15. Kumat

438 105 40
                                    

Sendiri di kamar, suasana yang sunyi nan damai, saat-saat yang pas untuk ngambis. Begitulah yang sedang digumamkan Sasya. Walaupun itu tidak bisa dibilang ngambis, karena yang sebenarnya terjadi adalah dia sedang mengejar deadline.

Dikarenakan mereka berbeda jurusan dan juga fakultas. Itu yang membuat Asahi sedikit terbebani karena tak bisa mengawasi Sasya, sedangkan Sasya malah merasa bersyukur agar bisa bersikap bebas tanpa halangan.

Kalau dilihat sekilas peran mereka sedikit tertukar. Mungkin sih. Tapi tetap saja hubungan mereka berjalan mulus menurut mata memandang, walau berkerikil menurut mereka yang menjalani.

Back to point.

Sasya sekarang sedang berkutat dengan laptopnya, menciptakan suara khas ketika seseorang sedang mengetik. Sasya sibuk memikirkan skripsinya yang sudah mendekati deadline, tapi dia harus terkena masalah pada laptopnya beberapa waktu lalu hingga harus mengulang.

Pintu kamar Sasya terbuka perlahan tapi itu tak membuat Sasya terusik bahkan ia tak menyadari hal itu. Sosok laki-laki yang tingginya tak jauh dari dirinya, masuk perlahan berjalan mendekati Sasya.

"Hey! Masih banyak?" ucap Asahi.

"Ha? Uh eum... iya ni..." jawab Sasya yang sedikit terkejut akan kehadiran Asahi namun tetap memfokuskan diri dengan tugasnya.

Asahi menarik kursi yang dibawanya entah dari mana saat masuk ke kamar tadi. Menyejajarkan tubuhnya dengan Sasya yang berada di sampingnya.

"Gue temani ya?" tawar Asahi.

"Serah lu aja kalau lu ga bosen"

"Tapi pinjam hp ya hehe"

"No Way. Masih gue butuhin" tolak Sasya.

"Hmm okay. Gue pake hp gue aja dah" Asahi mengalah kali ini.

Waktu terus berjalan hingga tak terasa hampir sejam terlewati. Asahi mulai merasa bosan dengan ponselnya. Ia beralih menatap Sasya yang masih fokus berhadapan dengan laptop.

"Syaa..."

"..." Sasya masih menghiraukan.

"Sa.."
"Sya..."

"..." Sasya makin menghiraukannya.

"Sa..."
"Yang..."

"Ape sih?" oke, Sasya semakin muak digangu.

"Cuek amat pacar gue:(" kata Asahi sambil memajukan bibirnya beberapa senti

"Masih belom kelar elahh" ucap Sasya sedikit lembut berusaha mengontrol emosinya.

"Yaa boseen" rengek Asahi.

"Sana dah main game sama Danny" suruh Sasya.

"Ogah"

"Napa?"

"Bosen"

"Serah lu dah"

Sasya melanjutkan pengerjaan skripsinya tersebut. Memusatkan pandangan dan fokus pikirannya pada laptopnya. Tak berselang lama, Asahi mulai lagi. Kali ini benar-benar seperti cacing kepanasan.

"Syaa..." panggil Asahi berulang-ulang sambil menusuk-nusukkan jari telunjuknya pada pipi kiri Sasya.

Sasya membiarkan itu. Sasya tau Asahi tidak pernah suka menunggu, tapi dia sendiri yang mau jadi terserah dia saja.

Asahi memulai aksinya mengganggui Sasya mulai dari menatapnya sampai mendekatkan wajahnya dari samping, mencium pipi Sasya berulang kali. Tetap saja Sasya acuh akan hal itu.

{✔}Weird Couple ¦¦ Hamada AsahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang