10%

2.3K 262 12
                                    

Junkyu tersenyum menatap pantulan wajahnya di cermin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Junkyu tersenyum menatap pantulan wajahnya di cermin. Bibirnya terlihat berwarna pink natural, dioleskan sedikit lipbalm serta rambutnya di tata sedemikian brupa agar rapi. Junkyu jadi berfikir, Tuhan waktu nyiptain dia pasti lagi bahagia, makanya ayah sama bunda di beri anak manis seperti dirinya.

"Cakep banget gue astagaa! Pantes aja ada yang nembak gue kemaren" Junkyu tertawa geli mengingat chatnya dengan Haruto kemarin malam. Junkyu akui Haruto itu nggak buruk....

Tapi ya bagaimana.. kenal akrab aja enggak masa langsung nembak?

Junkyu menghela napasnya pelan dan kembali menatap pantulan dirinya di cermin "Gapapa Kyu, gak usah takut canggung. Lo cukup lupain chat kemaren anggap aja gak ada apa-apa"

Ketukan pintu membuat Junkyu menoleh ke arah pintu kamarnya, dilihatnya sang Bunda muncul dari sana "Sayang ayo sarapan, Ayah udah di bawah nungguin"

"iya bun" Junkyu langsung turun ke bawah mengikuti bundanya untuk sarapan.

"iya bun" Junkyu langsung turun ke bawah mengikuti bundanya untuk sarapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kyu, nanti gue tunggu gimana progres acaranya." ucap Yoshi si ketua osis

"Iyaa, nanti gue atur lagi sesuai permintaan lo tadi"

"Jangan lupa sore tanyain sama anak paskib mau disediain apa aja buat keperluan ngibar ntar"

"Kenapa gak lo aja? Bukannya lo juga ikut ngibar ya?"

"gue udah ngundurin diri, digantiin sama Sanha. Cape banget gue mana ngurusin ini mana latihan, lo jangan lupa!"

"iyaaa astagaaa! Sana deh lo keluar!"

"yaudah gue keluar dulu, baik-baik lo sama Haruto"

"eh?" Junkyu langsung menuju arah pandang Yoshi. Benar saja, terlihat Haruto berdiri di ambang pintu ruang osis, seakan menunggu Junkyu dan Yoshi selesai mengobrol. Lalu ia berjalan masuk mendekati Junkyu .

"Junkyu. Gue mau ngomong sama lo. Apa jawaban lo atas pertanyaan gue kemaren?"

"Bu-bukannya udah ya?"

Haruto mengangkat alisnya "Apa? Gue gak inget"

Junkyu meraih ponselnya dan mencari history chat mereka kemarin. Junkyu mengangkat ponselnya tepat di samping wajahnya, niatnya memperlihatkan bukti chat kepada pemuda yang sedang berdiri di hadapannya ini.

"Kalau ini beneran, sorry gue gak bisa.
Let's not falling love"

Haruto membaca chat tersebut dan beralih menatap pemuda di hadapannya, memandangi setiap inchi wajah manis tersebut dan berhenti tepat di manik mata sang pujaannya.

Jantung Junkyu berdegup sangat kencang dengan situasi saat ini. Bagaimana tidak, ia yang duduk di kursi besar kepunyaan ketua osis dan Haruto di depannya mencondongkan badannya sehingga wajahnya sangat dekat, sampai sampai nafas Haruto juga bisa ia rasakan ditambah di tatap se-intens ini.

"Junkyu lo harus kuat, lo gak boleh khilaf!" Batinnya

"Gue tunggu jawaban YA dari lo" kemudian mengusak pelan kepala Junkyu, sebelum ia keluar dari ruang osis.

"Gue tunggu jawaban YA dari lo" kemudian mengusak pelan kepala Junkyu, sebelum ia keluar dari ruang osis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ARGGHH—"

"Napa lo? Udah muak jadi babu ketos?"

"gimana sih Ji cara nolak orang?"

"anak SMA mana lagi yang nembak lo?"

"temen lo"

"Dadang?"

"Dadang siapa?" junkyu menyerngitkan dahinya

"Kang Dadang yang jual martabak depan komplek. Dia juga temen gue"

"bukan lah anjir!"

"ya siapa?! Temen gue banyak, bu Dara guru BK juga udah gue anggap temen!"

"Haruto"

"HAH? Yang bener lo?"

Junkyu mengangguk, menghembuskan napasnya berat.

"Dia kemaren nembak gue lewat chat, gue tolak lewat chat juga. Hari ini kalo ketemu gue selalu nanyain lagi tau Jiii, padahal udah coba gue bilang enggak!"

"yaudah! Terima aja. Lo move on ke Haruto, kata orang ni ya cara move on terbaik itu ya pacaran lagi"

"gak mau, gue aja belum putus sama anak sebelah. Tapi Haruto sebenernya... oke juga..."

"Ya lo selingkuh lah sama dia, toh dia juga ganteng. Gak malu lah kalo lo tiba tiba ke gep ama pacar lo"

"ngasal banget sih lo!"

"lo kenapa sih sampai ini belum putus juga? Gue yakinin dia tuh selingkuh sama adek kelasnya!"

"gue nunggu dia ngejelasin semuanya Ji, kesempatan kedua mungkin?"

"terserah lo deh, mau kesempatan apa dana umum. Ya anggap aja Haruto ini cadangan"

"Cadangan pala lo!" Junkyu memukul pelan kepala Jihoon dengan botol air mineral yang kosong.

"Anjir sakit! Lo kalo emang gak mau ya tolak aja lah!"






























"Tapi... Apa gue terima aja ya? Bener juga sih kata lo"

"Serah lo!"

tbc.
.
.
.
.
.

Start [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang