8. Mission Failed

530 117 6
                                    

"Ehm"

"Ape lu ham hem ham hem?"

"Cantik banget cewe gue" goda Asahi sambil menaik-turunkan kedua alisnya.

"Cewe lu? mana dia? yang kemarin itu kan?" sarkas Sasya.

"Udah napa sih. Namanya juga khilap"

"Iyain biar cepat. Males debat sama mantan. Ujung-ujungnya pasti ada maunya lu"

Sasya fokus berkutat dengan ponselnya. Asahi yang berada di sampingnya so pasti sudah penasaran.

"Ngapain sih lu?"

"Kepo ae lu. Diem dulu di situ, gue mau angkat telpon"

Sasya pergi menjauh dari tempat duduknya tadi untuk menerima panggilan di ponselnya. Asahi yang masih penasaran, mengikuti Sasya dari belakang. Sengaja memberi jarak tapi tetap terdengar agar tidak ketahuan.

Setelah Sasya selesai dengan panggilannya, Sasya berbalik bersama dengan Asahi yang buru-buru kembali dengan posisinya.

"Lama banget lu" omel Asahi.

"Napa sih. Gue kaga hilang juga."

"E-eh mau kemana lagi?"

"Ke toilet jupri. Kenapa sih lu kok posesif amat?"

"Kaga sih. Nanya doang. Sono lu, daripada ngompol"

Sasya tak menjawab dan hanya berlalu menuju toilet di sampingnya.

"Eh, pinjam hp ya. Mau ngegame"

"SERAH LU SUPARNO. ITU HAPE GUE UDAH SERING LU MAININ" teriak Sasya dari dalam toilet.

Beberapa menit berlalu, Sasya ingin keluar dari toilet tetapi tertahan karena pintunya terkunci.

"ASAHI !!! BUKA WOI !!" teriak Sasya dari dalam toilet.

"Gamau! Batalin dulu rencanamu"

"OGAH! Siapa suruh dia gituin lu??"

"Ya kan gue gatau kalau dia begitu, lu ga ngasih tau. Lagian gue biasa aja kali, asal lu balik sama gue sih hehe"

"No thanks, gue udah lihat sendiri lu gimana. Gue tetap lanjut"

ceklek

"EH WOI. JANGAN DIMATIKAN LAMPUNYA!!"

"Batalin atau lu disitu semalaman. Pilih sekarang!"

"NYALAKAN DULU CEPAT!!"

"Pilih dulu"

"IYA YA OKE, GUE BATALIN. NYALAKAN LAMPUNYA CEPAT, ASA!"

Asahi terkekeh geli melihat perempuan tampang preman yang sedang ketakutan hanya karena gelap.

Setelah dinyalakan lampu roilet, Asahi dengan sigap membuka ponsel Sasya dan melancarkan aksinya.

"Lu ngomong sama anak buah lu nih ya. Ngomong dari dalam aja, gue telponin."

"Halo bos. Ada apa?" ucap seorang laki-laki dari ponsel Sasya.

"EH LU BATALIN DAH TUH RENCANA. DARIPADA GUE MATI KUTU DI SINI" teriak Sasya yang sudah pasti dari dalam toilet.

"Loh, trus ini DPnya gimana bos? Kami kembalikan?"

"GAUSAH. SISANYA GUE TRANSFER NANTI, YANG JELAS BATALIN AJA"

"Baik bos. Makasih bos"

Asahi mematikan panggilan di ponsel Sasya, mengalihkan atensinya pada pintu toilet dihadapannya.

"Puas lo? Buka sekarang!!"

"Ya ini mau dibuka, lu jauhan dulu. Nanti lu kena pintu"

Kenapa Asahi suruh Sasya menjauh dari pintu? Sebenarnya bukan itu alasannya, tapi supaya Asahi ada kesempatan kaburlah. Kenapa kabur? Karena sehabis pintu terbuka, Sasya pasti akan menggebuki Asahi.

Seperti saat ini, Asahi sudah loncat dan siap pada posisinya di belakang sofa terjauh dari pintu toilet.

"UDAH. BUKA DAH" teriak Asahi dari tempat persembunyiannya.

"ASAHIII !!!" siapa lagi yang berteriak selain Sasya yang baru keluar.

"MANA LU? JANGAN SAMPE GUE YANG TEMUIN LU YA, GUE HABISI LU"

Asli, kali ini Asahi bingung harus menampakkan dirinya atau tetap bersembunyi. Ia juga tak bisa keluar dari rumah itu karena pintu depan sangat jauh dan ia akan kelihatan jika dia bergerak.

Sedangkan disisi Sasya, ia kehabisan batas emosi tapi tak kehabisan ide. Sasya mencoba mengatur napasnya agar terdengar seperti sudah tenang dan melancarkan aksinya.

"Ehm Asa"

Masih tidak dijawab.

"Ehmm Sayangg.." percobaan kedua dengan nada sedikit menggoda.

"Baby, honey, sweety, anjir sini lu. Tak kuaseee aku nak tengok kau, pen ku piting leher kauuu"

Sasya geram dan berjalan mencari dibalik sofa dengan kaki yang dihentak-hentakkan seperti raksasa yang mengamuk.

"NAH, DAPAT KAN"
"SINI LU"

Sasya langsung melancarkan aksinya yaitu menjewer telinga Asahi. Setelahnya menarik Asahi untuk mengikuti langkahnya.

"Siapa yang ajarin lu begitu?"

"Belajar sendiri. Lihat sendiri. Praktek sendiri" ujar Asahi.

"Si kampret. Dikira gue ga kesiksa batin di dalam" tutur Sasya dengan penekanan di setiap kata yang dilontarkan sambil lebih menjewer telinga Asahi.

Karena Asahi yang semakin mengadu keasakitan, Sasya tersadar dan melepaskan jewerannya. Takutnya telinga Asahi copot.

"Ya itu juga kan supaya lu ga balas dendam. Ngapain juga sih pake acara balas dendam segala"

Asahi ngedumel masih dengan mengusap-usap telinga bekas jeweran Sasya.

"Ya lu kan bisa ngomong baik-baik anjrit"

"Ga. Lu ga bakalan mau langsung batalin kalau ga gue gituin tadi. Awas aja lu dibelakang gue masih lanjutin rencana lu, gue ulangi kayak tadi" ancam Asahi.

"Iya, trus nanti gue jewer lagi telinga lu. Sekalian sampe putus kalo bisa"

Asahi hanya bergidik ngeri sedangkan Sasya pergi ke dapur untuk mencari cemilan. Cukup banyak tenaganya terkuras karena kejadian tadi + ngomelin Asahi.




Tbc

Segini dulu ya. Bakalan up lagi kalau gue udah kelar ujian. Jangan lupa vomment

-Sabtu, 20 Maret 2021

{✔}Weird Couple ¦¦ Hamada AsahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang