14

221 22 0
                                    

"Jadi dia cinta pertamamu yang kau bilang itu?" Tanya Lim cemburu.

"Iya. Dia tampan, lembut, dan sangat baik. Dari semua pria yang kutemui, dialah yang paling cocok untuk jadi ayahnya anak-anakku."

Lim cemburu berat. Biarpun Jennie tidak mengatakannya, Lim bisa melihat dengan jelas di seluruh muka Jennie yang berseri-seri itu

"Kenapa nggak sekalian aja kau pergi mengejarnya?!"

"Oke!" Jennie langsung semangat mau pergi mengejar Jidi. Tapi Lim dengan cepat menariknya kembali.

"Ingat, kita meninggalkan Yuli dengan Jisoo. Entah bagaimana keadaan mereka sekarang. Ayo pulang!"

Tapi sesampainya di rumah, mereka malah kaget mendapati rumah jadi kacau balau dan makanannya Yuli berserakan di lantai. Jennie jadi menyesal karena meninggalkan Yuli di tangan Jisoo. Sudahlah, dia lalu buru-buru memandikan Yuli, sementara kedua pria ngobrol tentang pertemuan tadi.

Lim memberitahu Jisoo kalau tadi mereka bertemu teman lamanya Jennie, namanya Jidi.

"Apa kau mengenal pria itu?" Tentu saja Jisoo kenal, cowok itu mantan tetangga Jennie dulu.

"Oh, cuma cowok tetangga." Lim lega.

Tapi kemudian Jisoo berkata kalau Jennie dan Jidi lebih dari sekedar tetangga doang. Lim sontak cemas, jadi mereka apa?

---

Jisoo sudah pulang saat Jennie selesai memandikan Yuli. Tapi muka Lim tampak sangat masam. Yah bagaimana tidak, tadi Jisoo dengan sengaja memanas-manasinya dengan memberitahu kalau Jennie sangat menyukai Jidi.

Makanya Jisoo menyarankan agar sebaiknya Lim berhati-hati dengan Jidi. Jangan tinggalkan mereka berduaan. Jika tidak, Jidi pasti akan merebut istrinya Lim.

Makanya sekarang Lim mencoba mencari tahu bagaimana perasaan Jennie yang sebenarnya pada Jidi.

"Sepertinya kau sangat menyukai Jidi?"

"Tentu saja, dia sangat baik dan selalu membantu ku" jawab nya sambil berseri seri

"Kau suka dia lebih daripada Jisoo?"

"Please deh! Jangan bandingkan Jidi dengan Jisoo. Jisoo tidak sepadan. Ngapain kau tanya?"

Lim cemburu "Nggak ada, cuma penasaran. Aku tidak peduli dengan siapa kau pergi atau ngobrol dengan siapa saja, tapi tolong ingat posisi kau. Semua orang tahu kalau kau adalah istriku."

"Hadeh! Kau sudah mengucapkannya jutaan kali. Aku ini istri yang profesional, aku tahu apa yang harus kulakukan."

"Yang paling penting, jangan mengungkapkan rahasia kita pada siapapun. Jelas?"

Puas mengungkapkan unek-uneknya, Lim pun masuk kamar. Jennie heran, ada apa dengannya? Tapi Lim benar-benar tidak tenang memikirkan percakapan Jidi dan Jennie tadi siang.

"Apa Jidi menyukai Jennie?"



---

Jidi pun tak bisa tenang memikirkan Jennie. Dia ternyata masih menyimpan foto kenangan semasa mereka kecil dulu. Foto yang sontak membuatnya terkenang masa lalu.

Flashback.

Suatu hari, dia menemukan Jennie kecil sedang menangis sendirian. Jidi kecil cemas melihatnya, siapa yang sudah membuat dia menangis? Jennie kecil mengaku kalau tadi dia dihina sebagai anak yatim oleh salah satu teman mereka. Anak itu bilang kalau ibunya liar dan pergi mengejar pria.

"Kalau ibuku tidak menginginkanku, lalu kenapa dia melahirkanku? Apa salahku? Kenapa aku harus menghadapi semua ini?"

Seandainya dia punya orang tua seperti anak-anak lain, hidupnya pasti tidak akan jadi seperti ini. Jidi yakin kalau neneknya Jennie pasti punya alasan kuat tentang mengapa ia tidak memberitahu Jennie tentang siapa orang tuanya. Lagipula Jennie masih punya dia, Jidi janji akan menjaga Jennie. Dia akan menjadi ayah dan ibu bagi Jennie.

Sinderela (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang