10. Long Distance

123 21 0
                                    

"nih minumnya"

"nih minumnya"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"makasih"

Ren Hao berjalan kembali menuju teman temannya yang sedang istirahat setelah bermain basket.

Aku tetap berada di tempat duduk tribun penonton yang hanya berisikan diriku, karena bukan pertandingan. Hanya sekedar latihan biasa.

Pandanganku tak bisa lepas dari Ren Hao. Melihat setiap gerak geriknya mulai dari mengelap keringat, meneguk minuman, dan memainkan rambutnya.

"ganteng banget" ujarku sambil menutup mulut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ganteng banget" ujarku sambil menutup mulut

Tak lama kemudian dia juga menatap ke arahku, membuatku langsung mengalihkan pandangan ke atas. Saat aku kembali melihat ke tempat yang dia duduki tadi, dia sudah tak disana tapi sudah duduk di sebelahku.

"lo ngeliatin gue ya dari tadi?"

"enggak"

"trus liatin apa kesana?"

"temen lo" jawabku ngasal

"ooh"

Aku tidak melanjutkan pembicaraan juga Ren Hao hanya memainkan botol minuman itu.

"umm gue bukan liatin temen lo kok"

"gue tau"

"mana mungkin lo berpaling dari gue" lanjutnya sambil mengelus kepalaku

"ayo pulang" ajaknya

"emang udah latiannya?"

"udah, oiya mana jaket sama tas gue"

Aku memberikannya barang yang dia maksud itu.

Kami berjalan menuju luar stadion dimana sepeda motornya di parkir.

"oh iya ada yang mau gue omongin" tiba tiba dia berbalik menghadapku

"apa?"

"mulai minggu depan gue bakal nerusin perusahaan bokap"

"waah bagus dong"

"tapi gue bakal di shanghai pusat kantornya di sana"

Seketika aku sudah mengerti akan maksud dari kelanjutan percakapan ini.

"ya gapapa, gue juga gak ada hak buat nahan lo di sini" jawabku

"b-bukan gitu"

"kita cuma bakal jarang ketemu, tapi gue pastiin tiap dua atau tiga minggu bakal temuin lo"

Aku mengangguk dan berkata "kalo nanti emang bakal sibuk banget gak pulang juga gapapa, gue bakal ngertiin lo"

"tapi lo angkat kalo gue vidcall"

"kenapa?"

"kangen" jawabnya dengan tersenyum dan kembali berjalan menuju motornya

Aku menyusulnya dan menaiki motornya seperti biasa aku tetap hanya memegangi jaketnya. Tapi tetap saja dia mengerem mendadak agar aku bisa tidak sengaja memeluknya.

Selama perjalanan Ren Hao hanya membawa motornya dengan kecepatan 40km/jam cukup pelan dan santai sambil menikmati angin sore yang menghempas ke wajah.

Kami berhenti tepat di depan rumahku dimana ada mami yang kebetulan sedang menyiram bunga.

"eh udah pulang kalian?"

"yang mami liat?" jawabku karena merasa pertanyaan seperti itu kurang berguna

"Ren Hao gak mau mampir dulu?"

"engga masih ada perlu, next time deh" jawab Ren Hao

"okis deh kapan aja, tapi kabarin dulu ya soalnya nanti mami bakal masak yang enak buat kamu"

"hehe iya"

"giliran anaknya gak dimasakin enak" aku memprotes

"makanya kamu cepet serumah sama Ren Hao biar dia masakin"

"apasih mih"

"oiya tante, Ren Hao pamit dulu ya"

"eh iya hati hati ya, kamu kok sering bawa motor. kan enakan bawa mobil"

"terserah orangnya lah mih, mami kok sewot"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"terserah orangnya lah mih, mami kok sewot"

"kalo bawa motor biar bisa dipeluk sama (y/n)"

Aku berusaha menahan senyum dan malu. "ih sana sana pulang" usirku

Dia melaju dengan motornya dan pergi dari hadapan kami.

"aahh bisa aja nih Ren Hao godain anak mami" mami menggelitikiku

"iri? wleee" ejekku sambil berlari ke dalam rumah.

"eh mau kemana kamu, sini nyiram taneman"

Aku masuk ke kamar dan menutup pintu rapat - rapat.

"huffrt LDR ya?" ujarku sambik menghela nafas.

CEO Of My Heart (Ren Hao)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang