ASKALA 17

46 16 33
                                    

Don't forget to vote and comment.
;jangan baca doang tinggalin jejak dong.

17. The Real Purpose

Tepukan dibahu Askala membuatnya mengalihkan pandangan kearah orang disampingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tepukan dibahu Askala membuatnya mengalihkan pandangan kearah orang disampingnya. Orang itu berjalan kemudian duduk kearah kursi tepat didepannya.

"Gimana, bro?" tanyanya mengambil rokok diatas meja. Orang itu menghidupkan mancisnya dan membakar sebatang rokok yang sudah berada disela-sela jari telunjuk dan jari tengahnya.

Askala menatap orang itu kemudian menaikkan satu alisnya. "Maksud lo?" tanya Askala balik.

"Lo pasti tau lah maksud gua," balasnya menghembuskan asap rokok dimulutnya.

Askala baru ingat, ia meraih kantong jaketnya dan mengeluarkan dua foto dari sana. "Dia?" tanya Askala menatap foto yang sudah bedada diatas meja itu.

Orang itu mengangguk yakin. "Lo nyari info sama orang yang tepat dan gak mungkin gue salah orang," pungkasnya mantap.

"Al, gue nanya sama lo sekali lagi. Apa lo yakin beneran dia?" tanya Askala lagi. Ia belum yakin dengan fakta yang diucapkan oleh pemuda yang bernama, Ale, didepannya itu.

Ale yang sedang menghisap asap dari nikotin ditangannya itupun langsung memberhentikan aksinya. Ia meraih asbak rokok yang tak jauh darinya kemudian mematikan rokok itu. Aktivitas yang dilakukan pemuda itu tak lepas dari pandangan mata Askala walau hanya lewat sudut matanya.

"Gue yakin. Lo tau sendiri gue orang yang paling deket sama Drako. Dia sendiri yang bilang sama gue—"

"Kalo cewek yang namanya Nara itu satu-satunya adik kandungnya dia," lanjut Ale sembari menatap Askala.

Askala terdiam tak percaya ia menatap foto yang berada di atas meja. Foto Nara, gadis yang sedang dekat dengan dirinya.

Beberapa saat kemudian pikiran dan otak Askala dipenuhi oleh emosi. Ia melirik kearah foto gadis yang tengah tersenyum di foto itu lalu beralih kearah Ale.

"Thanks, Al. Info lo berguna banget buat gua," ujar Askala dengan tersenyum puas. Ia mengambil dia lembar foto diatas meja itu lalu berdiri.

"Gue cabut. Thanks." Setelah mengucapkan itu Askala melangkah pergi dari tempat itu.

"Tiati lo," teriak Ale menatap punggung Askala yang perlahan hilang dari pandangannya.

***

Bunyi pintu apartemen terbuka membuat pemuda itu melangkahkan kakinya kedalam apartemen itu. Langsung saja Askala beranjak kearah kamarnya. Ia mengambil salah satu bingkai foto yang berada di atas meja kamar.

ASKALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang