08. Katanya Ga Peduli
"Terkadang realita terlihat bodoh disaat disandingkan dengan ekspetasi."
Tak terasa waktu seminggu telah berlalu. Seminggu dari kejadian di basecamp Vegasus. Selama itulah Nara selalu menghindari Askala. Nara selalu berangkat lebih pagi dari biasanya, diantar oleh Rahesa ataupun berangkat dengan angkutan umum hanya untuk menghindari Askala.
Entah karena hal apa Nara selalu menghindari Askala. Padahal yang diucapkan Askala seminggu lalu memang benar. Pemuda itu menjaganya hanya sebagai tanggung jawab atas perjanjiannya kepada Arbani. Tak ada yang salah dengan ucapan Askala. Namun kenapa hal itu membuat Nara menjadi kecewa?
"Ra, kekantin yuk," ajak Olivia yang sudah berada di tepi mejanya. Terlalu lama melamun membuat Nara lupa jika saat ini adalah waktu istirahat.
Nara memasukkan buku kedalam ransel birunya. Nara melirik kearah Olivia dan beralih kearah Adis yang duduk disebelahnya. Adis memang duduk bersama dengan Nara sedangkan Olivia duduk di kursi depan.
"Gak dulu deh. Kalian duluan aja," tolak Nara.
"Tapikan lo belum makan, Ra," ujar Adis menatap wajah Nara.
"Udah kok tadi," ucap Nara berbohong. Ia tak mau membuat sahabatnya khawatir dengannya.
"Lemes banget, Ra," tutur Adis jujur menatap wajah Nara.
"Kecapean doang ini. Gara-gara belajar Matematika," ucap Nara yang membuat Olivia terkekeh.
"Udah sana," Nara melambaikan tangannya menyuruh Olivia dan Adis untuk pergk kekantin.
"Yaudah deh kita duluan. Ada yang mau lo titip gak, Ra?" ucap Olivia yang membuat Nara menggeleng.
Adis berdiri disamping Olivia. Kemudian dua orang itu berjalan menuju luar kelas meninggalkan Nara sendirian.
Nara memang tak peduli walaupun sendirian. Toh! dikelas juga bukan hanya Nara yang berada didalam. Ada beberapa siswi yang sedang sibuk dengan urusannya masing-masing.
Nara meletakkan kepalanya keatas meja. Sesekali ia mengecek ponselnya. Ia mendengus, kenapa hari ini terasa sangat melelahkan?
Dilain sisi, Askala berjalan dengan keempat sahabatnya menuju kantin. Siapa lagi jika bukan dengan inti Vegasus - Ragos, Dewa, Jovan dan Junior. Mereka duduk ditempat kosong disisi sudut kantin. Seketika pandangan warga kantin melirik kearah lima orang pemuda itu.
"Gila sih, Askala tambah ganteng."
"Jovan lucu banget, bismillah Askala."
"Ragos gak ada obat sih anjir, dingin-dingin nyegerin gitu."
"Aaa Junior lucu na..."
"Dewa apa-apaan tuh kancing bajunya gak kalem."
Teriak penghuni kantin yang tak lain adalah kaum hawa. Ada yang jejeritan tidak jelas. Ada yang hanya memandang mereka berlima dan masih banyak lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASKALA
Teen Fiction[Tentang masa lalu yang belum terselesaikan.] "Yakin kalo gue orang baik?" Pernah di perlakukan layaknya ratu oleh ketua geng? Manusia aneh dan misterius sekaligus? "Kala, terlalu abu-abu buat ditebak." Nara, ia dengan tak sopannya masuk kedalam keh...