27

238 26 0
                                    

Cira tiba-tiba kembali dan menyatakan kalau dia ingin mengambil Yuli kembali untuk tinggal bersamanya. Dia mengaku kalau dia baru menikah dan dia sudah mendiskusikan segalanya dengan suaminya, dan suaminya mengizinkan Yuli tinggal bersama mereka.

"Biarkan Yuli tinggal bersamaku, ini demi masa depannya. Jika kau khawatir dia menolak, maka kau dan Jisoo ikutlah tinggal bersama untuk sementara waktu sampai Yulii terbiasa denganku."

Jennie sontak berkaca-kaca mendengarnya. Tapi tidak mungkin juga dia menolaknya.

-----

Gara-gara itu, Jennie jadi terus melamun sedih bahkan sampai keesokan harinya. Tapi setelah cukup lama berpikir Jennie akhirnya membuat keputusan.

"Demi masa depan Yuli, aku akan mengembalikannya ke Cira. Setidaknya, dia akan bisa bersama ibu kandungnya.

Lim kurang setuju, "Yuli pasti lebih memilih tinggal bersamamu."

"Tapi aku bukan ibu kandungnya, dan suatu hari nanti Yuli akan mengetahuinya. Aku tidak mau Yuli merasa dirinya dicampakkan seperti apa yang pernah terjadi pada ku dulu. Setidaknya Yuli bisa tinggal bersama ibu kandungnya sebentar."

"Lalu bagaimana dengan Jisoo? Apa dia akan setuju dengan semua ini?"

"Entahlah, aku akan bicara dengan Jisoo"

-----

Jisoo jelas tidak setuju dan tidak akan menyerahkan Yuli pada siapapun kecuali Jennie. Jennie ngotot meyakinkan Jisoo untuk menyetujuinya demi Yuli 

"Suaminya Cira akan mengadopsinya secara sah, jadi Yuli akan punya ayah dan ibu."

"Justru itu alasannya, aku tidak akan membiarkan sembarang orang untuk menjadi ayahnya Yuli."

"Aku menyayanginya tak kurang daripada rasa sayangmu padanya, tapi aku tetap harus melepaskannya. Aku tidak mau dia tumbuh dengan pikiran bahwa... ibunya tidak menyayanginya. Aku sudah pernah mengalaminya, aku tahu betapa sakit dan kesepiannya perasaan itu. Kumohon, Jisoo. Demi masa depan Yuli, pergilah ke Amerika bersama Yuli. Jadilah ayah yang baik bagi Yuli setidaknya sekali saja."

-----

Ji Hyo yang tadi menguping percakapan mereka, memberitahu Jisoo "Biarpun kamu bukan ayah legalnya Yuli, tapi darahmu mengalir dalam diri Yuli dan cintamu akan selalu ada di sana. Kau akan selamanya menjadi ayah Yuli"

Tapi Jisoo tetap sulit menerimanya, "Amerika sangat jauh. Aku juga tidak tahu apakah keluarga itu akan memperlakukannya dengan baik."

"Kalau begitu, pergilah dan lihat sendiri. Ini adalah kesempatanmu untuk mengurus Yuli. Kalau mereka tidak baik padanya, maka bawalah dia kembali. Seperti yang dikatakan Jennie, biarkan Cira membesarkan anaknya sendiri dan biarkan putrimu tinggal bersama ibu kandungnya setidaknya sekali dalam hidupnya."

Berkat dorongan Ji Hyo itu, Jisoo akhirnya menemui Jennie dan memberitahunya bahwa dia akan membawa Yuli ke Amerika dan menjadi ayah yang baik bagi Yuli. Jennie sontak antusias!

"Aku juga mau ikut."

Jisoo tidak setuju, "Kau tinggal saja di sini bersama Lim"

"Kenapa juga aku harus tinggal bersamanya?"

"Karena dia mencintaimu dan kau mencintainya. Sekarang saatnya kau melakukan sesuatu untuk dirimu sendiri."

"Aku tidak cukup baik untuknya. Dia seharusnya bersama seseorang yang sederajat dengannya. Hubungan kami penuh dengan kebohongan."

"Apa kau takut melukai perasaanku kalau kau menerima cintanya?" Goda Jisoo

"Kau masih narsis ternyata. Sebenarnya aku peduli padamu... sedikit. Rasanya agak aneh dari awalnya temanmu menjadi kakak iparmu. Aku sudah memutuskan untuk menjauh darimu dan kakakmu."

"Kalau kau ingin membantuku, bilang sama kakak mu itu kalau aku akan ikut ke Amerika. Aku hanya ingin hidup dengan damai."

