"Jangan mudah percaya kepada orang lain. Karna, terkadang yang ingin modus, bersembunyi dibalik kata tulus."
-Jessica Cornelia-
Ke tiga gadis itu terdiam mendengar penjelasan dari Bulan. Mereka masih tak percaya, si lugu ini benar-benar sah menjadi pacar Arganio Wellenz.
"Gue nggak yakin, Arga tulus." ucap Amanda dengan mata yang terpejam, entahlah ia merasa tak iklas sahabatnya harus berpacaran dengan king fakboy itu.
Alexsa dan Jessica mengangguk membenarkan ucapan Amanda. Sementara Bulan, gadis itu menunduk ia tahu sahabat-sahabatnya sedang di fase antara ingin marah dan juga khawatir.
"Gue rasa ada yang direncanain." tambah Jessica, Bulan menggeleng ia membantah ucapan Jessica.
"Nggak ada kok Jess, percaya deh. Kak Arga tulus kok, sama Bulan." ucap Bulan kembali mencoba meyakinkan mereka bahwa hubungannya dengan Arga tak akan menimbulkan dampak apa-apa.
Mungkin.
Jessica terdiam, ia menatap wajah polos Bulan kemudian mendesah pelan.
"Gue tau Lan, lo suka banget sama Arga. Dari dulu bahkan. Tapi, Lo ingatkan? Beberapa minggu yang lalu Arga terlibat masalah dengan Alexsa. Kita cuman takut lo dijadiin alat buat balas dendam ke Alexsa." jelas Jessica panjang, Alexsa maupun Amanda mengangguk setuju. Bulan kembali menggeleng tak setuju membuat Jessica menghembuskan nafasnya pasrah.
"Udah Jess. Cewe kalau udah kenal cinta emang bakalan goblok." Alexsa berkata dengan nada menyindir, Bulan yang tersinggung memilih menundukkan kepalanya.
"Oke terserah lo, mau dengerin kita atau enggak. Satu pesan gue, jangan mudah percaya dengan orang lain. Karena, terkadang yang mau modus, bersembunyi dibalik kata tulus." ucap Jessica kemudian berjalan meninggalkan kelas, begitupun Alexsa.
Bulan terdiam, ia mencoba mencerna perkataan Jessica yang mampu membuat otaknya bekerja. Ia menatap Amanda yang juga menatapnya.
"Man..." lirihnya, ia berharap Amanda tak pergi meninggalkannya.
Amanda menoleh ke arah lain, ia tak sanggup menatap bola mata sayu itu. Amanda menghembuskan nafasnya kasar kemudian berjalan mendekati Bulan. Dielusnya pelan rambut bulan yang terurai di bawah bahu.
"Tenang aja Lan. Kita nggak marah, cuma kecewa. Dengan satu malam lo udah nerima ajakan Arga tanpa bilang ke kita. Tapi, gue tetap dukung keputusan Lo, karna bagaimanapun yang mau jalanin itu Lo bukan kita. Kita hanya takut, berlian cengeng kita jaga begitu baik ternoda atau bahkan terluka karena Arga." ucap Amanda panjang lebar. Ia memundurkan langkah kakinya dan berbalik berniat meninggalkan Bulan sendiri di kelas.
"Manda..." Langkah kaki Amanda terhenti ia menoleh ke arah bulan dengan kening yang berkerut.
"Makasih." Amanda tersenyum tipis mendengar ucapan tulus Bulan. Gadis itu mengangguk dan kembali berjalan pergi meninggalkan kelas.
Bulan menatap sendu kepergian para sahabatnya. Ia menghembuskan nafasnya pelan, ia tak tahu apakah keputusannya menerima Arga menjadi pacarnya itu sudah tepat Atau sebaliknya.
Di sisi lain, ia terobsesi oleh ketampanan Arga sejak awal masuk sekolah. Tapi, di sisi lain ia tak ingin kehilangan para sahabatnya. Bulan bingung, ia bimbang. Karena terlalu serius bergelut dengan pikirannya sendiri, Bulan tak menyadari seseorang masuk ke dalam kelas dan langsung membekap mulutnya dengan sapu tangan.
Mata Bulan membulat, ia memberontak memukul-mukul tangan pria berbaju serba hitam itu dengan masker dan topi yang menutupi wajahnya. Pukulan Bulan melemah saat ia menghirup udara di sapu tangan itu, kesadarannya perlahan menghilang.

KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA GIRL ||ALEXSANDRIA||
Casuale"mati memang di tangan Tuhan, tapi kalau gue bantu mempercepat ngga pa-pa kan?" _Alexsandria_ ******* Ini kisah tentang gadis berusia 17 tahun yang terlahir dari keluarga pembunuh, membuat dirinya menjadi pribadi yang sama. Di umur yang masih rem...