11. [END] Relationship

169 22 7
                                    

sebulan kemudian

Aku membuka kembali roomchat antara aku dan Ren Hao, sudah tiga hari terakhir pesanku tidak dibalas olehnya.

"awas ya kalo gue sampe disana" aku melempar baju ke dalam tas dengan perasaan yang masih kesal

"dek kamu berangkat jam berapa?" mami membuka pintu kamarku

"jam sebelas"

"awas telat, masih nyiapin baju juga kamu"

"iya iya mih, masih satu jam lagi kok"

"takut macet di jalan ketinggalan kereta baru tau rasa kamu"

"iya mami yang cantik ini sudah"

Aku hanya membawa satu tas gendong untuk pergi ke Shanghai. Yap, aku mau menyusul Ren Hao untuk beberapa hari. Karena sekaligus mau merayakan ulang tahunku disana bersamanya dan surprise kedatanganku.

"mih aku berangkat"

"ya hati hati"

Aku memanggil taksi yang kebetulan lewat di jalan depan rumah dan langsung saja aku menuju stasiun.

Ternyata jalanan tak begitu ramai sehingga jadwal pemberangkatan keretaku masih ada sekitar empat puluh lima menit lagi. Dan aku hanya duduk manis sambil bermain hp di kursi tunggu.

Ren Hao

Calling

Aku yang masih kesal dengannya jadi aku reject saja panggilan darinya.

Ren Hao

Calling

"ish apaan sih dari kemarin gak ada kabar"

Aku menggeser pilihan reject lagi.

Ren Hao

Calling

Akhirnya aku pasrah untuk mengangkat teleponnya.

"apa"

"halo"

"halo apa?"

"lo ada dimana?"

"di rumah"

"bohong"

"bukan urusan lo"

"gue punya berita bagus"

"gak mo tau"

"yakin?"

"ya"

"seriusan lo dimana kok rame?"

"serah gue lah gue dimana"

"oh marah ya"

"gak, lo juga dimana rame banget"

"dimana ya"

"gak jadi gak penting"

"ohh jadi gue gak penting nihh?"

"dah lah gue ada urusan, bye"

"eh tunggu"

"apaan lagi sih"

"gue kangen"

"cih dari kemarin kemarin lo gak bales chat, telepon gue masih berani bilang kangen lo?"

"iya kan gue sibuk"

"iyadeh iya"

"yaudah maafin gue ya"

CEO Of My Heart (Ren Hao)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang