"Haloo, Sammy anak mama.. lagi apa nak?" Sebuah sapaan riang terdengar dari seberang sana.
Sam membulatkan matanya kaget, sesaat setelah anak itu mengangkat telepon masuk dari nomor tak di kenal.
Hafidz, Roby dan Raka yang juga duduk bersama Sam mulai memandangi anak itu.
"Siapa?" Tanya Raka dengan berbisik.
Sam tak menghiraukan pertanyaan Raka. Anak itu menarik nafas dalam-dalam sebelum bicara lalu diam-diam me loud speaker teleponnya.
"Ini Mama? Mama Vera?"
Hafidz, Roby dan Raka kompak bertukar pandang sembari ikut membulatkan mata.
"Iya nak ini mama, kamu apa kabar? Roby sama Raka juga gimana kabarnya?" Tanya suara dari seberang sana.
Sam sudah ingin menangis. Namun anak itu tetap berusaha memasang wajah datar seolah tak terjadi apapun. Bahkan tangannya sempat menepis tangan Raka yang hendak merebut teleponnya.
"Ma?" Panggil Sam dengan suara tertahan.
"Iya sayang?"
"Kenapa baru sekarang?"
Hening beberapa saat ".... Apa yang baru sekarang Sam?"
"Mama nanyain kabar ku sama Kakak-kakak yang lain"
"Maaf Sam, mama baru-"
"Gapapa kok Ma, kita semua baik-baik aja. Kalo Mama mau ngobrol sama Aa atau Abang, Sam yakin mereka juga gak akan mau ngomong sama Mama. Jadi.. Sam tutup ya?"
"Sam, sayang? Mama kan belum...."
Sambungan telepon di putus sepihak oleh Sam. Anak laki-laki itu bertingkah seolah tak terjadi apa-apa. Ia malah dengan santai nya kembali membuka aplikasi Among US di laptop nya.
"Sam.."
"Mas hafidz udah bikin room nya?"
"Udah udah, tinggal pada masuk aja"
"Sam?" Panggil Raka.
"Apa paswordnya Mas?" Tanya Sam pada Hafidz, anak itu tetap tak menghiraukan panggilan Raka.
"Oh ini ADRHCV"
"Oke"
Raka dan Roby saling pandang. Raka sudah rusuh menyikut Roby lalu beralih menunjuk Sam dengan dagu nya, mengisyaratkan agar Abang nya yang satu itu bicara pada Sam.
"Sam"
"Hmm?"
"Sam gapapa?"
"Lah? Emang Sam kenapa? Udah ayo mulai, udah sepuluh niih"
Pintu di ketuk, muncul sosok Bunda yang tersenyum pada keempat anak laki-laki yang sedang rusuh memainkan game itu.
"Sammy.. makan yuk. Sup nya udah mateng loh. Yang lain juga ayo makan dulu" Kata Bunda sembari menghampiri keempat anak laki-laki nya yang duduk lesehan di lantai kamar.
"Eh bunda masak sup? Kok gak bilang sama Mas?" Omel Hafidz sambil memanyunkan bibirnya.
"Iiih Mas Hafiidz, tadi kan Mas liat Bunda minta tolong Bang Wil buat beliin lada"
"Pasti sekarang Bang Wil udah nongkrong deh di meja. Aaaah cekerkuuuu yang berharga" Teriak Hafidz sembari buru-buru keluar dari kamar, hingga membuat gelak tawa dari Bunda dan yang lainnya terdengar.
Masalahnya, Hafidz suka ceker ayam. Sama hal nya dengan Wildan. Jadi tak heran kalau dua anak itu seringkali rebutan. Padahal Bunda sering menasehati supaya masing-masing ambil satu, tapi kata hafidz "Kalau setengah-setengah nanggung, gak baik melakukan sesuatu setengah-setengah. Termasuk makan ceker ayam"

KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kita
Fanfiction"Teruntuk Tuhan Yang Maha Kuasa, Terimakasih karena telah menakdirkan kami semua sebagai saudara. Lalu teruntuk bumi yang saat ini kami singgahi, jangan bosan ya dengan tingkah laku kami" Tentang keluarga kecil Pak Wiratama dan suka duka di dalamnya.