"Ra, abang mau bicara." Ucap bang Natha setelah membuka pintu kamar gue. "tinggalin sebentar, abang mau bicara serius." Lanjutnya. Setelah itu gue meninggalkan meja belajar dan menuju ka karpet di depan tempat tidur gua dimana abang Natha duduk bersila.
"sini duduk," ucap bang natha dengan menepuk-nepuk tempat kosong disebelahnya.
"mau bicara apa?" Tanya gue.
"kemarin lo kenapa diem aja waktu gua cerita tentang masalah ayah sama bunda?"
"terus kalau gue nggak diem, gue harus ngapain?"
"nggak gitu Ra, kenapa lo nggak kaget sama masalah mereka. Seharusnya lo shock atau apa gitu. Gua tau dari mulut mereka langsung aja speechless. Kenapa? Apa yang lo tutupi dari gue?"
"nggak ada."
"Ra jawab, dengan lo Cuma omong begitu pasti ada yang lo sembunyiin dari gue?"
"abang Cuma Tanya kan? Udah gue jawab. Selesai. Mau apa lagi?"
"Gistara." Panggil abang gue dengan tatapan yang siap membunuh gue kapan saja.
"apa?"
"jawab, apa yang lo sembunyiin? Apa jangan-jangan lo udah tau masalah ini dari awal?" Tanya bang Natha. Dan gue dengan bodohnya tidak merespon ucapan bang Natha.
"lo beneran udah tau? Kenapa lo nggak pernah bilang? Lo gila ya?"
"apasih? Tadi bang natha Cuma tanya kan? Udah gue jawab, nggak ada. Selesai. Bang Natha bisa keluar dari kamar Rara."
"Gistara jawab yang sebenernya, sebelum-"
"iya. Gue udah tau masalah ini." jawab gue, dan respon bang Natha diam sebentar.
"kenapa lo diem aja? Kenapa ngga bilang ke gue? Cuma gue yang gatau masalah ini kayaknya. Kalau lo bilang ke gue mulai awal kejadian itu ngga akan terjadi."
"ha? Maksud abang apa? Maksud ucapan abang apa? Jadi kejadian itu gara-gara gue gitu? Iya?"
"lo seharusnya bilang lebih awal masalah ini ke gue."
"kalau gue bilang lebih awal ke abang, abang mau ngapain emang? Mau mutusin ayah sama pacarnya terus suruh ayah lebih setia ke bunda gitu?"
"seenggaknya lo bilang ke gue Ra,"
"kalau abang malah memposisikan gue sebagai penyebab kejadian itu, mending abang pergi dari kamar Rara. Rara cepek."
"jelasin lo tau mulai kapan?" Tanya abang Natha dan dengan hati terpaksan gue menjelaskan awal mula gue tau ayah selingkuh dari bunda.
"gue Cuma tau ayah selingkuh udah itu aja dan gue nggak tau kalau bunda juga tau atau masalah ayah udah ketahuan 3 kali selingkuh, itu gue nggak tau sama sekali. Dan kejadian itu, gue udah antisipasi dari semenjak gue tau ayah selingkuh dari bunda, atau bisa dikatakan gue udah mempersiapkan diri dari jauh-jauh hari."
"lo gila ya? Kenapa lo pendem sendiri sih anjing?"
"ya gue harus gimana bang? Gue harus teriak-teriak ke semua orang gitu kalau ayah selingkuh. Gue juga bingung gue harus apa. Toh kalau suatu saat bunda sama ayah bakalan cerai gue udah antisipasi."
"gila lo? Kenapa mereka harus cerai, lo masih sekolah. Nggak, nggak bisa dibiarin."
"terserah lo, lo mau apa gua nggak akan bantu lo. Asal lo tau bang, temen-temen gue pada bilang kalau cinta pertama mereka itu ayahnya sedangkan gue? Cinta pertama gue udah di patahkan sama ayah sendiri. Gue capek, gue mau istirahat. Abang bisa keluar dari kamar Rara."
KAMU SEDANG MEMBACA
(n) Realm
Teen Fiction(n) berarti 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢. perihal dunia apa yang akan membebaskan aku, aku benar-benar mengharapkan dia di sampingku. . . sebelumnya udah pernah publish cerita ini tapi kurang srek sama jalan ceritanya, kurang jelas siapa roleplaynya, pokok ngga jel...