"Baiklah, aku akan menghormati keputusanmu. Tapi ingat! Baik sebagai teman, atau sebagai kakak ipar, atau sebagai ibunya Yuli, aku akan selalu mencintaimu dan mengharapkan yang terbaik untuk mu."

"Aku juga mencintaimu, sini peluk aku."

Jisoo dengan senang hati memeluknya, bahkan curi-curi kecup pipinya. Mereka asyik saja bercanda tawa dan tampak mesra tanpa menyadari Lim sebenarnya ada di belakang, dan pastinya salah paham dengan pemandangan itu.

Lim kembali ke rumah dengan berlinang air mata, apalagi saat dia melihat kertas catatan Jennie dan cincin pernikahan mereka yang menyimpan banyak kenangan indah mereka berdua.



------

Jennie pamit pada ibunya. Berusaha menahan isak tangisnya, Hye Kyo mengingatkan Jennie bahwa ia akan selalu ada untuknya. "Jika ada yang bisa ku bantu, aku pasti akan membantu mu."

Yuli dengan polosnya melompat ke Lim, Jennie lalu pamit padanya. 

"Apa ini pilihanmu?"

"Aku sudah memutuskan."

Lim patah hati. "Baiklah, kalau begitu. Semoga kau beruntung."

Jisoo, Jennie dan Yuli pun memasuki mobil dan pergi ke Bandara. Tapi setibanya di bandara, Jennie berpisah jalan dengan mereka. Jennie dengan berlinang air mata meminta Jisoo untuk menjaga Yuli untuknya.

"Iya, jangan khawatir. Jangan cengeng selama aku tidak ada. Apa kau yakin tidak mau memberitahu Lim yang sebenarnya?"

"Jauh lebih baik jika dia berpikir kalau aku pergi bersamamu."

"Terserah kau deh."

Jisoo lalu menyerahkan titipan Ji Hyo pada Jennie, "Itu resep-resep masakan Bibi. Bibi bilang kau bisa menggunakan itu jika ingin membuka restoran."

"Aku juga punya sesuatu untuk mu."

Sebuah buku catatan keuangan. Ternyata selama 2 tahun ini, Jennie selalu mencatat semua pengeluaran yang dia habiskan untuk Yuli.

"Disitu aku menyimpan semua sisanya, termasuk uang yang diberikan Lim untuk Yuli."

Jisoo tercengang, "Kenapa kau tidak menggunakannya untuk keperluan sendiri pribadi? Dia kan mempekerjakan mu"

"Milikku adalah milik putriku. Aku ingin Yuli memiliki semuanya."

"Terima kasih banyak. Yuli sungguh beruntung memilikimu."

"Akulah yang seharusnya berterima kasih padamu karena sudah banyak membantuku. Kalau bukan karenamu, aku pasti tidak akan lulus dan memiliki hidup yang baik."

Prihatin, Jisoo langsung memeluknya erat dan Yuli dengan polosnya ikut memeluk kaki mereka. Jennie sontak memeluknya erat... sebelum akhirnya mereka berpisah.



------

Jennie tiba di Busan dan langsung menangis dalam pelukan Kiran "Aku tidak akan bisa... Hiks.. bertemu Yuli lagi.. Hiks.. Aku bukan ibunya lagi. Hwaaa hiks.."

Berusaha menghiburnya, Kiran meyakinkan Jennie bahwa inilah yang terbaik dan Jennie bisa mulai hidup baru. "Sekarang kesempatan bagi mu untuk hidup sesuai kehendak mu."

Setelah Jennie cukup tenang, Kiran membawanya ke kamar yang disediakan untuknya, kamar yang dia pakai waktu pertama kalinya dia bertemu Lim dalam keadaan mabuk dan muntah.

Kiran benar-benar prihatin melihatnya. "Katakan saja kalau ada yang perlu ku bantu."

"Ada. Pinjemin aku uang."

Kiran kaget, "bukannya kau mendapat jutaan dari Lim dan Jisoo? Apa kau menghabiskan semuanya?"

"Aku kembalikan semuanya."

"Semuanya? Terus dari mana kau akan mendapat uang untuk membayar sewa kamar?"

Jennie langsung menjawabnya dengan menunjukkan buket bunga uang yang dia dapat dari Jisoo. "Apa ini cukup buat DP?"

Pada saat yang bersamaan, Lim menatap rumahnya yang kosong dengan sedih. Pembantunya tanya "Apakah Tuan mau saya membuang semua mainan dan foto-foto ini?"

"Tidak usah. aku akan tetap menyimpan semuanya."

Sinderela (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang