author pov
Sudah seminggu molynda menjadi pendiam, keysia dan orang tua keysia tidak tau harus berbuat apa. mereka sudah melakukan berbagai cara, membuat makanan kesukaan olyn, membelikan mainan dan berkunjung ke tempat favoritnya pun masih juga tidak membuat molynda kembali ceria. biasanya jalan ke tempat favorit olyn adalah hal yang paling ampuh untuk membujuk olyn saat olyn sedang merajuk. semua pengajar dan teman-teman di play group juga berusaha menghibur olyn tapi hasilnya pun tetap nihil.
"olyn, kamu kenapa? main yuk sama delia," bujuk delia sambil menunjukan mainannya. "aku ga mau main delia" jawab olyn
"Kenapa olyn ga mau main sama delia, kemarin kan olyn suka sama mainan delia" delia meraih tangan olyn supaya olyn memegang mainannya, tapi olyn malah menghempaskan mainan delia lalu berlari keluar kelas. delia pun menangis di perlakukan seperti itu oleh olyn, ibu cahaya yang mendengar delia menangis langsung menghampiri delia.
sedangkan di luar sana disebuah ayunan olyn menangis "kenapa sih delia dan anak-anak lain selalu dapet mainan baru dari ayah mereka tapi kenapa aku nggak?"
~
keysia pov
"key, lo kenapa sih diam aja?" tanya vira, kemudian menatap aku intens "lo ada masalah apa?"
sahabat ku satu ini memang paling jago membaca kondisi ku, apa lebih baik aku cerita ke vira.
"hey kok lo malah diam?"
" iya vir, gue bakal cerita sama lo"
aku mulai menceritakan semua hal yang terjadi kepada olyn, semua hal yang membuat anak ku selalu bersedih. aku dan vira sibuk dengan pikiran ku masing masing. aku memikirkan bagaimana bisa membuat olyn kembali bersemangat, kembali ceria.
Sekarang aku dan vira sedang menunggu olyn di depan gerbang play group. Vira memaksa ingin ikut karena ingin mengetahui perubahan olyn.
Dari pertama kali dia tau aku sedang mengandung olyn, dia lah orang yang paling peduli dan setia mendampingi aku selama masa kehamilan hingga melahirkan.
Ku lihat ibu cahaya membawa olyn kepada kami, "siang bu, bisa kita bicara sebentar?" Tanya bu cahaya kepada ku, "yaa bisa, ada apa ya bu?" Tanya ku penasaran. "Mari ikut sebentar keruangan saya" bu cahaya tersenyum ramah.
baru kali ini bu cahaya mengajak ku berbicara di ruangannya, ada apa ini? Apa yang telah dilakukan anak ku.
"Molynda, bunda bicara sebentar ya sama ibu cahaya. Kamu di sini sama ante vira," kata ku sambil mencium puncak kepala olyn.
"Vir titip olyn ya sebentar" di jawab anggukan oleh vira.
Aku mengikuti langkah bu cahaya keruangannya, "silahkan duduk bu" bu cahaya mempersilahkan ku duduk di hadapannya.
"Maaf bu sebenarnya ada apa ya?" Tanya ku tanpa basa basi.
"Begini bu, tadi molynda membuat temannya delia menangis". Hah, anak ku membuat delia menangis, ada apa lagi ini. Padahal mereka selalu akur bermain, jadi tidak mungkin dia membuat delia menangis.
"Delia menangis karena anak saya?bagaimana bisa bu? Mereka kan berteman dekat, mereka selalu bermain berdua di sekolah atau pun dirumah?" Tanya ku sangat penasaran,
"Ya bu, awalnya saya juga tidak menyangka molynda berbuat seperti itu karena biasanya dia bersikap lembut dan selalu berbagi dengan temannya. Tapi setelah saya tanya langsung kepada delia ternyata benar molynda lah yang membuat delia menangis." Penjelasan bu cahaya dengan nada menyesal.
"Bagaimana semua itu bisa terjadi?" Tanya ku terkejut.
"Saya tidak tahu bagaimana awal kejadiannya, tapi molynda membuang mainan delia setelah delia mengajak olyn yang sedang duduk sendirian untuk bermain."
Ya tuhan, kenapa anak ku jadi bertindak kasar seperti itu. Selama ini aku tidak pernah melihat dia bertindak kasar seperti itu.
"Terima kasih bu, saya permisi" aku menyalami bu cahaya dan segera bergegas pergi.
Di dalam mobil olyn hanya diam, dia yang biasanya selalu bercanda dengan vira tapi kini setiap vira bertanya dia hanya diam. Dia sibuk dengan pikirannya sendiri menghadap keluar jendela. Ya tuhan ada apa sebenarnya dengan anak ku. Aku mengusap wajah ku frustasi.
"Key kamu kenapa?" Vira mengusap bahu ku lembut. Aku hanya bisa tersenyum.
"Olyn bunda mau ngomong sebentar sama olyn bisa kan?" Tanya ku kepada olyn yang hendak berlari menuju kamarnya.
"Olyn cape bunda, olyn mau istirahat" tolak olyn dengan sedikit nada berteriak. Ya tuhan baru kali ini anak ku berteriak ketika berbicara dengan ku, dan baru kali ini pula dia menolak ketika aku mengajaknya berbicara. Ucapannya itu membuat emosi ku terpancing.
"Molynda, kenapa kamu berteriak ketika berbicara dengan bunda? Kenapa kamu di sekolah membuat delia menangis? Bunda tidak pernah mengajari kamu untuk jadi anak nakal." Aku membentak olyn, aku sangat emosi saat ini.
"Bunda jahat"...
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunda, dimana ayah ku ?
RomanceMolynda anatsha seorang anak berusia 3tahun yang di besarkan seorang diri oleh sang bunda, keysia bestari . bunda biasa memanggil molynda dengan nama olyn, olyn anak yang aktif, cerdas dan mudah berteman dengan siapa saja. sang bunda mulai memasukan...