Tujuh Belas

53 10 1
                                    

Nia

Hari demi hari telah gue lalui, Angeline yang beberapa bulan lalu masih belajar cara berjalan, saat ini sudah bisa jalan sendiri. Meski harus tetap dijaga karena jalannya belum begitu stabil. Mungkin sudah ada sekitar 5 bulan berlalu, kehidupan gue masih sama seperti dulu, ya tetap sendiri walau gue nggak memungkiri kalau saat ini selalu ada seseorang yang menemani keseharian gue.

Semenjak Angeline memasuki umur 1 tahun, Kavi mulai banyak berubah, dia semakin dewasa, Kavi merubah cara bicaranya demi Angeline. Katanya Angeline diumur sekarang sudah mulai nangkap apa yang dibicarakan orang tuanya dan itu benar. Terkadang gue kalau ngobrol sama dia suka menyebut diri sendiri Mamah, hebatnya Angeline mengikuti meski gak begitu lancar.

"Mam,"

"Mam? Angeline mau mamam?"

"Mam, mam," dan kata-kata tersebut terus dia ulangi sampai gue selesai menyiapkan sarapan paginya. Baru deh dia mau diam, gue juga mengajari dia bagaimana memegang sendok, yang ujung-ujungnya makanan dia malah berantakan.

Gue pernah liat di sosial media, kalau mau mengajari anak untuk memegang sendok sendiri, sering-sering kasih dia busa atau spoon lembut dan biarin diremes-remes. Katanya bisa memperkuat saraf yang ada pada jari-jari mereka. Gue sih kalau setiap mandiin dia, selalu kasih itu.

Selain itu, Angeline ternyata semakin bertumbuh dia semakin pintar drama. Kapan itu Kavi nggak sengaja meluk gue tepat didepan Angeline, eh anaknya malah nangis kejer, begitu Kavi gendong dia malah diam terus meluk Kavi erat gitu. Gue jadi heran kenapa anak gue bisa iri begitu.

Sedih sih ngeliat pertumbuhan Angeline bisa secepat ini, gue jadi nggak rela karena takut Angeline ninggalin gue. Padahal umurnya sekarang baru 1 tahun 3 bulan, tapi bayangin deh, gue yang sejak awal mengandung Angeline sampai akhirnya menyapa dunia, lalu terus mengikuti bagaimana semakin hari semakin bertumbuhnya Angeline.

Suatu saat nanti pasti akan tiba dimana Angeline yang sudah dewasa, menggantikan posisi gue, secara bergantian merawat gue dan itu tuh rasanya, bikin gue pengen nangis. Kayak, kenapa ya waktu bisa secepat ini? Pasti pemikiran itu bakal selalu hadir disaat gue lagi menikmati waktu kebersamaan dengan Angeline. Mungkin dimasa-masa sekarang lah hal yang sering gue lakukan dengan Angeline akan terus teringat dibenak gue.

"Kenapa melamun?" Gue sampai baru sadar kalau sedari tadi ada Kavi yang memperhatikan gue. Dia datang pagi-pagi buta dan membangunkan gue serta Angeline. Terus bawa banyak bawaan yang isinya sayur serta lauknya.

Gara-gara gue bilang kalau stok dapur habis terus belum sempat belanja, tanpa memberitahu gue dia beli semua kebutuhan dapur.

"Sedih aja ngeliat perkembangan Angeline bisa secepat ini."

"Namanya hidup, roda waktu terus berputar, yang muda akan terus menua. Kamu cukup nikmati masa-masa ini, masa dimana melihat perkembangan Angeline yang semakin hari semakin tumbuh. Jangan sedih ya, masih pagi loh ini,"

"Yang bilang siang siapa?"

"Loh?"

"Haha, enggak bercanda. Kakak ih, pagi-pagi udah bikin aku makin sedih."

"Kan kamu yang mulai,"

"Iya sih,"

Aneh ya? Semakin hari kedekatan gue dengan Kavi sudah seperti gak memiliki penghalang. Semua dilakukan tanpa ada malu sama sekali, mungkin gue sudah terlanjur nyaman, jadi gue nggak harus menjaga batasan lagi.

"Rencana hari minggu nanti mau kemana?" Karena Kavi bertanya, gue jadi memikirkan hari minggu ini mau pergi kemana. Minggu sudah seperti menjadi hari wajib gue buat membawa Angeline jalan-jalan buat sekedar cuci mata. Kalau besarnya nanti jadi doyan jalan, kayaknya gue cukup menyalahkan diri sendiri yang terlalu memanjakan anak. Nggak apa-apa, gue manjain Angeline karena dia masih anak gue satu-satunya, yang sudah gue rawat sendiri.

Purpose;✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang