Part 7

2.6K 94 6
                                    

Vira POV

Pagi ini aku, keysia dan kepoanakan ku tersayang sedang menikmati suasana pagi di tepi laut. Ya setelah kejadian kemarin siang yang sangat melelahkan malamnya kami memutuskan untuk pergi ke sini kebetulan pula sekarang adalah week end maka kami memutuskan untuk berlibur di cottage sekitar pantai berpasir putih. Aku dan keysia sangat menyukai suara deburan ombak ketika sedang sedih, suara deburan ombak bagaikan alunan lagu yang bisa membuat hati sedikit tenang ditambah aroma laut yang khas seperti candu buat kami. Dan kini sepertinya olyn juga sudah menyukai laut sperti kami. Olyn dan keysia menikmati hari libur mereka, setelah beberapa hari mereka merasaskan masalah yang tidak tahu kapan akan berakhir sepenuhnya.

"ante vir cini main sama olyn dan bunda" suara riang olyn sangat kami rindukan, tubuh olyn yang basah kini sudah terkubur sebagian oleh pasir. melihat mereka bermain membuat ku tidak mau menyia-nyiakan untuk bermain bersama mereka. suara riang, tawa dan canda olyn adalah penyemangat untuk aku dan pastinya keysia. aku salut dengan sahabat ku itu, dia mampu membesarkan olyn seorang diri. memberikan kasih sayang seorang ibu sekaligus seorang ayah, tidak banyak wanita yang mampu berjuang sendiri seperti itu. hujatan, makian dan cacian tidak membuatnya terpuruk tapi dia mampu bangkit dengan tangannya sendiri.

Tuhan jangan biarkan kebahagiaan mereka saat ini hilang, biarkan lah senyum di bibir mereka tetap mengembang seperti itu. kebahagiaan yang hanya bisa mereka ciptakan sendiri, kebahagian yang hanya bisa mereka raih sendiri.

 "vir, kenapa lo senyum senyum sendiri dari tadi?" aahh keysia kau membuat ku kembali ke alam nyata.

"ga apa apa key, gue cuma senang sekarang olyn sudah kembali ceria" jawab ku jujur

"ya vir, gue juga senang. seneng banget makasi ya vir lo selalu ada disamping gue" keysia memeluk ku erat,

"bunda, ante.." kami sama sama menengok ke arah olyn

"olyn juga mau di peluk" aku dan keysia saling menatap dan tersenyum

"sini sayang" kami bertiga saling berpelukan. tidak ada lagi tangis dari kedua orang yang sangat ku sayang. terima kasih tuhan.

~

 keysia POV

senang rasanya bisa melihat bidadari ku sudah kembali seperti dulu, kembali memiliki tawa dan canda. kini ku bisa melihat senyum dalam tidurnya lagi, tidur yang begitu tenang dan damai. aku pun tidak menyangka anak ku meminta maaf terlebih dahulu kepada ku. 

aku menghampiri vira yang sedang duduk di gazebo tepat di atas laut cottage kami, dia terlihat sangat menikmati suasana disini. sudah terlalu lama ternyata kami tidak kesini, terakhir saat aku mengandung olyn.

"vir, sudah lama ya kita tidak ke sini" tanya ku ketika duduk tepat di samping vira.

"ya key, terakhir kesini saat lo hamil" aku mengangguk.

"vir makasi ya lo selalu ada di samping gue saat gue butuh" aku mengengam tangan vira "gue ga tau gimana jadinya gue kalau ga ada lo disamping gue, pasti gue ga akan sekuat ini membesarkan olyn sendiri" ya aku tidak akan mampu membesarkan olyn sendiri kalau ga ada vira yang selalu memberikan ku support, dia sudah seperti adik ku. 

"ya key, gue juga berterima kasih sama lo. lo selalu ada buat gue. lo udah temanin gue yang cuma sebatang kara di dunia ini. lo udah kaya kakak buat gue key, papa dan mama lo juga udah sayangin gue seperti anak mereka. tanpa lo dan orang tua lo pasti gue udah terjerumus di dunia gelap key" vira menangis di dalam pelukan ku, ya sekarang vira memang hidup sebatang kara. orang tuanya meninggal saat dia baru mulai kuliah. jangan pisahkan kami tuhan, karena kami masih saling membutuhkan.

"Bunda, ante ngapain duduk cini"

Suara olyn membuat pelukan kami terlepas,

"Kok olyn bangun sayang, kan olyn baru bobo?"

Tanya ku.

"Olyn laper bunda" jawab olyn sambil mengelus elus perutnya.

"Hahahhahaa.. lucu banget kamu sayang, sini cium ante" vira yang gemas melihat tingkah laku olyn langsung mengendongnya dan menciuminnya tanpa ampun.

"Ante udah ante.. ciuman ante bauuu" ucap olyn sambil menutup hidungnya seolah mencium bau dari vira.

"Ante ga bau ahh" vira mengendus dirinya sendiri.

"Iya lah itu kan idung ante cendili yang cium, kalau idung olyn yang cium mah hhmmmm baauuu" ucap olyn sambil mengendus badan vira.

Mau tak mau aku pun ikut tertawa melihat tingkah mereka berdua. Pipi olyn mengembung dan memerah karena menahan nafas. Sebenarnya vira tidak bau, tapi begitu lah olyn jika sudah dekat dengan vira selalu saja jahil. Kalian mau tahu kejahilannya itu bersumber dari siapa? Ya ajaran dari si korban kejahilan olyn sekarang. Hahhahaa...

~

Author POV

Sekarang mereka bertiga sedang menikmati sunset di tepi pantai. Kesenangan mereka hari ini tidak akan terganti oleh apa pun. Kebahagian seutuhnya karena keceriaan olyn telah kembali.

Entah dengan cara apa pun mereka ingin tetap mempertahankan keceriaan olyn, mereka tidak ingin keceriaan itu hilang lagi. Olyn bagaikan sumber kebahagiaan mereka, sumber semangat mereka dan sumber kehidupan mereka.

"Bunda langitnya bagus, mataharinya mau ngumpet ya bunda?"

Tanya polos olyn kepada keysia. keysia dan vira tersenyum mendengar kepolosan olyn.

"Itu namanya sunset, atau matahari terbenam"

Jelas vira kepada olyn.

"Kenapa matahari itu terbenam?" Tanya olyn penasaran.

"Matahari itu terbenam karena dia ingin memberitahu kita kalau bulan dan bintang di malam hari itu indah, terus mataharinya juga mempersiapkan dirinya untuk menyinari kita besok" Jelas keysia.

"Ohh gitu ya bunda"

"Iya sayang" keysia mencium puncak kepala olyn.

"Berarti ayah olyn sama kaya matahari ya bunda, dia sekarang tengelam tapi nanti dia dateng buat nemenin kita"

Pernyataan olyn sontak membuat keysia meneteskan air mata, keysia tidak menyangka anaknya bisa bicara seperti itu tanpa pernah keysia jelaskan tentang ayahnya. vira mengengam tangan keysia berupaya untuk memberikan kekuatan untuk sahabatnya.

"Iya sayang iya.."

Air mata keysia mengalir, dia tidak sanggup untuk membendungnya lagi.

Bunda, dimana ayah ku ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang