𝟸𝟺; ᴘᴇᴋᴀ

159 30 0
                                    

ꜱᴇʙᴀɪᴋɴʏᴀ ʙᴀᴄᴀ ᴘᴀʀᴛ ꜱᴇʙᴇʟᴜᴍɴʏᴀ ᴅᴜʟᴜ :)







Leona suka padanya, kan?

Ah, terlalu mudah di tebak.

Ia tidak habis pikir, memangnya apa yang perlu di banggakan darinya dibandingkan Juvanka?

Tampan? Eyy, skip. Ini mah Lucas yang menang. Waktu? Juvanka bisa saja merelakan semua urusannya hanya demi Leona seorang. Lalu, kenyamanan? Ugh, cringe. Tapi Juvanka sepertinya berbuat apapun hanya demi kenyamanan Leona seorang.

Lalu, kenapa harus menyukai dia?

“Lucas? Lo ngelamunin apa?” tanya seseorang berhasil menyentak Lucas.

Lucas menoleh. “Loh, Le? Lo ngapain kesini?” bingung Lucas menyadari kehadiran Leona di rumahnya. Ia tengah tiduran di sofa ruang tamu dan Leona duduk di sofa sampingnya. 

“Main, gue gabut di rumah. Jadi, gue kesini aja.” Jawab Leona. “Btw, lo ngelamunin apa sih? Lo ga sadar gue dateng.”

Lucas mengibas tangannya. “Ada lah.”

“Rahasia-rahasiaan nih lo?”

“Lo gausah tau. Pikiran cowok.”

“Heh! Lo mikirin apa?” teriak Leona.

Lucas terkesiap. “Le! Suara lo dikondisikan dong.”

Leona terkekeh pelan. “Ya habisnya lo bilang gitu.”

Lucas geleng-geleng saja mendengarnya. “Pikiran lo aja tuh yang gak bener.”

“Tinggal bilang aja, kenapa sih. Kan bikin penasaran.”

“Kepo banget lo. Oh ya kalau haus, ambil sendiri gih di kulkas.” Ucap Lucas.

“Lo sama tamu jahat banget. Harusnya kan lo ambilin gitu, tuan rumah macam apa lo.” Cemberut Leona.

“Ck, Le. Sejak kapan lo jadi tamu gue. Maling yang ada.” Perkataan Lucas sontak membuat Leona melempar bantal ke muka Lucas.

“Le! Muka berharga gue, jangan di rusak.”

“Hih, kaya gitu berharga.” Ledek Leona dan Lucas hanya mengabaikannya dan memainkan ponselnya.

“Hm, Cas.”

“Apa?” tanyanya masih fokus dengan ponsel di tangannya.

“Buatin gue makan dong, gue laper nih.”

“Minta bibi aja sana.”

“Ih! Gue maunya masakan lo.”

“Gak! Capek gue, minta bibi aja sana atau delivery.”

“Kalau gitu mah gue di rumah aja. Gue kesini mau nyobain makanan buatan lo. Waktu itu lo janji bakal buatin gue makanan tapi lo nya malah ngilang.”

“Makanan gue ga enak, sumpah deh Le. Terus waktu itu, gue nganter Yuqi. Kebiasaan nganter dia, gue jadi lupa ngasih tau lo.”

Wajah Leona langsung masam mendengarnya. Kebiasaan? Cih. Kebiasaan apa? Bukankah Lucas tidak selama itu bersama Yuqi, sampai harus ada kata 'kebiasaan'?

“Jahat ya lo sama sahabat sendiri. Udah ah, ayo buatin buat gue. Boleh kan?” pinta Leona.

“Sumpah, makanan gue gak enak Le.”

“Ya cobain dulu, ntar kalau ga enak baru delivery deh.”

“Buang-buang uang, Le. Gak ah.”

𝑴𝒐𝒔𝒕 𝑨𝒗𝒐𝒊𝒅𝒆𝒅 | 𝒍𝒖𝒄𝒂𝒔 𝒇𝒕. 𝒚𝒖𝒒𝒊 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang