Saat ini waktu sudah menunjukan pukul 11.00 siang, namun Trio RaJuK masih asyik menongkrong di WarBan. Iya, siapa lagi kalau bukan Rainer, Juan dan Keenan. Terlihat ketiganya tengah asyik dengan ponsel masing-masing, sembari di temani dengan beberapa camilan dan tiga cup milktea.
"Shh.." ringisan Rainer yang berhasil mengalihkan perhatian Juan dan Keenan.
"Ngapa dah Rein?" tanya Juan.
"Rain astagfirullah, ini punggung gue agak nyeri, tapi gapapa kok hehe," jawab Rainer.
"Bener gapapa?"
"Iya gapapa cuma nyeri, dikit sih."
"Eh btw, kita balik ke sekul kagak nih?" kini giliran Rainer yang bertanya pada kedua temannya.
"Kagak lah, langsung ae pulang ke humss," jawab Juan setelah selesai menghisap vape miliknya.
Karena vape itu lah, Juan duduk di meja yang berbeda dengan Rainer dan Keenan, agak sedikit jauh, agar asap dari vape tersebut tidak mengenai Rainer.
"Tapi tas kita ada di kelas anjir," sahut Keenan yang masih fokus pada ponselnya.
"Wait, sejak kapan kita ke sekolah bawa tas, Keenan?" heran Juan.
"Lha? Emang kita ga bawa tas?" tanya Keenan dengan polosnya.
"Ya gak lah! Kan ada loker, kita nyimpen semua buku pelajaran di loker bege!" jawab Rainer.
"Oh iya, kok gue baru sadar sih? Tapi anak lain pada bawa tas tau," ucap Keenan.
"Ya itu karena mereka terlalu rajin, kita mah apa adanya lagian udah pinter juga jadi ga usah bawa tas, ada loker harus digunakan agar menjadi barang berguna," sahut Juan panjang kali lebar.
"Nah, that's right! Bawa beban hidup aja udah berat jangan di tambahin," tambah Rainer.
"Soksokan beban hidup, lu yang beban ege," sahut Juan dengan santainya.
"Lu juga beban Juan, kalau lu lupa, lu sering ngerepotin mas Hiro!"
"Gapapa dong kan kakak gue, ya meskipun kakak tiri sih hahaha."
"Ya gue juga gapapa dong! Mas Sakya kan kakak gue!"
Juan tak menyahuti lagi, ia hanya terkekeh pelan sembari menghisap kembali vape nya, dan Rainer mencebikan bibirnya lucu. Sedangkan Keenan nampak tak peduli dengan perdebatan kecil antara Rainer dan Juan, ia masih fokus pada ponselnya.
"WIDIH GUYSSS! LIAT NIH KELAKUAN BAPAK GUE!" seru Keenan heboh tiba-tiba membuat Rainer yang duduk di sampingnya sedikit terkejut, begitu juga dengan Juan.
"Keenan! Udah di bilangin jangan teriak-teriak, ini jantung gue degdegan!" amuk Rainer seraya mencubit pelan perut Keenan.
"Hehe maap maap, lo gapapa 'kan? Oke 'kan?"
Rainer mengangguk tanda bahwa ia baik-baik saja, "ada apaan sih emangnya?" tanyanya.
"Lo berdua follow followan ga sih sama si Juna?" tanya balik Keenan.
"Bapak lo itu Keenan," sahut Juan.
"Ya tau bapak gue, yang bilang bapaknya si Udin sape?" ucap Keenan yang membuat Juan terkekeh pelan.
"Kenapa emangnya? Gue kayanya belum deh kalau sama om Juna," jawab Rainer.
"Kok manggil om sih?!"
"Ya emang kenapa? Kan bokap lo, ya gue panggil om lah! Udah tua juga masa gue panggil helly guk guk guk, kemari guk guk, itu namanya gue minta di slibaw."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakya & Rainer ▪ [BROTHER] ✔
FanfictionTentang Rainer si adik manja, nakal, pecicilan, tidak mau diam, dan si pencari perhatian Sakya yang notabenya manusia cuek, datar dan sedingin es. Namun, dalam diamnya Sakya sangat menyayangi Rainer si adik capernya. Pebedaan Rainer saat di rumah da...