"Ma, Gita mau bicara." Ajeng menatap putri bungsunya itu dengan raut penasaran.
Saat ini di rumah hanya mereka berdua saja dan beberapa pekerja. Keduanya duduk di ruang tamu dengan Ajeng yang sibuk membaca majalah. Dan Agita hanya memainkan ponselnya.
"Lah ini kamu udah bicara," sahut Ajeng dan kembali fokus pada majalahnya.
Agita mendengus mendengar sahutan dari Ajeng.
"Ck, Mamaaaa. Ish, Gita serius ini." Ajeng akhirnya mengalah dan menutup majalahnya.
"Iya sok, mau ngomong apa?" tanya Ajeng.
"Gita, udah ketemu sama Mbak Sukma." Ajeng membelalakkan matanya.
"Kamu jangan becanda Git," ujar Ajeng.
"Gita serius Ma, bahkan Gita juga sempet main kerumah Mbak Sukma." Ajeng semakin penasaran.
"Gimana bisa? Terus kenapa kamu gak cerita sama Mama? Apa kakak kamu tau? Terus kamu ketemu dimana? Alamat rumahnya dimana? Apa anak yang dia kandung itu selamat? Jawab Gita!" Ajeng menyerang Agita dengan banyak pertanyaan, membuat Agita memutar matanya jengah.
"Satu-satu dong Ma." Ajeng menghela nafas panjang.
"Yaudah, coba cerita dari awal." Akhirnya Agita menceritakan semuanya dari Awal.
Semua cerita mengalir dari mulut Agita dan Ajeng dengan fokus mendengar setiap kata yang keluar dari mulut Agita. Sampai akhirnya Agita menyelesaikan ceritanya, dan kedatangan seseorang membuat keduanya terkejut.
"Kenapa kamu gak bilang Gita?"
"Papa." Ya orang itu adalah Akmal. Dia sedari tadi menguping pembicaraan kedua ratunya itu.
Tak disangka ini yang dia dapatkan, sebuah fakta mengejutkan."Pa--papa kapan datang?" Agita mengalihkan pembicaraan.
"Gak usah mengalihkan pembicaraan, kenapa kamu tidak jujur selama ini?" tanya Akmal.
Agita mengehela nafas panjang. "Karena Mbak Sukma gak mau orang lain tau tentang keberadaannya Pa. Mbak Sukma gak kembali pada masa dimana gak ada yang percaya sama dia, Mbak Sukma gak mau membuat anaknya hancur."
Akmal dan Ajeng tentu saja terkejut dengan penuturan Agita. Anak Sukma? Jadi maksudnya mereka punya cucu? Anak itu selamat?
"Jadi anak yang ada didalam kandungan Sukma itu hidup?" tanya Akmal.
"Iya dia hidup, anaknya perempuan. Cantik banget, mukanya bener-bener mirip sama Kak Agam. Hanya matanya yang mirip dengan Mbak Sukma, hitam legam." Akmal dan Ajeng terlihat sangat bahagia mendengar penjelasan Agita.
Keduanya sangat bersyukur cucu mereka masih hidup, Ajeng akan membawa cucunya kembali. Apapun caranya Ajeng akan lakukan meskipun harus memisahkan Ibu dan anak.
Disebuah taman terdapat dua gadis kecil tengah bermain kejar-kejaran, keduanya tampak bahagia. Mereka mengenakan gamis yang sama namun berbeda warna. Yang satu berwarna biru muda yang satunya lagi berwarna merah muda.
Keduanya terus berlari-lari hingga membuat jilbab mereka tersingkap. Tawa bahagia mengiringi larian mereka.
Di bangku taman seorang wanita dengan jilbab syar'i duduk dengan senyum bahagia terus memperhatikan dua putri cantiknya. Meskipun satu gadis kecil itu bukan anak kandungannya, tapi Wanita juga menyayangi anak itu.
"Zizah! Zilah!! Makan dulu Nak!" Wanita yang tak lain adalah Sukma memanggil kedua anaknya.
Yang dipanggil pun berhenti berlari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ummi dimana Abi? [ENDING]
General Fiction"Mas aku gak selingkuh." Ketika sebuah fitnah datang di tengah pernikahan antara Sukma dan Agam di saat Sukma hamil 6 bulan. Orang ketiga yang juga hamil yang notabenenya adalah teman lama Agam membuat rumah tangga mereka hancur. Tak ada yang membe...