Chapter 4 [Sudah Direvisi]

3K 401 7
                                    

Setelah pembicaraan singkat dengan Emma dan Norman, [Name] beranjak naik ke atas kasurnya. Ia duduk sambil memeluk lututnya dan mulai termenung.

Waktu sudah berlalu dan jam mulai menunjukkan pukul 01.00 malam, namun [Name] masih terjaga. Air mata perlahan meluncur di pipinya setetes demi setetes, lalu tak berapa lama kemudian tetesan itu mulai berubah menjadi aliran deras.

[Name] menangis sesenggukan, dan untuk mencegah isakan nya keluar ia menutup mulutnya, mencoba untuk menangis tanpa suara. Merasa lelah, [Name] merebahkan tubuhnya, dan perlahan dia pun tertidur.

×××

[Name] POV

Aku terbangun pukul setengah enam pagi dan duduk di atas kasur dengan kesadaran yang masih belum sepenuhnya kembali. Memori semalam mulai memasuki ingatanku, membuatku menghela nafas pelan dan akhirnya bangun dari tempat tidur.

Aku berdiri lalu mengikat rambutku yang sudah mulai panjang. Sambil memandang pantulanku di cermin, aku menepuk pipiku pelan dan mengepalkan kedua tanganku dengan senyum cerah.

"Mari kita bersikap seperti biasanya agar mama tidak curiga!"

×××

Aku memasuki ruang makan sambil membenarkan kancing kemejaku yang tidak terkancing. Mataku menelusuri melihat anak-anak yang sedang bercanda dan merapikan meja makan sampai akhirnya pandanganku berhenti kepada Norman, Emma, dan Mama.

Norman tampak sedang membisikkan sesuatu kepada Emma, lalu pergi begitu saja. Sedangkan Emma wajahnya dipenuhi ketakutan. Aku mengambil nafas dalam-dalam lalu menghampiri mereka.

"Selamat pagi Mama. Emma juga, selamat pagi!" Aku berucap dengan nada ceria yang dibuat-buat, bisa ku rasakan setetes keringat dingin di pelipisku.

"Selamat pagi, [Name]." balas Isabella sambil tersenyum seperti biasanya.

Tangan kananku merangkul bahu Emma, dan diam-diam mengusap punggungnya agar gadis bersurai mentari itu merasa lebih rileks walau hanya sedikit.

"Mama, apa ada yang bisa aku bantu? Aku tidak enak jika hanya diam dan mengobrol seperti ini, tanganku gatal ingin membantu." ucapku.

Mama berpikir sebentar lalu memberikan tumpukan piring kepadaku.

"Kalau [Name] sangat ingin membantu, tolong rapikan piring-piring ini di atas meja, ya?"

Aku menerima piring-piring itu sambil tersenyum.

"Baik, Mama!"

Aku mendekati Emma lalu berbisik,

"Emma, lenturkan bahumu sedikit dan cobalah bersikap seperti biasanya."

Dan setelah itu aku melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Isabella.

×××

Author POV.

Sarapan baru saja selesai dan [Name] baru saja selesai mencuci piring. Ia berniat untuk pergi ke ruangan para bayi sebelum tiba-tiba Norman menarik lengannya ke ruang tes, ada Emma juga di sana.

Norman bersandar di tembok dan membuka suara.

"Dengar Emma, kita harus bersikap seperti biasanya. Kemarin kita telah melanggar peraturan dan pergi ke gerbang, tapi untungnya kita tidak ketahuan."

"T-Tapi Little Bunny-nya..." Cicit Emma dengan gugup.

"Mama pasti sudah mengetahuinya, tapi ia tidak tahu siapa yang meninggalkan boneka itu di sana. Jadi untuk saat ini bisa dibilang kalau kita masih aman." Ucap [Name], ia duduk di salah satu kursi.

Equanimity [TPN x Reader] - [Sedang Direvisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang