Tiga

63 11 1
                                    

Nia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nia

Sudah satu minggu semenjak kejadian Angeline masuk ke Rumah Sakit, Kavi tidak ada menghubungi atau sekedar mampir ke Caffe. Bukan maksud gue minta dikabarin atau didatangin, gue cuma merasa gak enak aja karena belum membalas perbuatannya.

Sebenarnya Kavi sempat bilang sewaktu makan siang dirumah gue minggu lalu, dia akan sibuk beberapa hari ini karena Perusahaan mau ada peluncuran baru. Gue memaklumi, tapi yang namanya manusia, sering berpikir hingga perasaan tak enak gue terus-terusan bermunculan.

Sempat adu argumen dengan batin sendiri, apa harus gue yang mendatanginya kesana dengan membawa beberapa makanan? Tapi, hal tersebut selalu urung gue lakukan karena takut menggangu dan juga gue sedekat apa sama dia sampai berani mendatangi kesana.

Beberapa hari ini juga gue sibuk mengurus Angeline seorang diri, pengasuhnya memundurkan diri dengan alasan ingin mengurus keluarga dikampung sana. Gue gak bisa melarang, lagi pula dia sudah terlalu lama bekerja sama gue hingga gak ada alasan lain buat gue gak melarangnya.

"Permisi Ibu, diluar ada yang mencari."

Gue menoleh tatkala melihat seseorang membuka pintu ruangan, "bilang tunggu sebentar," kata gue dan karyawan gue segera memundurkan diri.

Angeline sudah tertidur sehabis diminumi obat, didalam ruangan gue ada tempat tidur khusus untuk Angeline sehingga gue gak harus repot-repot untuk menidurkannya di sofa. Ketika gue melirik jam dinding, ternyata sudah memasuki waktu makan siang.

"Dimana?" Tanya gue ketika menemukan karyawan yang memanggil tadi.

"Dibawah Bu, meja nomor 8." Gue mengangguk lantas menuruni tangga.

Ruangan gue ada dilantai 2, tempatnya dipaling pojok karena sisi-sisi lain diisi untuk pengunjung. Ketika gue menyusuri lantai bawah untuk menemui seseorang yang katanya ingin bertemu, gue dikejutkan dengan seseorang yang seminggu ini hilang tanpa jejak. Rupanya Kavi yang ingin bertemu.

"Aku kira siapa, baru aja sampai?" Tanya gue sekedar basa-basi, lalu duduk didepannya.

"Iya, baru aja. Angeline gimana? Sudah sembuh?"

"Sudah, diatas lagi tidur."

"Keatas aja, takut Angeline bangun lo gak kedengaran lagi karena disini." Gue mengangguki ucapannya, tadi juga belum sempat memberitahu karyawan gue untuk sesekali menjenguk Angeline, daripada nanti kaget satu Caffe mendengar tangisan Angeline. Mending gue yang ada didekatnya.

"Kakak udah pesan? Kalau belum pesan dulu, nanti minta diantar ke atas."

"Lo sudah makan?"

Pasti, pasti dia mengalihkan pembicaraan hanya demi mengetahui gue sudah makan apa belum. Mungkin memang begini sifatnya, gue gak bisa juga mengelak karena keadaan gue pasti selalu sama dengan apa yang dia ucap.

Purpose;✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang