12. Apologize Day

194 36 2
                                    

Belakangan ini Ryu mulai jarang pulang larut malam. Salah satu penyebabnya adalah Fifah yang selalu  akan mengomeli sepanjang hari.

Tidak tau juga kenapa Ryu menjadi lebih nurut dengan Fifah?

Ah atau mungkin karena Ryu sudah enggan main dengan geng motornya. Terlebih disana ada Helmi yang sampai saat ini masih ditakuti oleh Ryu entah apa alasannya.

Maka, hari ini ketika kelas berakhir di jam 2 lewat 15 Ryu dan Fifah memilih berkeliling kota Jakarta dengan busway. Sebenarnya bisa saja Fifah membawa mobilnya tapi ia sedang malas menyetir dalam waktu yang lama.

Jadilah saat ini, Ryu dan Fifah menepi di kota tua. Awalnya Ryu menolak untuk mampir kesini tetapi dengan sedikit paksaan dari Fifah akhirnya Ryu pun mengalah.

Terlalu sering mengunjungi membuat Ryu cukup bosan.

Fifah juga sejujurnya tidak begitu excited, namun ada satu alasan ia memaksa Ryu. Katanya ada tempat yang menjual makanan kesukaannya.

Ketika ditanya enak atau tidak, Fifah memang belum menemukan jawabannya. Tapi katanya, "enak kok pasti. Rame terus tuh, kata tante gue juga enak!" ucapnya dengan semangat.

Bersama dengan Fifah yang terlalu bersemangat, akhirnya Ryu dan Fifah sudah duduk di salah satu meja-kursi yang telah disiapkan.

Melihat sekitaran mereka yang asik melahap makanannya entah mengapa membuat nafsu makan Ryu menurun.

"Fah, gue nggak nafsu makan ini. Gue makan yang lain aja ya, nanti."

Fifah menoleh pada Ryu. "Beneran?"

Ryu mengangguk. "Gue pesen es teh manis aja deh."

Dengan begitu Fifah melenggang pergi untuk memesankan pesanannya.

Tidak lama kemudian makanan yang dipesan tadi tiba. Ryu hanya menggelengkan kepala ketika melihat bagaimana antusias Fifah ketika melahap makanan miliknya.

Ditengah kegiatan Ryu yang sibuk memandangi sekelilingnya asal dan Fifah yang sibuk makan, tiba-tiba seseorang mendekati kearah mejanya.

"Hai, Ryu kan?" sapa nya begitu sampai didepan Ryu.

Mengenali siapa orang itu, Ryu hanya tersenyum tipis.

"Hmm--" orang itu tampak ragu saat ingin berbicara.

"Duduk aja dulu Mba," sahut Fifah yang menyadari suasana canggung diantara mereka.

Orang itu pun duduk dikursi panjang depan Ryu yang dibatasi meja.

"Sorry banget gue tiba-tiba nyamperin lo kayak gini.
Hmm-- lo apa kabar?"

Ryu menyerupit es teh nya, "baik ko. Seperti yang lo liat didepan lo sekarang."

Orang itu tersenyum. Berpikir atau memang sedang diam Ryu tidak tau. Yang pasti ini benar-benar canggung.

"Oh iya Mba kenalan dulu saya Fifah temen kuliahnya Ryu," ucap Fifah ditengah keheningan yang melanda.

"Iya, saya Siska, e--" orang itu melirik Ryu. "It-- emm saya teman SMA nya Ryu."

Cih, temen?!

Ryu tersenyum miring mendengarnya.

"Oh yaudah Mba silahkan flashback dulu aja kalian saya nggak bakal ngerecokin kok. Tapi maaf ya saya mau lanjutin makan nih..."

Orang itu mengganguk dan tersenyum pada Fifah sebelum kembali menoleh pada Ryu.

"Sorry gue baru berani sekarang. Dan juga gue rasa sekarang waktu yang pas buat gue minta maaf sama lo karena gue nggak tau setelah ini masih bisa ketemu lo lagi atau nggak.
Dipertemuan pertama kita setelah berapa tahun nggak ketemu, gue mau minta maaf. Gue nyesel Yu. Gue ngerasa bersalah sama lo dan gue juga ngerasa bodoh kenapa bisa temenan sama Eji. Gue beneran ngerasa nggak tenang sampai rasanya mau mati asal lo tau."

WishesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang