Sudah tiba hari dimana berlangsung nya akad dan resepsi pernikahan Kristal.
Setelah hari terakhir Rania bertemu dengan Kristal, padahal Rania sudah menolak namun sikap keras kepala Kristal lebih besar. Makanya hari ini Rania menggunakan dress yang dibelikan langsung oleh Kristal.
Kalau dipikir-pikir mereka ini baru kenal dalam satu bulan, tapi bagaimana sikap Kristal begitu baik pada Rania.
Terakhir mempoleskan bibirnya dengan lipstik. Kemudian Rania berdiri untuk melihat keseluruhan dari penampilannya pada cermin.
Rania tersenyum ketika ia merasa sangat cocok dengan dress selutut yang sedang ia gunakan sekarang. Warna putih tulang dengan tulang selangka yang dibiarkan terbuka.
Sadar bahwa dirinya terlalu lama mengamati penampilannya, Rania menengok pada jam dinding dikamarnya.
Akad akan dilaksanakan jam sembilan dan sekarang masih menyisakan banyak waktu untuk perjalanan ke gedung pernikahan itu.
Rania keluar kamar lengkap dengan tas selempang warna coklat dan menenteng sepatu sneaker putihnya ditangan kanan.
"Mau kemana Mba?" tanya Ryu yang sedang menikmati sarapannya.
"Ke acara pernikahan kakaknya Jefri," ucap Rania sembari mendudukkan dirinya dikursi depan Ryu.
"Jefri?"
"Iya yang nganterin kamu pulang waktu itu."
"Oh!" seru Ryu. "Mba tau nggak, dua hari yang lalu aku ketemu dia tau di ancol."
Ditengah sibuknya Rania memasang sepatu, "Masa? Kamu ke ancol emang?"
"Ih yang bareng Fifah." Ryu memberi seluruh atensi nya pada Rania yang sedang menunduk untuk memasang sepatu. "Dia bawa anak kecil tau Mba, kayaknya udah punya anak tuh dia."
"Huft," Rania merapihkan rambutnya begitu selesai dengan urusan sepatunya. "Kamu ngaco banget deh."
"Beneran mba, muka nya dia kan juga kayak bapak-bapak."
"Parah kamu! Ganteng begitu dibilang bapak-bapak."
"Ya emang kalo cowok ganteng nggak bisa jadi bapak-bapak?!" sewot Ryu.
"Hah?? Bisa lah!"
"Ya makanya!"
"Tapi masa iya sih Jefri udah nikah?" akhirnya Rania malah ber monolog sendiri.
"Hmm," Ryu menggumam ketika sedang mengunyah. "Nama istrinya-- siapa ya, AHH Ika."
Awalnya Rania ikut diam memikirkan apa benar, namun begitu sadar lantas Rania langsung menggelengkan kepala.
"Kamu nih Yu pagi-pagi udah ngajak ghibah aja!" sewot Rania yang dibalas Ryu dengan kerutan didahinya.
"Dihh, Mba juga ngapain nyaut?!"
Rania bangun dari duduknya dan menepuk serta menata dress nya agar tidak lecek. "Udah ah Mba mau berangkat."
"Naik apa?"
"Pesawat."
"Wiiihhhh IK--"
"Ya naik ojol lah pake nanya lagi!"
Ryu menggerutu, "yaudah sono lu pergi!"
"Nggak usah disuruh juga ini mau pergi, wlee" Rania meledek Ryu dengan menjulurkan lidahnya.
"Nggak jelas dih tante tante dasar!" teriak Ryu.
Sialan tu bocah, batin Rania.
**************
KAMU SEDANG MEMBACA
Wishes
FanfictionBagaimana kehidupan Rania yang merawat dan menghadapi adiknya, Ryu, yang bagi Rania penuh dengan rahasia dimasa lalunya. Harapan besar Rania untuk mengembalikan sikap adik nya yang dulu. Namun Rania tidak pernah paham alasan Ryu menjadi yang sekaran...