4. Night Road

131 23 4
                                    

"eh..." dia tampak kebingungan

"kenapa?"

"kunci motor gue kemana ya"

"lah mana gue tau, coba inget inget tadi taroh mana"

"perasaan gue taroh di saku tadi" dia memasukkan tangannya ke saku celananya dan keluar dengan tangan hampa

"di tas lo?"

"bentar" dia membuka tasnya dan tetap saja dia tak menemukannya

kringg kringg

Mami 😡❤ incoming call

"halo apa mih?"

"udah jam berapa kamu belom pulang"

"iya mih ini udah mo pulang kok"

"nyari temen buat bareng"

"iya iyaa aku udah barengan kok"

"siapa"

"ehh.." hp yang ada ditanganku direbut oleh Ren Hao dan menyalakan loudspeakernya

"halo tan..ini Ren Hao, (y/n) bareng Ren Hao kok, tenang aja. tapi mungkin agak malem nyampenya soalnya ini masih nyari kunci motor"

"eh Ren Hao?? kok bisa sama kamu, duh kalo ada kamu mamih tenang deh (y/n) pulang jam berapapun"

"dikira apaan gue ih mamih"

"iya tadi ketemu di stadion jadi sekalian ngajak pulang bareng"

"aah yaudah hati hati yaa bawa jalan dulu gapapa"

"mihh!!!"

Panggilan terputus, Ren Hao kembali mencari kunci motornya.

"eh lo tunggu bentar ya apa tadi ada di ruang ganti ya" dia berlari masuk kembali ke stadion.

Tak lama kemudian dia kembali dengan helm yang sudah dipasang di kepalanya.

Tak lama kemudian dia kembali dengan helm yang sudah dipasang di kepalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"ada?" tanyaku

"ada hehe" dia kembali ke menaiki motornya dan menyalakan mesinnya.

"naik"

Aku hanya menatap kebingungan, gimana caranya aku duduk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku hanya menatap kebingungan, gimana caranya aku duduk.

"sini tas lo gue pegang, gue gak bisa duduk"

Dia melepaskan gendongan tasnya dan memberikan padaku. Akhirnya aku pun naik di atas motornya dan menggendong tas miliknya.

"pegangan"

"apa??"

Dia membuka kaca helmnya "pegangan"

"oke" aku mencari pegangan besi di samping samping untuk menahan

Dia menancap gas dan mengerem mendadak membuatku reflek memeluknya. Dengan cepat aku melepaskan dan hanya berpegang sedikit pada jaketnya.

Jalanan kota pada pukul setengah sebelas malam masih ramai, walau tak sepadat biasanya. Aku menikmati angin malam yang sedikit dingin dan membuat kacau rambutku.

"thanks udah nganterin" ucapku yang sudah sampai dengan selamat di depan rumah

"sama sama, lusa jalan yuk"

"aaa emmm gue kabarin di chat aja ya" aku melambaikan tangan dan masuk berjalan ke halaman rumah

"ehh"

Aku membalikkan badan.

"tas gue"

"oh iyaa" aku kembali mengembalikan tasnya dan berjalan lagi masuk ke rumah.

Aku mengintipnya dari jendela memastikan dia pulang.

"hayoo ngintip siapaa"

"ih apa sih mamih bikin kaget"

"kayaknya udah mulai deket nih sampe diajak jalan"

"mamih tau dari mana??!!"

"tuh kan bener padahal cuma nebak, eh kapan? diajak kemana?"

"enggak ah mana ada"

"cieee kasmaran nih"

"apasih mih"

Aku berjalan kembali ke kamar dan menutup pintu. Aku melempar diri ke atas kasur berwarna merah muda itu dengan masih berpakaian tadi.

"emang segampang ini hati gue luluh ke dia??"

Aku mengambil hp dan membuka wechat. Tanpa sadar aku mengetik nama Ren Hao di kontakku menuju roomchatnya dan mengirim pesan untuknya. Dimana harga diriku kenapa cewe yang chat duluan??!

Ren Hao

udah sampe? :

: udah :)

: (pict)

: gimana lusa jalan yuk?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

: gimana lusa jalan yuk?

hmm yaudah boleh :

: oke gue jemput jam 5

okey :

: Goodnite <3

Aku hanya membaca pesan itu, karena aku bingung mau balas apa. Masa balas goodnight juga? keliatan perhatian banget. Eh wait....sejak kapan aku mulai pusingin dia.

CEO Of My Heart (Ren Hao)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang