ASKALA 09

141 116 61
                                    

09. Temen Random

Pemuda itu mengotak-atik ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pemuda itu mengotak-atik ponselnya. Jari panjang itu mengetik di layar mipih tersebut. Ia mengetik pesan kepada seorang gadis. Siapa lagi jika bukan Nara?

Jika kalian menebak Askala mendapatkan nomor ponsel Nara dari Dewa, kalian salah besar. Askala mendapatkan nomor ponsel Nara dari Arbani. Sebenarnya sudah lama Arbani memberikan nomor ponsel Nara kepada Askala. Namun pemuda itu hanya mengangguk saja tanpa berniat menyimpan dua belas nomor tersebut.

Dia tersenyum remeh seraya mendengus. Menertawakan dirinya sendiri. Ia mengingat kejadian dirumah sakit dahulu dan bersikap tidak peduli dengan Arbani yang memberi nomor ponsel gadis itu.

Akhirnya setelah sekian lama nomor itu berguna juga bagi Askala.

"Lo waras?" celetuk Ragos seraya melirik Askala yang tengah tersenyum tipis menatap layar ponselnya.

Askala hanya menanggapi ucapan Ragos dengan meliriknya.

"Jopan," teriak Junior mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Jovam.

"Nama gue Jovan ye bukan Jopan," Jovan yang duduk di sofa melirik sebal kearah Junior.

"Serah Juju lah! Mulut-mulut Juju," Junior menatap Jovan dengan sengit. Seolah ingin memberikan bendera perlawanan kepada Jovan.

"Iya emang serah lo, tuan muda Juju," Jovan mendengus pasrah melihat tingkah Junior yang tengah memegangi benda mipih ditangannya.

Jarak antara Junior dan Jovan hanya sekitar 2 meter. Junior yang duduk disofa yang bermuatan dua orang. Sedangkan Jovan duduk di sofa panjang.

Junior melirik Jovan yang telentang diatas sofa panjang tersebut. Jovan memang dimana pun jika ruangan itu memiliki kursi atau sofa yang bisa digunakan untuk merebahkan diri, maka ia akan merebahkan diri. Kaum rebahan.

"Jovan, pasangin Juju aplikasi t*ktok dong," ucapnya dengan mata berbinar mengadahkan ponselnya kearah Devan. Seperti anak balita saja.

"Sama Dewa aja sana. Biasanya juga minta tolong sama Dewa. Sama gue pas lo lagi gabut aja," Jovan mengambil kuaci diatas meja. Pemuda itu merenggut kesal membuat Junior mendelik.

"Jangan bilang Jopan suka sama Juju?" Junior menganga seraya menutup mulutnya dengan salah satu telapak tangannya.

"Ya ga—"

"Plis Jovan, Juju tuh masih normal. Juju masih suka sama cewek. Juju belum selesai berguru sama Ares," ucap Junior memotong ucapan Jovan yang mengundang tawa Dewa dan Askala. Kecuali Ragos yang setia menatap tumpukan buku ditangannya. Sedangkan Jovan ia melirik Junior seraya mendengus.

"Akibat kebanyakan main sama si Dewa nih anak. Perlu di ruqiah nih," ucap Jovan beralih duduk.

"Kok gue sih anj—" sahut Dewa memberhentikan tawanya. Lagi-lagi dirinya yang selalu disalahkan, lebih-lebih lagi persoalan mengenai Junior.

ASKALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang