~ 9 ~

8.2K 456 24
                                    

"Mau kemana Nad?" tanya Arjuna setelah melihat Nadya sudah mengganti baju kantornya dengan pakaian pesta.

"Teman kuliahku si Marko baru buka usaha kelab. Aku diundang acara grand opening." ucap Nadya. Setelah lulus S1, Nadya melanjutkan untuk kuliah S2 sambil masih bekerja diperusahaan Arjuna.

"Sendirian?" tanya Arjuna lagi.

"Berangkatnya sih sendirian, tapi tar disana ketemu ama anak anak lainnya." sahut Nadya.

Melihat Arjuna yang tidak bertanya lagi, Nadya segera melangkah meninggalkan kubikelnya. Setelah Nadya menghilang, Arjuna melanjutkan lagi pekerjaannya.

Namun Arjuna merasa terusik dengan acara pesta yang akan dihadiri Nadya. Arjuna mengumpat dalam hati, ia lupa menanyakan dimana kelab itu berada.

Arjuna meraih handphonenya dan ia ingin menanyakan lokasi kelab baru itu kepada Nadya, namun ia urungkan niatnya, ia tidak mau terlihat protektif pada Nadya. Biasanya Nadya juga ke kelab dan selama ini tidak ada masalah.

Dengan menghela napas, Arjuna kembali meletakkan handphone yang dan mulai fokus pada pekerjaannya. Sekali lagi Arjuna menghela napas, setidaknya ia hanya ingin tau nama lokasi kelabnya saja, ya siapa tau dia juga ingin mampir kesana setelah kerjaannya selesai.

Setelah menanyakan lokasi kepada Nadya, Arjuna kembali meletakkan handphonennya dan kembali berkutat dengan laptop. Matanya terus bergantian melirik handphonenya dan menatap laptopnya. Karena kesal tidak ada balasan dari Nadya, Arjuna membalikkan handphonenya sehingga layarnya menghadap kebawah. Pandangannya kembali ia fokuskan ke layar laptop dan mulai mengetik beberapa bahasa code pemrograman.

Arjuna menyelesaikan satu kalimat program dan meminum kopinya yang sudah hampir habis. Ia kemudian beranjak dari duduknya untuk mengambil air putih. Sambil berjalan ke arah pantri, Arjuna melihat handphonenya dan sudah ada balasan dari Arimbi satu jam yang lalu. Arjuna hampir tersedak saat meminum air putih, ternyata tidak terasa sudah larut malam.

Arjuna kembali mengetik pesan menanyakan keberadaan Nadya. Apakah memang biasanya Nadya ke kelab hingga larut malam begini. Walaupun besok tu weekend sih. Arjuna segera menyambar kunci mobil. Setelah melihat pesan yang ia kirimkan dibalas dengan sebuah foto selfie Nadya dan teman - temannya. Arjuna berpikir akan menyusul Nadya dan ikut bersenang - senang disana. 

Arjuna melajukan mobil lamborgini miliknya setelah tidak lagi memakai Ferari. Jalanan macet sehingga membutuhkan waktu satu jam lebih untuk Arjuna sampai dilokasi. Suara musik yang keras, menyambut kedatangan Arjuna. Pandangannya langsung mencari keberadaan Nadya. 

"Hei, lihat Nadya?" tanya Arjuna pada salah satu teman Nadya yang Arjuna tidak tau namanya.

"Wow guys ada mas Juna." teriak cewek - cewek yang histeris melihat sosok Arjuna.

"Nadya, tadi disini mas." sahut teman Nadya itu.

"Ok thanks." Arjuna segera mengedarkan pandangannya lebih luas lagi dan perasaannya lagi - lagi tidak enak saat menghubungi ponsel Nadya yang tidak aktif. Arjuna berinisiatif mencari ke area toilet.

Saat Arjuna tiba di deretan salah satu toilet, sudah terjadi keributan disana beberapa orang berkerumun di depan toilet wanita. Dua orang sekuriti sedang mengangkat tubuh seorang wanita yang tengah tidak berdaya. Arjuna dengan panik segera berlari menerobos kerumunan orang itu, dalam hati ia berharap semoga bukan Nadya. Jantungnya seakan terlepas dari dadanya kala Arjuna melihat sosok Nadya yang terbaring di sebuah tandu dengan pelipis yang terluka dan penampilan yang berantakan, sedang dibawa menuju pintu belakang oleh dua sekuriti itu. 

"Nad. Bangun Nad. Pak, wanita ini kenapa?" tanya Arjuna dengan masih mengikuti mereka.

"Saya juga tidak tau kejadiannya, saya mendapat laporan dari nona itu." Tunjuk Pak sekuriti dengan dagunya, sambil memasukkan Nadya ke mobil ambulans.

Sadness Madness (21+) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang