"Wildaaan! Bekalnya di bawaaa!"
Teriakan melengking Bunda sukses membuat Raka menghentikan motornya secara mendadak, padahal baru saja laki-laki itu menarik gas.
"Apalagi si? Lu ketinggalan apalagi?" Tanya Raka agak ngegas pada Wildan sambil membuka helm full face nya.
"Bekel makan"
"Anjrot udah gede juga"
"Dih biarin lah suka-suka gue, kan lumayan duit jajan nya bisa di tabung buat malming sama Cece"
"Halah, paling seminggu lagi juga ganti" Cibir Raka pada Wildan yang sudah kembali masuk ke rumah.
"Duh udah jauh kali ya itu anak- astaghfirullahaladzim"
Bunda terlonjak kaget sewaktu Wildan berdiri tepat di hadapan nya.
"Bekal Abang ya Bun?"
"Kamu tuh, kalo masuk ke rumah helm nya di bukaaa dulu dongg! Untung bunda gak punya penyakit jantung"
Wildan terkekeh geli, ternyata helm nya belum di lepas.
"Maaf Bun, lupa"
Bunda menutup tiga kotak bekal berukuran sedang.
"Ini yang biru punya bang Wildan, terus yang ini buat Cece nya" kata Bunda sambil memainkan halis, menatap Wildan penuh arti.
Wildan melotot kecil "Cece? Bunda kenal sama Cece?"
"Cherry kan nama aslinya?"
Wildan dibuat makin bingung. Ini gimana ceritanya Bunda bisa kenal Cherry?
"Bunda kok kenal Cherry?"
"Raka yang cerita, kamu kok punya pacar gak ada cerita ke Bunda"
Wildan mengatupkan bibir 'Pantes aja Bunda tau, si kupret ternyata' batin nya.
"Itu satu lagi buat siapa Bun?"
"Buat Raka"
"Oke, sini sekalian Abang yang bawain"
Bunda menyodorkan totebag hitam yang sudah berisi tiga kotak bekal tadi pada Wildan.
"Abang berangkat yaa, makasih bundaa"
Seperti biasa, Wildan mencium punggung tangan Bunda sebelum berangkat.
Raka masih asik berkaca pada spion motonya, hingga terlihat Wildan yang berjalan ke arahnya sambil menenteng totebag.
"Udah, bang?" Tanya Raka setelah Wildan naik ke atas motor.
"Udeh, ada punya lu nih"
"Wah siyap, bisa irit duit dong"
"Nyinyinyinyi"
Wildan tampak sedikit berpikir, diam-diam cowok itu melirik bagian depan motor sambil cengar-cengir.
"Bang"
"Hm?"
"Ngapain cengar-cengir? Serem ege"
Wildan tertawa kecil.
"Gapapa, eh tapi.."
"Lu minggir deh, hari ini gue aja yang bawa"
Raka mengangkat halis "Bawa ini motor?"
"Iye lah"
"Emang nyampe?"
"ALLAHUAKBAR RAKA MEIDIAWAN GUA GOROK JUGA NIH YA. NYAMPE LAH, JAN NGADI-NGADI LO" Omel Wildan menggebu-gebu hingga Raka menutup telinga nya cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kita
Fanfiction"Teruntuk Tuhan Yang Maha Kuasa, Terimakasih karena telah menakdirkan kami semua sebagai saudara. Lalu teruntuk bumi yang saat ini kami singgahi, jangan bosan ya dengan tingkah laku kami" Tentang keluarga kecil Pak Wiratama dan suka duka di dalamnya.