SINCERITY♡

3.6K 343 113
                                    

Apa susahnya sih cinggu buat nge vote ama komen? :)
Banyakan yg baca doang hm, yok bisa yok ngehargain, menulis tidak segampang itu loh cinggu.

Percaya deh, dari cara respect kalian kepada satu cerita tuh pasti bikin mood penulis semakin meningkat untuk update.

Bantu share cerita ini dong ke ig, tiktok, facebook, orang terdekat atau seluruh sosmed kalian. Terima kasih ♡

Absen dulu nih :)

Pengen deh Sweet bilang makasih mulu untuk cinggu yg suka komen dan vote nya nggak bolong-bolong, sayang much ♡♡

Udah follow akun wattpad ku nggak? Kalau belum, follow yok!


Happy reading🐊

Happy reading🐊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Arka mengusap wajah kasar, tangan yang di baluti oleh perban kasa itu mengepal kuat menahan tekanan dalam diri nya. Keringat tak henti-henti nya bercucuran, membasahi setiap jengkal tubuh kekar nya.

   Dalam ruangan yang sangat tertutup, hanya di isi oleh satu meja dan kursi. Sedang komputer diatas nya yang sedari tadi sengaja di nyalakan itu menunjukkan beberapa gambar.

    Helaan nafas terdengar beberapa kali di belakang nya, seseorang yang sedari tadi menemani nya dalam ruangan gelap yang hanya di terangi cahaya komputer di atas meja.

Pemuda berjaket kulit serba hitam itu terlihat mendekatkan handy talky di genggaman nya ke telinga, suara langsung menyambut pendengaran nya. Tangan nya menyugar rambut abu-abunya dengan brutal lalu mengangguk yakin.

Matanya melirik cowok di depan nya yang masih setia mengepalkan tangan nya, " She' is woke up bro."

Arka melirik lewat ekor mata nya, dia menenggarkan baju yang sudah di mandikan oleh keringat nya, bekas luka gores memanjang terlihat di bagian dada sebelah kirinya, perut atas sebelah kanan juga di semayangi goresan melengkungan panjang.

  " Hei jangan buat gila okey? Setidaknya redakan emosi lo baru temuin dia, gue nggak akan tinggal diem kalo sampai lo berbuat macam-macam bro, setidaknya jangan di saat gue ada. Lo tau kan gue nggak suka?" Arka mendengus sinis. Dia menyentak kasar tangan yang meremas bahu lebar nya.

    " As you wish bastard!"

Arka melenggan pergi di iringi kekehan dari cowok berambut abu-abu di belakang nya, sahabatnya itu memang keras kepala.

Naina melenguh dalam tidurnya, perlahan mata itu terbuka pelan di iringi ringisan dari mulutnya.

Badan nya tersentak kaget dan langsung saja dia menegakkan tubuhnya yang terasa sakit. Naina memekik tertahan merasakan sekujur tubuhnya yang mengkaku dan sulit di gerakkan. Bola mata hazelnya berpendar kesegala arah menerawangi ruangan kamar bercat putih pucat itu.

Naina's life NEW VERSION (baca selagi On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang