ORIGAMI PAPER♡

6.8K 572 150
                                    

😘😘hai...

absen boleh dong pren :)

Nungguin Sweet kha?

Komen setiap paragraf sini.

Tandain typo okyy!

Sarangek banyak banyak😘

Happy reading🌚

Happy reading🌚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

" Pegangan."

" Emang kita mau kemana Arka? Nanti telat ih aku takut telat Arka! Kamu taukan kalau aku nggak pernah telat?" Gerutu Naina namun tak urung ia menuruti perintah cowok itu dan kini kedua tanganya mulai mengapit kedua sisi seragam Arka didepanya yang setia menyetir sepeda sewaan yang ditawari oleh abang-abang. Entah apa maksud Arka membawanya mengendarai sepeda setelah menariknya lari-larian dipinggir jalan, sempat Naina menolak ajakan Arka hingga akhirnya ia mengalah lantaran cowok itu beralasan akan mengajaknya ke surga versi cowok itu dan dijamin ia akan menyukainya, begitulah kata Arka tadi yg kini menimbulkan rasa penasaran pada diri Naina tentang tempat seperti apa yg dimaksud surga oleh Arka.

   Bukk!

Naina mengencangkan peganganya pada pinggang Arka saat roda sepada yang dinaikinya ini tak sengaja menginjak beberapa batu besar jalanan rusak yang dilewati mereka. Arka menegang sejenak atas pegangan Naina pada pinggangnya namun kembali menetralkan tubuhnya dengan deheman pelan.

Sepeda ini perlahan memasuki area rel kereta api, menelusuri lorong panjang remang akan cahaya itu. Naina menatap bingung namun tak sedikitpun menanyakan rasa bingungya pada Arka yg malah membawanya ketempat seperti ini.
 


     " Turun."

Naina menurut. Kakinya memijaki jalan bebatuan rawan terjal dipijaki Naina dengan hati-hati, tanganya berpegangan pada tangan Arka yang siap menuntun jalan kearah tujuan cowok itu berada hingga pada sebuah rumah pohon dihadapanya. Pohon tunggal yg memiliki tiga tangkai pada batangnya guna menyanggah bangunan kecil terbuat dari kayu berupa jati ditengah-tengahnya, gantungan khas rumah pohon ada dimana-mana semakin mempercantik setiap sisi rumah pohon itu. Pohon dengan ukuran tinggi yang bisa dibilang sangat pas bagi penempatan sebuah rumah diatasnya.

Naina melebarkan matanya lalu menatap Arka dengan penuh binar, sedangkan cowok itu tersenyum sombong kearah Naina yang sudah mengambil langkah cepat menaiki tangga kayu bergelantung dari arah pintu masuk rumah pohon mungil tersebut.

Arka hanya pasrah mengikuti Naina, ia mulai menaiki tangga mengikuti jejak Naina yang telah hilang masuk kedalam rumah pohon diatas.

Naina's life NEW VERSION (baca selagi On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang