🌺Episode 3.2☀️

2.2K 341 41
                                    

🔗 Family [2Sung] 🔗
⌨️ Original Author @Crowcakes ⌨️
🌸 Rewrite by JiesugiChigasaki12 ☀️



Wah dua bulan sekali baru update, ntar chap berikutnya pasti tiga bulan sekali(◔‿◔). Yang sabar yah, mungkin ff ini tamat kalau kamu udah punya anak atau cucu(✿^‿^)





























































Departemen Kepolisian Seoul, pukul 08.00 pagi...

Sungchan duduk di ruangannya menghadap layar komputer yang menunjukkan beberapa foto-foto kasus pembunuhan dan profil korban penculikan. Namja tampan itu bekerja serius mengetik di atas keyboard, membuat laporan. Sesekali ia memijat pertemuan pelipis dan hidungnya kemudian mendesah lelah. Kasus yang ditanganinya cukup membuat sel otaknya diperah dengan keras.

Sungchan sedang menghempaskan punggungnya ke sandaran kursi saat pintu ruangannya terbuka lebar, menampilkan sosok Haechan yang datang membawa setumpuk dokumen.

"Hai, Sungchan." Namja berambut merah tua itu menyapa singkat. Kemudian meletakkan lembaran tadi di atas meja Sungchan. "Bagaimana dengan kasusnya? Apakah ada perkembangan?"

Sungchan mengangkat kedua tangannya, menyerah. "Tidak. Aku buntu."

"That's too bad. Jaehyun hyung memintaku untuk mengatakan padamu kalau kau harus secepatnya menyelesaikan kasus itu. Kau tahu, masyarakat sekarang mulai bersikap terlalu ... err,apa ya istilah tepatnya."

"Khawatir dan takut, begitu?" Sela Sungchan.

Haechan mendesah. "Yup! Bisa dikatakan seperti itu," Ujarnya sembari meraih bangku dan duduk dihadapan Sungchan. "Kasus penculikan dan pembunuhan anak mulai meningkat 5% dari tahun sebelumnya dan ini membuat para ibu sangat cemas. Kau tahu berapa kali aku menerima laporan kehilangan anak dalam satu minggu ini?"

"Dua puluh kali?" Sungchan menebak.

"Well, tidak sebanyak itu, hanya 4 kali dalam seminggu dan laporannya mengatakan kalau anak mereka semua diculik. Padahal anak-anak itu hanya menginap di rumah temannya. God!" namja itu memutar bola matanya dengan jengkel.

"Setiap ibu selalu cemas akan keselamatan anak mereka. Itu wajar saja mengingat kita masih punya
serial killer yang belum ditemukan," sahut Sungchan sembari menatap wajah para korban di depan laptopnya. "Kenapa dia harus menculik dan membunuh anak-anak?" Gumamnya pelan.

"Entahlah, mungkin sejenis pedophile atau semacamnya?" Sahut Haechan malas.

"Tapi ini pembunuhan yang mengerikan," sanggah Sungchan. Ia mengambil satu dokumen dari laci meja dan menyerahkannya pada namja itu. "Coba lihat TKP serta cara membunuhnya. Sudah dipastikan kita bermain petak-umpet dengan pembunuh berdarah dingin," jelasnya lagi.

Haechan membolak-balikkan lembaran kertas serta foto-foto korban di tempat kejadian perkara. Semua gambar itu sangat menjijikan dengan potongan tubuh yang terkubur di dalam tanah, seakan-akan pembunuhnya sengaja menimbun potongan tubuh tadi dengan sembarangan agar polisi bisa menemukannya.

'Mutilasi.' Lee Haechan berbicara dalam hati saat melihat foto tersebut.

"Tepat sekali, Haechan! Ini mutilasi yang mengerikan," Kata Sungchan.

Haechan mendongak menatap sahabatnya itu dengan pandangan heran. "Kau punya kekuatan untuk membaca pikiranku?"

"Tidak, aku tidak punya kekuatan konyol macam itu. Aku hanya menebak dari raut wajahmu saja," Gelak Sungchan dengan kekeh ringan.

Family [2sung Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang