[Open - Vote - Read - Comment]
🚨W A R N I N G🚨
Typo bertebaran, silahkan komen untuk perbaikan menuju yang lebih baik lagi hehe.
----------------------------------------------------
Hamada Asahi, seorang pria dingin namun bisa menjadi uncontrol ji...
Keesokan harinya, Sasya menyambut pagi dengan berjalan menuju kamarnya untuk bergegas mandi. Ketika membuka pintu kamarnya, Sasya refleks mundur karena terkejut melihat Asahi tepat di balik pintu.
"Hampirr..." ucap Asahi sambil mengusap dada.
"L-lu ngapain juga disitu?" tanya Sasya dengan masih sedikit bergetar karena terkejut.
"Ya gue mau keluarlah. Kirain lu belom bangun"
"Emang ada apaan cariin gue? Biasanya juga cari hp gue" kata Sasya sedikit ngegas untuk mengawali paginya.
"Kaga kali ini. Gue mau... Anu... Itu loh..." jawab Asahi yang gelisah sambil mengusap tengkuknya dengan tangan lebarnya.
"Apaan? Yang jelas"
"Mau Pwupwhu hehe"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"HA? PUP? SANA LU KE TOILET CEPAT, DARIPADA LU BERAK CELANA" Sasya panik dan hampir membalikkan badan Asahi namun terhenti karena helaan napas sebagai permulaan kalimat ngegasnya.
"BUKAN PUP ANJIR. PUPUU... IH ITU... cium GITU" ngegas Asahi tapi nyalinya ciut ketika mengucap kata keinginannya.
"OGAH" tolak Sasya mentah-mentah.
"AAAA GAMAU DITOLAKKK"
"DIH SIAPA LO? SIAPA GUE?"
"KAN GUE SUAMI LU ANJRIT. BARU KEMARIN NIKAH"
"BODO AMAT! POKOKNYA GAMAU"
"AAAIIII AYOKLAHH" Asahi merengek.
"Suami saha sih ini anjir. Geli banget lihat kelakuannya. Mending sarapan aja dulu deh" batin Sasya
Asahi bergerak maju sambil merentangkan tangannya, memejamkan matanya dan memanyunkan bibirnya layaknya bayi meminta cium pada ibunya, bedanya ini istrinya.
Brakk
Dugh
Pintu kamar Sasya tertutup. Itu dilakukan Sasya untuk menghindari Asahi yang semakin mendekat, membuat jantung Sasya tak karuan. Dan semakin tidak karuan ketika mendengar suara kedua tadi, terdengar seperti benturan.
Sasya pun membuka kembali membuka pintu kamarnya ketika mendengar suara ringisan dari Asahi di balik pintu itu.
Plak
Gedubrak
"Sssshh..." ringis Asahi yang sudah berada di lantai.
"E-eh kok lu di bawah?" tanya Sasya panik.
Helaan napas lolos lagi dari hidung Asahi, sebelum suara merdunya keluar dari mulutnya yang sudah terbuka siap mengomeli Sasya, para abangnya Sasya ternyata datang dengan kepanikan masing-masing.
"Dek, itu Asahi kenapa?" tanya Mashiho.
"Kamu apain Asahi, dek?" tanya Yoshi.
"EH WOI WOI... ADA DUREN DARI MANA KOK GEDE BANGET SUARA JATUHNYA?" dahlah yang ini kalian pasti tau, siapa lagi kalo bukan bang Danny.
"Duren.. Duren... Mata lu berduri!" jawab Sasya ngegas.
"Gila lu jahat banget deh sumpahin abang sendiri begitu" balas Danny sok melas.
"Gausah sok melas lu. Jijik gue lihatnya" kalimat julid keluar dari mulut Mashiho kali ini dan Sasya hanya menahan tawa melihat komuk Danny.
"Elah masih aja sempet-sempetnya bertengkar. Ini Asahi gimana caranya bisa jadi gini? Lu apain sih dek?" tanya Yoshi yang entah sejak kapan sudah ada di samping Asahi di atas kasur.
"Wah parah lu dek. Baru nikah kemarin, masa dah KDRT aja" kata Danny sambil menggelengkan kepalanya.
"KDRT pala lu! Bukan gue yang lakuin, tapi pintu kamar gue" sanggah Sasya.
"Ya kali pintu bisa hidup trus ngebabak belurin Asahi begitu" ceplos Danny dengan segala kepolosannya.
Sasya, Yoshi, Mashiho, dan Asahi pun hanya bisa menatap malas ke arah Danny saat mendengar kalimat tololnya itu.
"Udah ah. Ga beres ini lama-lama. Mending lu ambil obat P3K gih dek" suruh Mashiho.
Danny mengangguk setuju dengan perintah Mashiho. Sasya mengangguk pun mengerti dan bergegas pergi mengambilnya. Tapi terhenti dengan tangan Danny.
"Kenapa lagi sih bang?" tanya Sasya malas.
"Maksud gue bukan obat P3K yang di kotak dek" jawab Danny.
"Lah trus apaan?" tanya Sasya yang semakin bingung.
"Itu loh obat P3K yang kepanjangannya PukPuk Peluk Kiss" jawab Danny dengan bangga seakan telah memberikan saran yang terbaik.
Mendengar jawaban Danny tadi, Mashiho, Yoshi dan Asahi hanya bisa cengo dengan—entahlah Danny itu tolol apa bego. Tapi beberapa detik kemudian Asahi mengangguk setuju, karena memang itu keinginan awalnya dia.
"APAAN?! KAGA! KAGA! KAGA MAU!" teriak Sasya sambil berlalu meninggalkan mereka semua yang ada di situ untuk mengambil kotak P3K.
"Yang sabar ya bro. Emang lu salah nikahin spesies kayak dia deh" ucap Danny sedangkan yang lain hanya menepuk-nepuk pundak Asahi setelahnya pergi ke kamar masing-masing.
Tak beberapa lama, Sasya datang dengan tangan yang memegang sebuah kain yang berisikan nasi hangat. Sasya berniat untuk mengompres memar Asahi.
"Sini lu" pinta Sasya
Asahi menurut dan mendekat ke Sasya. Sedetik kemudia mendekatkan bagian memarnya juga ke Sasya untuk dikompres.
"Sudah. Nanti malam lagi kalo emang jadi bengkak" ucap Sasya yang ingin meninggalkan Asahi.
"Sya..."
"Apa lagi?"
"Yang tadii..."
"Lu udah memar begini, masih mikirin itu? Parah lu" omel Sasya
"Ihh mumpung dah berdua" ucap Asahi yang terlihat mirip seperti bayi merengek sambil memajukan bibirnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sasya yang sudah malas berdebat, akhirnya berusaha untuk mengalah saja biar cepat selesai nih percakapan unfaedah.
"Ya udah iya. Sini"
Sasya mendekat bersamaan dengan Asahi yang menuruti perintahnya. Sedetik kemudian Sasya melakukan apa yang ia janjikan.
Chup!
"Sudah. Cepat turun, trus sarapan" titah Sasya segera pergi meninggalkan Asahi sendiri.
"Yaelah, singkat bener. Udah kayak cium pintu tadi aja. Bedanya yang dipintu rada sakit sih, yang ini ngga hehe" gumam Asahi seorang diri
• • • Tbc
Kamis, 8 Juli 2021
Plis y, sebenarnya rada geli geli gimana gitu bikin bab ini. Soalnya kek ga masuk aja gitu dengan kepribadian Asahi, so kalo kurang nge-feel mohon maaf ye guys. Sekian dan terima gaji