8 || Pertemuan Tak terduga

43.6K 3.4K 162
                                    

Pagi-pagi sekali sebelum subuh Sukma sudah berada di dapur, dia ingin memasak untuk sarapan pagi.

Disaat sedang sibuk memasak tiba-tiba suara langkah kaki mendekatinya. Sukma menoleh dan mendapati sang putri tenga menggosok-gosok matanya.

"Ummi," panggilnya.

"Iya nak kenapa?" tanya Sukma, tangannya masih mengaduk sup ayam.

"Ummi masak apa?" tanya Zizah.

"Sup ayam Nak," sahut Sukma, Zizah mengangguk.

"Ummi, kalo makanan kesukaannya Abi itu apa ya?" tanya Zizah membuat pergerakan tangan Sukma terhenti. Bayangan masa lalu di mana semua masih baik-baik saja terputar di kepala Sukma.

Flashback on

"Mas, kamu mau masakan apa?" tanya Sukma.

"Hem, aku mau sup ayam aja." Agam memeluk pinggang Sukma dengan sayang.

"Sup ayam lagi? Perasaan kamu tuh suka banget ya sama sup ayam," ujar Sukma.

"Iyalah itu kan masakan kesukaan aku, apa lagi kalo yang buat kamu. Makin sedap," jawab Agam dengan bangga.

Sukma terkekeh sembari menepuk lengan Agam.

"Bisa aja kamu." Keduanya tertawa bahagia, tangan Agam terus mengelus perut Sukma yang masih datar itu.

"Kalo nanti kita punya anak, pasti anak aku juga suka sup ayam. Kayak Ayahnya," ujar Agam bangga.

"Hem, iya gapapa kan sehat." Agam mengangguk. Agam memeluk erat Sukma dan tentu di balas oleh Sukma.

Flashback off

"Ummi kok ada asap?" tanya Zizah memecahkan lamunan Sukma. Sukma tersadar dan melihat sup ayamnya sudah hampir kering.

"Astagfirullah," pekik Sukma. Zizah hanya mengerjapkan matanya beberapa kali.

"Kenapa Ummi? Gosong ya?" tanya Zizah. Sukma hanya menyerngit sembari memasukan lagi air ke dalam panci sup ayam tersebut.

"Zizah mandi gih nanti habis itu sholat subuh, bentar lagi Adzan nih." Zizah mengangguk dan meninggalkan Sukma dengan masakannya.

"Hem, Abi juga menyukai makanan yang sama denganmu nak." Batin Sukma.

Waktu sudah menunjukkan pukul setengah enam pagi, Zizah pun sudah siap dengan seragam sekolahnya. Sukma memang mengajarkan agar Zizah selalu bersegerah setiap waktu.

Mulai mandi sebelum subuh, bersiap habis sholat subuh, gosok gigi saat bangun tidur, dan juga mengajarkan Zizah berjilbab sejak usia dini. Agar nanti dia tak ingin melepas jilbabnya.

"Ayo sini sarapan," ajak Friska, Ibu dari Sukma itu begitu menyayangi cucunya yang satu ini.

"Iya Omah," sahut Zizah, lalu mendudukkan bokongnya ke kursi.

"Gimana sama sekolah nya kemarin Zah? Maaf ya Omah baru tanya, soalnya kan kemarin Omah pulang telat," ujar Friska sedikit menyesali keterlambatan kepulangannya kemarin.

"Iya Omah gak papa, di sekolah Zizah banyak dapet temen. Ada Alan, Daru, sama Serena dan banyak lagi temen-temen yang lain. Terus juga mereka itu baik-baik Omah dan juga Zizah punya Bunda, namanya Bunda Imeh. Bunda Imeh baik banget Omah," jelas Zizah dengan semangat.

"Wah alhamduliillah dong, tapi gak ada masalah kan sayang?" tanya Sukma. Zizah terdiam, masalah? Iya tentu ada dan Zizah masih ingat.
Zizah ingat bagaimana Angle dan Serena memfitnahnya kemarin. Tapi dia tidak mungkin menceritakan hal itu, Ummi dan Omahnya bisa-bisa marah kepada dua orang itu.

Ummi dimana Abi? [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang