part 8

2.6K 101 3
                                    

Maaf mungkin cerita ini sedikit aneh, saya tiba2 saja kehabisan ide.. dan di cerita ini ada banyak typo..

Sebelumnya makasi ya udah membaca

Keysia Pov

"Berarti ayah olyn sama kaya matahari ya bunda, dia sekarang tengelam tapi nanti dia dateng buat nemenin kita"

Perkataan olyn selalu tergiang di pikiran ku, aku tidak pernah menjelaskan atau pun menceritakan tentang ayahnya. Sedikit pun aku tidak pernah menyebut ayahnya, tapi kenapa anak ku bisa mengatakan semua itu.

Sejak olyn di dalam kandungan pikiran seperti ini yang selalu membuat ku stres, aku takut suatu saat anak ku menanyakan semua ini tapi kenapa harus secepat ini.

Aku mengusap wajah ku frustasi, aku sadar penampilan ku saat ini sangat berantakan.

Setiap orang yang lewat pun sudah grasak grusuk membicarakan penampilan ku yang kacau.

Aku tidak peduli kalau orang orang melihat ku dalam keadaan seperti ini, aku sudah tidak peduli dengan omongan mereka. Yang aku pikirkan saat ini gimana aku bisa menceritakan kepada olyn. apa aku harus menceritakan kepada anak ku.

"arrgghhh ... aku tidak siap.. aku tidak siap" aku berteriak. menjambak rambutku frustasi.

"key" vira langsung menarik tangan ku, dia menarikku keluar bar dengan kasar. aku ga bisa menahan tarikan tangan vira, kepala ku sudah terlalu berat akibat minuman yang baru saja aku minum. Aku mengikuti langkah vira yang menarik ku ke arah sisi pantai, ke tempat yang lebih sepi lalu menghempaskan tangan ku kasar.

"gue dari tadi nyariin lo, olyn dari tadi ga bisa tidur karena ga ada lo. sekarang gue malah nemuin lo di bar dan .." vira mengendus ke arah ku "astaga lo mabok key"

"gue ga mabok vir, gue cuma minum sedikit"

"lo udah janji sama gue kalau lo ga akan minum lagi" hhmmm janji.. kapan aku pernah janji.

"hhmmm gue lupaa" jawab ku sambil menjatuhkan diri ke pasir karena terlalu pusing.

"Key key.. lo mau anak lo liat keadaan bundanya seperti ini? Mau bilang apa gue nanti ke dia pas dia liat keadaan lo sekacau ini, bilang gitu kalau bundanya abis minum di bar terus mabok?"

Ya tuhan... aku lupa kalau anak ku bisa saja melihat aku dalam keadaan mabuk seperti ini.

"Dimana anak ku?" Aku mencoba berdiri tapi gagal karena kepala ku terlalu sakit.

"Dia sudah tidur di kamar"

Ahhh sukur kalau olyn sudah tidur di kamar, hah kamar? Berarti sekarang anak ku sendirian di kamar cottage? Aku langsung berdiri, sakit kepala ku hilang seketika saat panik mendengar olyn di kamar cottage sendirian. Aku langsung melotot ke arah vira, tega sekali dia membiarkan olyn sendirian.

"Tenang, gue ga mungkin ninggalin olyn sendirian. Gue tadi minta salah satu petugas cottage nungguin olyn tidur sampe kita kembali"

Vira menjelaskan sebelum pertanyaan itu keluar dari mulut ku sendiri. Aku lega mendengar kalau olyn ga sendirian di kamar, karena bisa saja dia menangis saat bangun karena tidak ada siapa siapa.

"Lo kenapa sampe minum minum begini key?"

Aku terduduk kembali di pasir, aku kembali teringat ucapan olyn. Ucapan yang membuat dunia ku seketika terasa berhenti. Anak sekecil dan sepolos olyn berbicara seperti itu.

"Gue bingung vir"

Aku membenamkan kepala ku di antara kedua kaki ku. Aku memejamkan kan mata, dan berharap kalau semua ini hanya mimpi.

"Lo kepikiran omongan anak lo tadi?"

Vira menebak tepat sasaran, aku mengangukan kepala.

"Key, olyn terlalu cerdas dan peka terhadap sekitar untuk anak se usia dia"

vira benar olyn terlalu peka terhadap sekitar, dia selalu tau cara untuk menghibur orang di sekitarnya. Di saat anak anak lain seusianya asik bermain tanpa peduli dengan sekitarnya tapi dia tidak. saat aku tergeletak lelah pulang kerja olyn langsung mengambilkan aku minum dan memijit kepala ku tanpa disuruh. Aku tersenyum mengingat perlakuan anak ku.

"Lo harus ceritain semuanya sama olyn key"

Aku kaget mendengar omongan vira, bisa bisa nya dia menyuruh ku menceritakan semua itu kepada olyn yang masih kecil seperti ini.

"Gue ga bisa vir, olyn masih terlalu kecil"

Aku ga bisa, aku ga bisa...

Aku ga mau anak ku yang masih sekecil ini tau permasalahan yang berat ini.

Aku ga mau anak ku terbebani dengan semua masalah ku.

"Lo pikirin baik baik key, olyn udah seharusnya tau kemana ayahnya. Lo mau dia sedih seperti kemarin?" Aku terdiam, Aku ga mau anak ku sedih lagi, kejadian kemarin membuat hati ku terasa sakit. Sudah cukup aku membuat anak ku sedih. Tapi aku ga mau anak ku tau siapa ayahnya.

"Hayo kita kembali ke kamar sebelum olyn bangun dan mencari kita"

Aku beranjak dari duduk ku, menyusul vira yang sudah jalan jauh di depan ku.

"Sampai kapan aku menyembunyikan semua ini dari anak ku" ucapku dalam hati.

aku memperhatikan anak ku yang sedang tidur terlelap setelah membersihkan diri mengilangkan bau alkohol dan rokok yang menempel di tubuh ku.

Sangat tenang hati ku melihat bidadari ku tertidur lelap tanpa beban sedikit pun. Begitu nyaman, sesekali terlihat senyum di bibirnya menandakan bahwa dia sedang bermimpi indah. Aku takut menghancurkan semua mimpi indahnya jika aku tetap menceritakan kisah nyata di kehidupan ini. Ya tuhan, aku harus berbuat apa? Aku binggung tuhan..

Bisa kah aku tetap mempertahankan senyuman itu, bisa kah aku tetap membuatnya bahagia.

"Key, hanya lo yang tau semua jawabannya"

Suara itu terdengar di kepala ku.

Bunda, dimana ayah ku ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang