ASKALA 11

103 55 38
                                    

Makasi untuk 1k pembaca! Seneng banget bisa sampe 1k. Semoga pembaca ASKALA bisa meningkat terus, aminn. Tolong hargain ya walaupun cerita nya masih amburadul. Makasii udah mau baca tulisan buradulku.

Mohon maaf jika ada kesamaan nama tokoh, tempat dan cast barangkali itu hanya lah kehaluan nata.

11. Kok Jadi Aneh?


Gorden berwarna peach itu melambai ketika angin malam berhembus pelan membuat suasana malam menjadi sedikit lebih 'mencekam'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gorden berwarna peach itu melambai ketika angin malam berhembus pelan membuat suasana malam menjadi sedikit lebih 'mencekam'. Terlihat temaram malam meredup. Tak heran karena waktu manusia beristirahat. Namun berbeda dengan gadis bersurai legam itu, ia sibuk dengan handphone ditangannya. Sesekali ia mengusap tengkuk belakang leher karena dinginnya semilir angin malam yang lewat melalui fentilasi udara.

Tok! Tok!

Siapa yang tak kaget dijam seperti ini mendengar suara ketukan pada jendela kamar. Sama hal dengan Nara, gadis itu reflek menoleh kearah sumber suara. Ia hanya kaget bukan takut.

Digaris bawahi hanya kaget.

Dua kali ketukan diabaikan oleh sang empu. Namun untuk ketukan ketiga kalinya, gadis dengan piyama doraemon itu berjalan menuju jendela kamarnya.

Nara gak penakut!

Pintu jendela tersebut dibuka. Namun betapa terkejutnya gadis berpiyama itu karena-

"Gue kira Lo udah tidur," ucapnya membuka suara. Pemuda itu menatap wajah kaget Nara.

"Astaga! Lo ngapain malam-malam kesini?!" ucap gadis itu sedikit teriak mungkin karena kaget.

"Untung aja gue gak penakut."

"Eh itu muka lo kenapa?" tanya Nara cerewet membuat pemuda berjaket levis itu tersenyum tipis.

Pemuda itu menyelonong masuk. Tanpa mengindahkan ucapan sang empu.

"Obatin luka gue!" ucap Askala datar. Tanpa melirik kearah lawan bicaranya.

"Bentar gue ambil P3K dulu," ucap gadis itu melangkah kearah lemarinya.

Nara kembali kearah pemuda yang duduk di sofa kamarnya itu. Jaket levis yang dipakainya tadi dibuka secara perlahan, meninggalkan kaos berwarna hitam yang sangat kontras pada warna kulit Askala. Bisa dilihat dengan jelas, ada ringisan pelan disaat pemuda itu membuka jaketnya. Nara tau bahwa saat ini-

Askala kesakitan.

Gadis itu duduk disebelah Askala. Nara membuka kotak yang diletakkan diatas pahanya tersebut.

"Lo- berantem?" tanya Nara seraya menuangkan obat merah keatas kapas.

"Jatoh dari motor," jawabnya. Kemudian Askala dengan santainya menganggkat kaki panjangnya keatas paha gadis disampingnya.

ASKALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang