"Ca, Juna kemana?" Tanya Evan ke gue.
"Kok tanya gue Van, emang dia kemana?" tanya gue balik.
"Dia nggak masuk hari ini. Tanpa keterangan."
"Tanpa keterangan?"
"Iya, makanya gue tanya lo siapa tau lo tu dia dimana."
"Nggak Van, gue nggak ada sama sekali kontakan sama dia."
"Oke deh nanti kalau ada kabar, hubungi gue ya."
Gue menjawab ucapan Evan hanya dengan mengangguk. Juna tidak masuk tanpa keterangan? Tidak biasanya dia seperti itu.
Gistara
Juna?
"Ra. Raraa. RAA! Kenapa sih lo? Dipanggil juga diem aja." Teriak Lita.
"ha apa?" jawab gue agak kaget.
"Lo kenapa sih? Bengong aja daritadi. Kenapa? Ada masalah di rumah, lo?"
"enggak. Nggak papa sih."
"Ra lo kalo bohong mending nggak usah, muka lo ngga mendukung. Kenapa, cepet cerita?"
"Nggak papa Ta, lo kan udah tau gue emang kayak gini biasanya."
"heh dugong, gue udah kenal lo hampir 4 tahun ya, jadi nggak usah sok menutup-nutupi sesuatu dari gue deh. Cepet cerita atau nggak lo nanti malem nggak bakalan tenang."
"apaan sih Ta, dangdut banget lo. Gue nggak papa Litaaa. Beneran deh, gue kalau ada apa apa pasti bakal cerita, tapi emang sekarang gue nggak lagi ada apa-apa."
"Gelap ah Ra. Awas aja lo sampe bohong."
"Iya."
Maaf Ta, tapi gue emang bohong. Yang gue omongin sama lo tadi itu bohong. Gue lagi ada apa-apa. Gue juga nggak tau gue kenapa. Gue nggak paham sama diri gue sendiri. Kenapa gue jadi kayak gini sih? Kenapa sama diri gue.
~ ~
Kadang gue nggak paham sama jalan pikiran gue. Contohnya seperti sekarang, semenjak pulang sekolah tadi pikiran gua kayanya ngga ikut sama gue. Entah keliling kemana. Otak gue dipenuhi dengan satu nama yang buat gue bisa dibilang nggak tenang sejak tahu fakta bahwa dia nggak masuk sekolah.
Iya, Juna. Daritadi seseorang bernama Arjuna udah stuck di otak gue. Pertanyaan-pertanyaan yang tidak pernah gue pikirkan atau bahkan tidak harus ada, kini malah terus berputar di otak gue.
Nggak biasaya Juna nggak masuk tanpa keterangan gini? Apa Juna sakit tapi nggak sempet beri kabar sama siapapun? Apa Juna ada kepentingan keluarga? Juna kemana sih kok nggak ada kabar, bahkan chat gue aja masih belum diterima?
Entah gue berhak atau tidak untuk mengkhawatirkan Juna, tapi otak gue nggak bisa jauh sama keadaan Juna hari ini.
"Ngelamun aja lo, mikirin apaan hayoo?" Tegur bang Natha ke gue.
"enggak."
"Nggak, nggak. Lo udah punya pacar ya?"
"apaan sih, nggak jelas lo."
"Biasanya kalau seseorang bengong sama diem aja itu lagi pikirin pacarnya yang nggak ada kabar hari ini."
Entah kenapa seketika gue diam, bukan maksud gue membenarkan semua apa yang diucapkan sama bang Natha namun, ucapan tentang nggak ada kabar. Kenapa related sama yang gue alami sekarang. namun bedanya gue bukan pacar Juna, gue cuma khawatir sama Juna sebagai teman. Garis bawahi itu, Teman.
KAMU SEDANG MEMBACA
(n) Realm
Teen Fiction(n) berarti 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢. perihal dunia apa yang akan membebaskan aku, aku benar-benar mengharapkan dia di sampingku. . . sebelumnya udah pernah publish cerita ini tapi kurang srek sama jalan ceritanya, kurang jelas siapa roleplaynya, pokok ngga jel...