13 : So Cool

671 53 0
                                    

"Ada sesuatu yang disembunyikan kayaknya..."


.

"Nggak Taufan sama Gempa, Yaya, Ying, dan Natalia pun lama banget keluarnya," gerutu Gopal sambil menghentakkan kakinya kesal.

"Sabar, nggak lama pasti muncul," balas Fang.

Gopal berdehem. "Kalau ada nominasi kategori menunggu paling lama, kita pasti juaranya."

"Ck!" Fang memutar bola matanya malas. "Alay!"

"Males ah, gak mendukung banget jadi teman!"

"Untung disini ada tempat duduk, kalau nggak, paling sudah ku penyet-penyet mereka biar jadi manusia penyet!" lanjut Gopal.

"Ngomel terus, kalah Taufan.."

"Kenapa? Iri?"

Fang menghela napas, memang sangat berat menghadapi anak satu ini.

"Bergaul sama Halilintar kayaknya not bad," ujar Fang lalu pindah posisi duduknya disamping Halilintar.

"Idih." Gopal menambahkan. "Emang Hali mau bergaul sama kamu?"

Fang mengangguk. "Mau dong, kan aku populer."

"Populer asli itu diakui, bukan mengakui."

"Yang penting populer."

"Idih?"

"Kenapa?" tanya Ying tiba-tiba muncul.

Gopal tersentak. "Rata-rata yang namanya Ying itu pasti setan, tiba-tiba muncul tanpa diundang."

"Jelangkung dong?"

"Akhirnya sadar."

Dengan kekuatan power ranger, Ying memukul Gopal. "Sialan, kamu yang setan!"

"Kamu lah, tiba-tiba muncul."

"Doyan ngabisin makanan itu juga juga setan!" Ying tidak mau kalah.

"Suara cempreng juga setan."

"Apaan sih? Mau ku pukul pake sapu?!"

Gopal tertawa sinis. "Nah, ini nih, sikap yang disukai setan, fix kamu setan!"

"Senyum sinis itu juga sikap yang disukai setan."

"Yang penting nggak mukul."

"The real setan itu kamu, soalnya berteman sama landak."

Terkejut mendengar nama ejekannya disebut, Fang langsung naik darah. "Apaan?!"

"Hah tuh, dia merasa.."

Gopal terkekeh. "Kamu juga dong? Kan kita berteman semua?"

"Ogah aku mah, kamu aja. Aku kan berteman sama Yaya dan Natalia."

"Nah, setan tuh! Milih-milih teman!"

Natalia menatap Yaya dengan senyum kikuknya. "Er.. Yaya, jangan tertekan ya.."

Yaya mengangguk canggung.

"Nggak mau ngalah sama cewek juga termasuk setan."

"Aneh ya kalian.. setan kok ngatai setan."

Ying dan Gopal menatap bergantian. "Wah setan beneran nih kayaknya, sebelas duabelas sama Ying, tiba-tiba muncul."

Kesabaran setebal catatan materinya kini perlahan terkikis. "Sudah Ying, ayo kita jalan duluan," cegah Natalia.

"Kebiasaan Gopal kalau ngomong nggak pernah ngaca. Padahal kan dia juga setan."

Gopal meliriknya. "Nggak apa-apa sih.. seenggaknya aku setan yang nggak hobi ditungguin."

"Wah nyindir nih kayaknya," seru Gempa.

"Darimana aja, hah?! Lama banget keluarnya, ngapain coba?"

Taufan tertawa kecil. "Kamu nanya?"

Gopal memukulnya. "Sudah, ayo pulang!"

"Kembaranku ini pasti khawatir ya.. kalau Taufan yang cakep belum keluar kelas? Pasti dong!" Taufan bergelayut manja namun ditepis Halilintar.

"Dingin amat sih! Perasaan kembaran yang satunya nggak sedingin itu," kata Taufan sambil menatap Gempa, lalu melanjutkan. "Dulu ibu ngidam apa ya waktu hamil kamu? Masa iya ngidam es batu segebok?"

"Banyak omong teman setan," balas Fang sambil mengikuti langkah Halilintar.

"Loh.. ini termasuk teori Halilintar loh! Kalau bisa sih hukumnya."

Ying memukul lengan Taufan pelan. "Ngelantur! Mana ada hukum Halilintar?!"

Yaya menggeleng-gelengkan kepalanya heran. Entah.. apapun bisa diperdebatkan oleh teman-temannya.

Dia merasa senang, bahkan dia juga tidak merasa kesepian.. andai tidak sekolah disini, mungkin dia juga tidak bisa bertemu dengan sekumpulan orang-orang ini.

Tetapi, Yaya teringat sesuatu. "Hm.. aku duluan ya?"

"Yah.. kenapa nggak bareng?" tanya Ying sambil menyamakan jalannya.

"Searah juga.." tambah Natalia.

"Ada sesuatu yang harus aku lakukan."

"Masa sih?" teliti Fang.

"Iya, duluan ya. Sampai jumpa besok!" Setelah itu, Yaya melangkahkan kakinya menjauhi yang lain.

"Sudah ayo kita pulang," ajak Gempa.

*****

1 hari, 3 kejadian membuat Yaya sedikit shock. Entah suatu kebetulan, atau bahkan suatu rencana.

Mungkin, sedikit menjaga jarak dengan yang lain adalah yang terbaik, walau saat ini, dia belum bisa menemukan solusinya.

Yaya berhenti sejenak usai berlarian. Dia juga mengambil napas banyak-banyak. Tidak lupa, dia juga melihat sekelilingnya.

Diarea perumahan yang dia tempati, sangat jarang ditemukan manusia, a.k.a sangat sepi. Terlebih lagi saat malam hari, dunia terasa gelap.

Diarea itu bahkan hanya dipenuhi oleh suara-suara serangga.

Syukur saja, Yaya sudah sampai didepan rumah. Sebelum masuk, dia melihat sekitarnya. 

Aman, dia pun segera masuk. Namun pintu tak terbuka, sebab pintu itu terkunci. "Oh yeah.. kunci?"

Yaya merogoh-rogoh tasnya. Dia lupa bahwa ibunya sedang menjalani tugas diluar negeri.

Dengan gemetar, Yaya terus mencari kunci itu. Dia takut, sangat takut jika orang yang sama akan menghampirinya saat itu juga.

Air matanya pun turun tanpa sadar.

10 menit mencari, akhirnya kunci itu ketemu. Biasa.. kalau merasa diawasi, pasti akan gugup saat mencari sesuatu meskipun sesuatu itu berada didepannya.

Dengan cepat, dia membuka pintu lalu menutup dan kembali menguncinya. Yaya juga mengintip lewat jendela, apakah ada seseorang yang benar-benar mengikutinya.



Sabtu, 20 Mei 2023

ƇƠԼƊ ԼƠƔЄƦ (R)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang