal jarakku dengan mereka tak terlalu jauh. Mereka juga berjalan dengan langkah terburu-buru.

Mengapa semua terlihat seperti diburu waktu? Pikirku.

Langit mulai gelap, aku beranjak pulang. Jalan masih ramai, namun aku kesepian.

Aku berdiri didepan rumahku. Ramai sekali kelihatannya. Kenapa Mama dan Papa tak memberi tahuku bahwa kami akan kedatangan tamu?

Sayup terdengar suara dari dalam rumah. Aku masuk sambil sesekali menyapa para tamu. Aaah... Mereka yang kulihat di taman tadi ternyata sedang di rumahku.

Aku tersenyum gembira, sepertinya Mama dan Papa tengah menyiapkan kejutan untuk aku. Perlahan kuhampiri sekelompok orang yang tengah duduk di ruang tengah.

"Halo semua! Aku disini!" sapaku pada mereka. Namun seperti di taman tadi, mereka semua hanya diam.

Akhirnya aku menyeruak ke tengah mereka, dan aku termagu.

Ada aku di sana, tengah terbujur kaku.

8.6.21
Ziana Abia

Rangkaian KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang