Seperti biasanya, Ryu akan berangkat ke kampus sekitar jam 9 kurang lebih. Usai memakai sepatu di kursi teras rumahnya, ia berjalan keluar pagar. Sembari berjalan tangannya sibuk mengubek isi tasnya mencari keberadaan jam tangannya.
Begitu tiba di depan pagar, Ryu dibuat membeku melihat siapa yang ada di depannya.
Bukan lagi Jendikia. Kali ini benar benar tak terduga.
Sebentar ...
Kok dia tau rumah gue...
"... Lo?"
Orang itu tersenyum. "Hai"
Demi apapun Ryu langsung merinding mendengar suaranya.
"Lo..." Lantas Ryu segera menengokkan kepala nya mencari apakah dia bersama seseorang atau hanya seorang diri. "... Kok bisa?"
"Apa?"
"Tau rumah gue"
"Oh"
Ryu mengerutkan dahinya. Respon macam apa ini? Mana jawaban atas pertanyaannya?
"Gue anter ya?"
"Hah?"
Ryu semakin mengerutkan dahi nya. Orang ini satu spesies sama Jendikia sepertinya.
Apa apaan coba, nganterin katanya?
"Gue anter lo ke kampus."
"Ha, a-itu" Ryu memikirkan berbagai alasan untuk menolak. "Nggak usah! Gue udah mesen ojek kok."
"Kok lu tau rumah gue sih?" tanya Ryu lagi setelah menolak ajakannya.
Orang itu tersenyum, lagi. Senyum mulu lo, kesambet apa gimana. "Gue nanya anak-anak."
Anak-anak?
Sial gue lupa anak geng itu beberapa ada yang tau rumah gue.
"Batalin aja ojek lo."
"Nggak bisa--"
Kalimat Ryu berhenti ketika melihat Jendikia mendekat ke arahnya.
Sumpah gue terpaksa, Jen, terpaksa!
"Tuh dia ojeknya udah dateng."
Jendikia lantas mengerutkan dahinya. Bingung maksudnya apa dia dibilang ojek?
Gila gue ganteng gini dibilang tukang ojek?!
Begitu Jendikia berhentikan motornya di sebelah Ryu, bergegas lah Ryu menumpangi jok belakang motor Jendikia. "Jen langsung jalan Jen," bisik Ryu
Ryu kembali menoleh dan tersenyum lebar. "Sorry ya Helmi. Gue duluan!"
Jendikia dan Ryu akhirnya menjauhi Helmi yang sudah memasang wajah tidak suka nya.
"Ojek banget ya alasannya," sindir Jendikia.
Mengawasi reaksi Ryu melalui kaca spion, Jendikia terkekeh pelan ketika melihat Ryu memutar bola matanya.
"Awalnya kan emang gue mau mesen ojek."
"Terus kenapa malah naik motor gue? Padahal gue cuma mau lewat depan rumah lo."
"Ya biar cepet kabur dari tuh orang!" Ryu menjawab sewot. "Yaudah kalo nggak mau turunin gue di sini aja."
Jendikia justru malah tertawa membuat Ryu semakin jengkel. "Bercanda elah."
Ini sudah lewat seminggu lebih dari hari dimana Jendikia dan Ryu bertemu tanpa sengaja di Pantai. Rasanya hubungan antara kedua nya menjadi lebih baik dari sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wishes
FanfictionBagaimana kehidupan Rania yang merawat dan menghadapi adiknya, Ryu, yang bagi Rania penuh dengan rahasia dimasa lalunya. Harapan besar Rania untuk mengembalikan sikap adik nya yang dulu. Namun Rania tidak pernah paham alasan Ryu menjadi yang sekaran...