5 || teman baru

39.8K 3K 204
                                    

Hari ini adalah hari pertama tahun ajaran baru, Azizah dua bulan lalu sudah berumur lima tahun. Kini Sukma memasukkan Azizah kes sekolah taman kanak-kanak. Azizah tentu sangat senang karena dia akan mendapatkan teman baru.

Sukma mengantar Azizah di hari pertama sekolahnya. Keluar dari mobil, Azizah berdecak kagum dengan sekolahnya. Banyak sekali anak seumuran dengannya, dan juga para ibu-ibu yang seumuran dengan Umminya.

"Ayo sayang kita masuk." Azizah menahan Sukma.

"Ummi, Gapapa kok Zizah sendiri. Lagian kan Ummi harus kerja, tadi pagi Zizah denger Ummi ada urusan pekerjaan kan? Gapapa Ummi, Zizah sendiri aja Zizah berani kok." Sukma tertegun mendengar ucapan putrinya.

"Tapi kan ini hari pertama kamu sekolah nak," ujar Sukma.

"Gapapa Ummi, Zizah berani kok." Zizah menampilkan cengiran khasnya.

Sukma memang ada meeting pagi ini dengan desainer dari Eropa, tapi dia tidak tega meninggalkan Azizah sendirian.

"Ummi gapapa," ujar Azizah. Sukma menghela nafas berat.

"Beneran nih?" Zizah mengangguk.

"Ya udah kalo gitu, Ummi berangkat dulu ya. Nanti kalo udah pulang tunggu disini jangan kemana-mana. Ingat?" Zizah kembali mengangguk.

Sukma mengehela nafas panjang lalu tersenyum dan pergi meninggalkan pekarangan sekolah tersebut. Azizah kembali melanjutkan langkahnya masuk ke pekarangan sekolah.

Azizah menatap setiap sudut sekolah terdapat banyak sekali orang tua yang menemani anaknya, karena ini hari pertama mereka masuk TK.

Azizah dengan senyumnya terus melangkah masuk. Hingga tiba-tiba dari arah belakang seperti dengan sengaja menabraknya.

"Aduh!" pekik Azizah sembari memegangi lututnya.

"Makanya jangan ngalangin jalan!" Bukannya minta maaf dia malah memarahi Azizah.

Gadis cantik seusia dengan Azizah itu berpakaian dengan elegan dengan sepatu sneaker berwarna putih rok pendek dan tas Barbie berwarna pink. Rambutnya yang terurai batas pinggang dengan setengah rambut yang di kuncir tidak lupa dengan poni tebal menutupi jidatnya.

"Heh! Harusnya kamu itu minta maaf!" Dari arah belakang gadis cantik itu dua anak lelaki menghampiri mereka.

"Apa sih! Orang dia yang salah kok! Siapa suruh ngalangin jalan aku!" balasnya tak terima.

"Jalankan masih luas, kenapa harus nabrak dia?" tanya anak lelaki yang satunya dengan wajah datar.

"Apa sih kamu?!" ketus gadis cantik itu.

"Duh perih," keluh Azizah.

"Kaki kamu lecet. Bentar ya, BUNDA!!!" Anak lelaki itu memanggil sang Bunda yang berada tak jauh dari mereka.

Wanita paruh baya yang di panggil bunda lantas menoleh, dan mendapati sang anak sedang berjongkok bersama seorang gadis cantik yang tak lain adalah Azizah.

Wanita tersebut langsung menghampiri keempat anak kecil tersebut.

"Kenapa sayang?" tanya wanita paruh baya tersebut.

"Ini Bunda, kakinya lecet." Wanita paruh baya itu langsung menoleh.

"Ya ampun sayang, kakinya lecet sebentar." Wanita itu langsung mengeluarkan obat merah dari dalam tasnya dan juga kapas.

Gadis cantik itu melihatnya hanya mendengus sebal, sedangkan dua anak laki-laki itu terlihat khawatir.

"Ssttt perih," kelu Azizah.

"Tahan ya sayang," ujar wanita itu.

"Pelan-pelan Bun, kasihan." Wanita itu tersenyum, putranya ini begitu perhatian terhadap orang yang terkena musibah. Hatinya begitu perasa.

"Iya Nak. Nah udah," ujar wanita itu.

"Sini Tante bantu berdiri," ujarnya. Azizah pun mengangguk dan berusaha berdiri.

"Makasih Tante, makasih juga kalian." Mereka tersenyum dan mengangguk.

Gadis cantik itu memutar matanya jengah dan hendak pergi meninggalkan drama ini.

"Heh! Bilang maaf dulu! Kamu itu salah!" teriak anak laki-laki itu dengan kesal. Ibunya pun melihat anak gadis cantik itu.

"Apa sih! Dia yang salah juga! Siapa suruh ngalangin jalan aku!" elak gadis itu.

"Kamu itu ya-"

"Udah gapapa. Aku minta maaf ya, udah ngalangin jalan kamu," ujar Azizah cepat memotong ucapan anak laki-laki itu.

Mereka semua menoleh pada Azizah wanita itu tersenyum melihat kesopanan Azizah sedangkan dua laki-laki itu tertegun.

Gadis cantik itu mendengus lalu pergi dari sana.

"Ya udah Bunda ke sana dulu ya, kalian masuk sana nanti di cariin guru nya." Wanita itu pergi setelah mengucapkan itu.

Kini tinggallah ke tiga anak yang seumuran itu.

"Kaki kamu masih perih?" tanya anak laki-laki itu.

"Udah mendingan kok, makasih ya." Kedua anak laki-laki itu tersenyum.

"Oh iya, nama kamu siapa?" tanya laki-laki itu.

"Nama aku Azizah," jawab Azizah.

"Wah namanya cantik, perkenalan nama aku Andaru. Kamu bisa panggil aku Daru." Azizah tersenyum dan mengangguk.

"Kalo kamu?" tanya Azizah pada anak laki-laki di sebelah Andaru.

"Hazlan," ujarnya singkat.

"Wah hai Alan, Hai Daru." Azizah tersenyum hingga menampakkan gigi kelincinya. Matanya pun ikut menyipit. Hazlan yang melihat itu tertegun, begitu indahnya wajah Azizah pikirnya.

"Hai Zizah," balas Daru.

"Azih," gumam Hazlan, tanpa di dengar oleh Azizah.

"Mulai hari ini kita jadi teman," ujar Daru, dan di angguki oleh Azizah di sertai senyum manis.

Ketiga berjalan masuk kedalam ruang kelas, Daru berceloteh tentang adik sepupunya yang baru beberapa hari lalu lahir, sedangkan Azizah dan Hazlan hanya mendengarkan dengan seksama.

Hingga tiba lah mereka di kelas Kucing, TK itu terbagi empat kelas, kelas pertama kelas Kelinci, kelas kedua kelas Kucing, kelas ketiga kelas Kupu-kupu, kelas keempat kelas Capung.

"Ayo duduk di sana," ajak Daru.

Mereka bertiga duduk sebaris dengan Azizah di tengah dari di sebelah Kiri dan Hazlan di sebelah Kanan.

Di belakang mereka di pojok kanan menatap mereka penuh kebencian kepada mereka.

"Awas aja ya, aku akan buat dia gak betah di sini," batin gadis cantik itu.

"Aku duduk di sini ya." Gadis itu menoleh dan mengangguk.

"Aku Serena, kalo kamu?" ujar gadis itu yang bernama Serena.

"Anggela," jawabnya.

Ummi dimana Abi? [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang