~ 15 ~

7.8K 461 24
                                    

Happy reading.

Nadya terbaring pasrah saat hanya celana dalam yang masih menempel menutupi area intimnya. Sedangkan Arjuna yang masih memakai boxer sebagai satu satunya penutup tubuhnya tengah mencumbui seluruh tubuh Nadya.

Jari Arjuna menyusup ke dalam celana dalam Nadya, dan mulai membelai area intim Nadya. Mulai dengan satu jari, dan Arjuna bisa merasakan ketatnya celah intim Nadya dibawah sana. Nadya mencengkram sprei saat Arjuna mulai menggerakkan jari didalam milik Nadya.

Arjuna memainkan puncak dada Nadya dengan mulut, sementara jarinya masih bergerak lincah keluar dan masuk di celah hangat itu. Nadya semakin bergerak gelisah saat badai gairah itu kian naik dan menghempaskan gejolak kepuasan yang kemudian mengalir diantara paha Nadya.

Arjuna tersenyum setelah Nadya mencapai kepuasannya. Ia menarik selimut dan menyelimuti Nadya. Dengan perlahan, Arjuna beringsut mundur, untuk menuntaskan hasratnya.

"Juna. Mau kemana? Bukannya kita harus meneruskannya?" ucap Nadya dengan nada cemas.

"Aku mau ke kamar mandi Nad. Aku pikir, belum saatnya aku bertindak lebih dan hanya mendapatkan kamu secara sepihak. Walaupun aku sangat ingin meneruskannya, tapi ini belum saatnya kan? Aku ingin jaga kamu, aku ga mau kamu menyesal." ucap Arjuna sambil tersenyum kemudian mencium kening Nadya. Dan perlahan melangkah menuju kamar mandi.

Nadya terdiam dan tak mampu berkata apa apa. Ucapan Arjuna memang benar dan ia sudah bertindak bodoh. Nadya memungut kemeja Arjuna yang teronggok dilantai dan memakainya.

Rasa malu baru Nadya rasakan. Ia terkikik geli dan menggelengkan kepala. Nadya mungkin sudah benar benar gila hingga bertindak nekat seperti ini. Arjuna memang pria sejati, Nadya mengakui kesabaran pria itu dalam menghadapi sikap emosionalnya.

Saat Arjuna keluar dari kamar mandi, ia melihat Nadya sudah terlelap. Arjuna naik ke atas ranjang dan masuk ke dalam selimut. Dipeluknya Nadya yang memunggunginya. Sepertinya malam ini ia bisa tidur dengan nyenyak karena ada Nadya dipelukannya malam ini.

.....

Arjuna terusik dari tidurnya karena suara bel dan ketukan pintu berkali kali di pintu kamarnya. Senyuman manis langsung muncul saat mendapat sosok malaikat yang masih terlelap dengan tenang dipelukannya. Setelah mencium kening Nadya, Arjuna yang hanya memakai celana boxer, segera mengambil kaos dari dalam koper dan memakainya.

Arjuna mengintip ke lubang pintu. Arjuna ragu untuk membuka pintu setelah tau sosok yang ada di depan pintu kamarnya. Berbagai spekulasi melintas di kepalanya. Namun daripada orang itu terus memencet bel kamarnya akhirnya Arjuna membukakan pintu. Namun sebelum pintu ia buka, Arjuna memasang rantai pintu, ia tidak ingin orang itu menerobos masuk.

Sementara Nadya mulai terbangun dari tidur panjangnya, dan mendapati sosok Arjuna yang tidak ada diranjang. Suara percakapan dua orang pria, masuk ke dalam pendengarannya. Mengingat kejadian semalam membuatnya merona. Betapa menggelikan kelakuannya semalam.

"Hei, udah bangun?" ucap Arjuna yang berjalan menghampiri Nadya yang bersandar di kepala ranjang.

"Ehem. Iya baru aja. Siapa tadi?" tanya Nadya dengan masih bersikap canggung. Setelah dipikir pikir kenapa ia jadi canggung setelah semalam menikmati malam yang indah bersama Arjuna.

"Mas Johan. Dia nyari Arimbi. Sepertinya sesuatu berjalan lancar." ucap Arjuna yang kembali memeluk Nadya.

"Oh sepertinya semuanya bisa move on pada waktunya." ucap Nadya sambil tersenyum. Nadya mengangkat dagu dan menatap Arjuna. Tatapan Nadya di balas oleh Arjuna yang menunduk dan kemudian mengecup singkat bibir Nadya.

"Nadya."

"Hemm" Nadya menjawab sambil membenamkan kepalanya di dada bidang Arjuna. Karena masih mengantuk, Nadya pun memejamkan lagi matanya. Menghirup aroma tubuh Arjuna ternyata bisa membuatnya merasa nyaman.

Sadness Madness (21+) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang