05. Kekhawatiran Sakya

5K 697 361
                                    

Sakya mengedarkan pandangannya menatap seluruh area ballroom yang di penuhi oleh orang-orang elit yang tak lain temannya, kolega-kolega dari ayah maupun kakeknya serta masih banyak lagi tamu kalangan atas yang hadir di acara pesta ini yang Sakya sendiri tak tau siapa saja mereka. Namun, Sakya mengedarkan pandangannya bukan untuk melihat itu melainkan untuk mencari keberadaan sang adik yang hingga detik ini tak terlihat batang hidungnya, padahal acara utamanya akan di mulai sebentar lagi.

"Tuan muda," saat Sakya berkeliling untuk mencari keberadaan adiknya tiba-tiba ada salah satu bodyguard sang kakek yang menghampirinya.

Tak menyahuti, Sakya hanya menatapnya seolah-olah tatapan itu bertanya 'ada apa?'

"Tuan besar Vandya menyuruh anda untuk datang ke private room sekarang," ucap sang bodyguard yang mengerti arti akan tatapan itu.

Hah, Sakya menghela napas perlahan, ia sudah tau bahwa acara malam ini tak hanya sekedar untuk memperingati anniversary pernikahan grandpa dan grandma nya melainkan ada hal lain yang Sakya yakini akan bersangkutan dengan dirinya.

"Tolong cari adik saya," titah Sakya.

"Baik tuan muda."

Setelah itu, lantas Sakya pun melangkahkan tungkainya menuju privat room yang di maksud oleh sang bodyguard tadi.

Sesampainya disana, Sakya di sambut oleh beberapa bodyguard yang berjaga di luar ruangan. Mereka menyambut kedatangan Sakya dan mempersilahkan tuan muda mereka masuk ke dalam setelah pintu di buka kan.

Dapat Sakya lihat, grandpa, grandma, ayah dan ibunya sudah ada disana. Namun bukan hanya keluarganya saja, Sakya juga melihat ada dua orang paruh baya lain yang seumuran dengan orang tuanya serta seorang wanita muda yang terlihat sangat cantik. Ah Sakya sudah menduga hal ini akan terjadi lagi.

'Apakah kali ini saya akan lolos dari perjodohan ini?'

"Sakya.. akhirnya kamu datang juga, kemari sayang duduk dekat bunda," ucap Davina menyambut kedatangan sang anak.

Sakya hanya mengangguk, lalu berjalan mendekat pada sang bunda dan mendudukan tubuhnya di kursi dekat dengan Davina.

"Karena Sakya sudah hadir, tanpa basa basi kita mulai pembahasan nya," ucap tuan besar Vandya seraya tersenyum pada kedua tamunya.

"Ada apa ini, grandpa?" tanya Sakya.

"Sakya, kenalkan mereka adalah tuan dan nyonya Adiwijaya pemilik Wijaya Group, kamu pasti sudah tau 'kan? Karena Wijaya Group merupakan salah satu partner bisnis Min's Group kita. Ah iya, dan wanita cantik yang duduk di sebelah mu itu namanya Aurora Stevani Adiwijaya anak tunggal dari nyonya dan tuan Wijaya," jawab tuan besar Vandya seraya memperkenalkan tamu nya pada Sakya.

"Hallo tuan dan nyonya Adiwijaya selamat malam, hallo Aurora," Sakya mencoba memperkenalkan dirinya dengan ramah, tapi tetap saja raut wajahnya masih terlihat datar dan dingin.

"Hi Sakya nice to meet you, wah ternyata you tampan sekali," ujar tuan Adiwijaya yang hanya di balas senyuman dan anggukan kecil oleh Sakya.

"Dia cocok sekali untuk anak kita kan mas," timpal nyonya Adiwijaya seraya tersenyum pada Sakya, dan lagi lagi respon Sakya sama seperti tadi. Sedangkan wanita cantik itu hanya tersenyum canggung.

"Mom," bisik sang wanita yang bernama Aurora itu nampak malu-malu.

"Oke kita persingkat saja ya, Sakya you know what i mean, and you should know what to do," ucap tuan besar Vandya.

"Grandpa, i can't," sahut Sakya membuat rahang tuan besar Vandy mengeras seketika.

"Sekarang apalagi alasan kamu? Umur kamu sudah sangat matang untuk menikah Sakya, 36 tahun! Kamu harus menikah karena kamu satu-satunya pewaris Min's Group kelak!" tuan besar Vandya mulai meninggikan nada bicaranya, tatapannya mulai dingin dan tajam.

Sakya & Rainer ▪ [BROTHER] ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang