Bubur atau Nasi Kuning Kalau ada Kamu, Apapun Jadi Enak Buatku

114 19 9
                                    

Sudah bukan hal yang aneh jika seorang Raden Mahanta Alamaga bangun pagi.

Anak ke tiga dari sembilan bersaudara itu sudah terbiasa tidur di bawah jam sebelas dan bangun sebelum shubuh. Sungguh laki-laki idaman.

Maga masih ingat betul perkataan Ayah beberapa tahun lalu ketika dirinya masih duduk di bangku SMA.

"Maga, kamu tau? Kadang orang yang hidupnya bermegah-megahan itu hatinya merasa hampa loh. Semua serba ada, segalanya terpenuhi. Makan enak, mau beli apapun gak perlu nunggu lama karena banyak uang. Tapi di balik semua itu terkadang mereka ngerasa hampa, kamu tahu kenapa?" Tanya ayah di sebuah sore. Laki-laki paruh baya itu duduk di pinggir teras tepat di sebelah Maga yang sedang mengetik makalah pelajaran olahraga nya.

Maga berhenti mengetik, lalu memandang langit yang mulai berubah menjadi jingga sembari berpikir "Mungkin karena orang itu terlalu banyak ngabisin waktu sama pekerjaannya, sampai-sampai dia lupa sama keluarga nya?"

Ayah tertawa "Itu betul, tapi ada yang lebih tepat dari itu"

Maga menopang dagu menunggu jawaban sang Ayah.

"Hati seseorang akan selalu ngerasa hampa, jika dia gak menempatkan tuhan di sana"

Maga tertegun beberapa saat.

"Begini, rezeki dan yang ada di dunia ini semuanya udah tuhan atur. Ketika kita di berikan sebuah nikmat sama Tuhan, kita patut bersyukur dan berterima kasih. Dengan apa? Tentunya dengan ibadah, sering-sering mengingat namanya. Dan dengan sendirinya, kamu akan selalu ngerasa kalau Tuhan itu dekat, tuhan itu akan selalu ada untuk nolong kamu. Dengan begitu, Tuhan akan selalu ada di hati kamu. Dan kamu gak akan pernah merasakan apa itu hampa"

"Jadi nanti ketika kamu udah sukses, jangan sampai lupa Tuhan ya!"

Ayah tersenyum setelah menyelesaikan kalimatnya, ia lalu menepuk pundak Maga yang masih diam merenungi kata-kata nya.

Maga jadi ingat kalau sore itu dia belum sholat ashar karena sibuk dengan tugasnya.

.

"Magaaa! Udah nunggu lama?" Tegur Seorang gadis berambut panjang yang datang menghampiri, membuyarkan lamunan Maga. Gadis itu berpakaian hampir sama seperti Maga, tapi beda nya ia memakai Hoodie hitam dengan rambut di kuncir kuda.

Maga tersenyum singkat "Loh, kok sendirian?"

"Dih, bukannya enak ya kalo cio gak ikut? Kan sarapannya bisa lebih hemat" Sahut gadis itu menyebutkan nama adiknya yang sering ngintil kemana pun ia dan Maga pergi.

"Yaa gak salah juga sih" Balas Maga memberikan cengiran.

Pagi itu taman kompleks tidak begitu ramai, hanya ada beberapa orang yang berolahraga atau sekedar jalan-jalan santai disana.

Niatnya sih Maga mau lari pagi, sambil cari sarapan sama mbak pacar mengingat hari ini jadwal Maga ke kantor di rubah jadi sore.

Maga tersenyum lebar memandangi rambut kuncir kuda gadis itu yang bergerak kesana kemari karena si pemiliknya sedang berlari-lari kecil.

Sadar di perhatikan, gadis itu berhenti yang pada akhirnya membuat Maga juga ikut berhenti di belakangnya.

"Aku aneh ya kalo rambut panjang gini?"

"Kata siapa?"

"Itu kamu ketawa terus kalo ngeliatin rambut akuu" Gadis itu merengut "Besok potong aja lah, biar gak di ketawain Maga terus"

Maga melongo "Jangan, kamu cantik kok kalo rambut panjang gini"

"Terus dari tadi kenapa ketawa?"

Cerita KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang