Seminggu mendekati pernikahan Kristal. Hari ini Rania sibuk dengan kegiatannya bersama Bu Sari.
Gaun nya sudah hampir menyentuh finish, bahkan mungkin hari ini juga sudah bisa digunakan.
"Bu, kira-kira ada yang perlu ditambahkan nggak?" tanya Rania. Agaknya ia merasa cemas, takut setelah melihat hasil nyata dari gaun nya tidak sesuai dengan ekspetasinya.
Bu Sari masih urung menjawab, ia masih mengamati gaun tersebut dengan lamat. Hal itu semakin menambah kecemasan Rania.
"Aduh, bu, aku takut ngecewain mba Kristal kalo gini."
Bu Sari menggeleng, kemudian mengalihkan wajahnya pada Rania dan tersenyum. "Kristal pasti suka."
"Beneran?"
Sekali lagi, Bu Sari mengangguk. Meyakinkan Rania bahwa tidak ada yang perlu dicemaskan.
Rania menghela nafas lega. Menyandarkan punggungnya pada punggung sofa. Tapi berbeda dengan Bu Sari yang masih sibuk dengan gaun tersebut yang menempel pada tubuh mannequin.
"Kayaknya harus ada yang coba pakai gaun ini."
Rania menatap bingung Bu Sari. "Aku telpon Mba Kristal atau gimana bu?"
"Kristal nggak bisa ikut kesini. Tadi ibu udah ngabarin Jefri buat kesini."
"Jadi, sekarang Jefri mau kesini?"
Bu Sari mengangguk. "Iya. Sama mamahnya."
Rania terdiam. Ia masih baru beberapa kali bertemu dengan Bu Jessi -Mamahnya Jefri. Dan itu membuat Rania merasa canggung.
Tiba-tiba pikiran Rania memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk.
Bu Jessi suka nggak ya?
Kalau Mba Kristal suka tapi Bu Jessi nggak gimana?
Atau kalau sebaliknya gimana?
Aduh ini ukurannya pas nggak ya sama Mba Kristal."Kamu cobain gih, Ran."
Rania menoleh. Terkejut dengan ucapan Bu Sari. Keningnya berkerut dan jari nya menunjuk dirinya sendiri. "Aku?"
Bu Sari berkacak pinggang dihadapan Rania. Mengangguk sebagai jawabannya dari pertanyaan Rania.
Tidak percaya, Rania tertawa. "Bu Sari jangan aneh aneh ah. Aku nggak mau."
"Kenapa si? Nggak apa-apa cobain aja. Badan kamu juga sama ukurannya kayak Kristal."
Tidak tau harus merespon seperti apa, Rania memilih diam. Tapi dengan diamnya Rania, Bu Sari menarik tangan Rania untuk bangun dari sofa. "Udah sana, kamu cobain sebentar." Rania pun didorong masuk kedalam kamar disusul gaun nya yang entah sejak kapan sudah lepas dari mannequin.
Demi apapun Rania ingin merutuki permintaan Bu Sari ini.
Bagaimana bisa Rania menjadi orang pertama yang memakai gaun ini? Apa pemiliknya tidak marah.
Tapi bagaimana pun Rania memang mesti mencobanya. Maka dengan raut wajah melasnya, Rania melepas pakaiannya dan berganti menggunakan gaun tersebut.
Setelah penuh perjuangan dalam pemakaian, Rania keluar dari kamar dengan penampilan yang sangat elegan. Karena gaun nya cukup panjang sehingga mengharuskan Rania untuk berjalan dengan hati-hati.
Bu Sari belum mengatakan apapun setelah melihat Rania. Ia sibuk dengan pikirannya yang Rania tidak tau.
"Nggak cocok sama aku ya bu?"
"Sayang," Bu Sari mengusap pundak Rania yang tidak berbalut kain. "Cantik, kamu cantik banget!"
Rania malah menggeleng. "Lebih cantik lagi kalau yang pake Mba Kristal."
KAMU SEDANG MEMBACA
Wishes
FanfictionBagaimana kehidupan Rania yang merawat dan menghadapi adiknya, Ryu, yang bagi Rania penuh dengan rahasia dimasa lalunya. Harapan besar Rania untuk mengembalikan sikap adik nya yang dulu. Namun Rania tidak pernah paham alasan Ryu menjadi yang sekaran...