"Mas Juna? Ada didalam?" panggil bi Wati sambil mengetuk pintu kamar Juna.
"iya bi, masuk aja nggak apa. Pintunya nggak dikunci kok." Teriak Juna dari dalam kamarnya.
"Mas Juna dipanggil sama papahnya mas Juna sekarang," ucap Bi Wati setelah membuka pintu kamar Juna.
"aku bi?" tanyanya memmastikan.
"iya mas, dirumah ini yang namanya Juna siapa lagi."
Tanpa merespon ucapan Bi Wati, Juna segera menemui papanya yang ada dikamar. Dengan membuka pintu kamar papanya pelan-pelan, Juna segera masuk dan duduk di pinggiran Kasur yang ditiduri oleh papanya.
"papa manggi Juna?" tanya Juna.
Papanya mengangguk. "Papa mau bicara sama kamu," ucap papa Juna.
"bicara apa?" Tanpa membalas pertanyaan Juna, papanya memberikan selembar kertas kepada Juna.
"Ini apa pa?"
"baca saja,"
"mmaksudnya- papa nggak lagi bercanda kan?"
"nggak, ini cara untuk membuat kamu bisa lebih dari kakakmu."
"pah, tapi nggak gini caranya.."
"turutin kemauan papa, atau kamu mau melihat papa meninggal di depan kamu?"
Untuk kesekian kalinya Juna mengalah. Ia benci dengan papanya, jelas. Namun, hanya sekedar untuk menolak permintaan papanya saja ia tidak bisa.
~ ~
Hari ini vibesnya berasa beda banget menurut gue, kaya hari ini mood gue bener-bener baik. Hampir di depan semua orang yang gue lewatin, gue senyumin. Kalau kata orang-orang ini namanya kasmaran. Haha kasmaran. Jijik banget. Tapi gue nggak membenarkan itu semua, karena nyatanya gua sama dia cuma teman katanya.
Its okay, Ra.
"Ra? Mood lo hari ini kayaknya baik banget ada apa?" tanya Lita.
"ha? Kelihatan ya?"
"gimana nggak kelihatan, lo dari pagi aja wajah lo kayak habis dapet jatah dari sugar daddy,"
"heh ya nggak gitu juga kali,"
"ada apa, coba cerita,"
"nggak ada apa-apa sih sebenernya, cuma ya hari ini mood gue lagi baik."
"hilih, boong lu,"
"yaudah kalau nggak percaya, orang gue yang ngerasain kok lo yang sewot."
"gila nih orang la-" belum selesai Lita bicara Juna tiba-tiba aja memotong pembicaraan gue sama Lita.
"Ca," panggil Juna ke gue.
"ape lu ca, ce, ca, ce mulu," itu Lita bukan gue.
"ini," ucap Juna sambil memberikan sebuah bracelet ke gue.
"hah? Apa?" jawab gue masih bingung dengan ucapan Juna.
"buat lo," katanya.
"buat apaan,"
"dipake lah Ca,"
"waduh, waduh ada apa ini gerangan. Sepertinya gua jadi obat nyamuk disini,"
"mulut lo diem atau gue tampol," sekali lagi itu bukan gue, tapi Juna yang bilang.
"oke, mmm- makasih." Ucap gue agak bingung.
Setelah gue bilang ucapan terimakasih, bukannya Juna pergi malah mengambil tempat disamping meja gue dan duduk dengan manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
(n) Realm
Teen Fiction(n) berarti 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢. perihal dunia apa yang akan membebaskan aku, aku benar-benar mengharapkan dia di sampingku. . . sebelumnya udah pernah publish cerita ini tapi kurang srek sama jalan ceritanya, kurang jelas siapa roleplaynya, pokok ngga jel...