Minju meringis, menahan rasa sakit dari lengannya yang terluka akibat anak panah yang hampir saja menancap di kulit mulusnya.
Bagaimanapun ia harus tahan. Vicky saat ini berada dalam dekapannya, dengan memacu kuda agar lari lebih cepat sebelah tangannya menahan agar kekasihnya itu tak jatuh.
Ini cepat atau lambat akan terjadi, Minju tahu. Tapi nyatanya mereka tak sesiap itu menghadapi ini. Entah dapat kabar darimana, para ksatria dari Korea tahu bahwa Minju akan kabur dan membiarkan keturunan terakhr kaisar selamat. Sehingga ia sempat tertahan.
Namun, dengan melukai sahabatnya sendiri, lebih tepatnya mematahkan tangannya dan membuat ia pingsan. Minju tahu, setelah ini semuanya tak lagi sama. Dia sudah membuat keputusan, Minju tak akan mundur.
"Maafkan aku, Kwang bae." Dengan itu Minju membirkan sahabatnya tergeletak dan segera menghampiri Vicky yang sudah menunggunya dengan perasaan risau.
Saat berhasil menaikan Vicky, dan baru saja akan naik sebuah anak panah melesat dan berhasil membuatnya terluka.
"ITU MEREKA! AYO KEJAR!"
Dibelakang mereka para prajurit baik dari Korea, teman Minju sendiri, dan prajurit China, yang lebih banyak.
Tentu saja, mana mungkin mereka membiatkan putri satu-satunya pewaris tahta ini dibawa kabur oleh orang yang telah dengan sadis membantai semua keturunan kaisar?
Mereka masih terus bertahan dalam posisi ini selama beberapa waktu. Hingga terdengar Vicky bergunam.
"Minju...."
Minju hanya dapat samar-samar mendengar rintihan Vicky.
"Kamu baik-baik saja?" tanya Minju sedikit berteriak.
"A-aku sudah tidak tahan."
"Sebentar lagi, aku mohon tahan sebentar lagi."
Sat
Sebuah anak panah berhasil menancap dipundak Minju, membuatnya berteriak perih.
"ARGH!"
Kuda mereka oleng, dan tersandung membuat mereka berdua terlempar jauh entah kemana.
Vicky masih sadar, melihat kuda mereka kembali berlari tanpa ada yang menunggangi. Sementara ia mencari Minju dan melihatnya tergeletak tak berdaya dengan darah mengalir deras dikepalanya yang terbentur batu.
"Astaga...." Vicky bisa saja pasrah dan menangis saat itu.
Namun melihat bagaimana perjuanhan Minju selama ini membangkitkan kekuatannya.
Dengan hati-hati ia menarik Minju, mengajaknya bersembunyi. Setidaknya mereka harus aman untuk saat ini.
Dan betapa beruntungnya mereka ketika Vicky lelah dan akan bersandar karena mengira bahwa dedaunan panjang yang tumbuh ini merupakan pohon atau batu besar salah.
Ia malah terperosok kebelakang dan sadar bahwa itu merupakan sebuah gua yang memilki jalan bercabang.
Dan dengan bersembunyi disana, mereka aman dari orang-orang berdarah dingin yang mengincar mereka. Setidaknya, untuk saat ini mereka tidak mati konyol.
○○○
Setelah menyusuri gua, akhirnya Vicky menemukan tempat ini. Ya, tempat dimana mereka berdua tinggal sekarang.
Dengan memanfaatkan apa yang ada disana Vicky mengurus Minju. Menjahit lengan dan kepala yang terluka dengan kemampuan medis yang ia pelajari selama di istana. Ia juga membuat obat bius alami seadanya sehingga ia tak tahu apakah itu akan berhasil atau tidak.
Tapi karena Minju tak sadarkan diri, rasa sakitnya tidak akan terasa dan Vicky tidak ragu untuk menyembuhkannya, apapun asal Minju sehat kembali.
Setelah dua hari pingsan, akhirnya Minju terbangun dengan sakit dikepalanya dan berjalan terhuyung hingga menemukan Vicky yang sedang duduk melamun.
Saat melihat Minju sadar, Vicky ingin sekali menghambur ke arahnya, memeluk gadis itu dengan erat jika ia tidak ingat bahwa Minju sedang terluka.
Maka dari itu ia mengurungkan niatnya dan memilih bertanya dengan nada terlembut yang ia bisa.
"Sudah sadar?" tanyanya.
○TBC○
Gabut? Yuk duduk santai bareng dek Wony😸
KAMU SEDANG MEMBACA
Zona Nyaman || F2/JooJangz
FanfictionKumpulan Oneshot? Or maybe beberapa chapter? Attention! • GxG • Non-Baku & Baku ©RyujinSea