50%

1.1K 191 4
                                    

Malam semakin larut, tapi suasana pensi malah semakin ramai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam semakin larut, tapi suasana pensi malah semakin ramai. Semua murid bahkan merapat ke dekat panggung untuk menikmati acara malam ini.

Tak terkecuali Junkyu dan Haruto, yang sedari tadi bersandar di pembatas besi.

Acara yang dipandu oleh Jihoon dan Daehwi sedari sore sudah banyak menampilkan bakat dari siswa SMA 13 itu sendiri maupun alumni.

Di awali dengan pengumuman setiap lomba.

Akustikan oleh Yedam, si adik kelas akselerasi yang suaranya semiriwing.

Penampilan band dari alumni dan beberapa beberapa siswa dari ekskul musik itu sendiri

Hingga modern dance yang memang tidak pernah absen untuk tampil.

"makin malam gini enaknya sih kita ngegalau gak sih guys?" ujar Jihoon yang menjadi MC

"bener sih Ji, apalagi suasananya ini mendukung banget. Lampu lampu kuning, banyak bintang. Ahh mantapp pokoknya kalau sambil nge galau" sahut Daehwi

"nah pas banget nih, habis ini ada guru kita ada yang mau nyanyi. Dan lagunya tuh lagu galau, pas banget buat kalian nih ya yang pernah ngerasain diselingkuhin"

"ughh, sakit banget sih Ji. Mending langsung aja. Bu Rosiana - gone dari Rose Blackpink"

"jihoon sama Daehwi tuh emang klop banget kalau disatuin" Ujar Junkyu

"iya, kaya gue sama lo" Jawab Haruto

"apaan sih lo" Junkyu tersenyum, tanpa sadar wajahnya sudah memerah karena salah tingkah.

Bu Rosi udah naik ke atas panggung, duduk di sebuah kursi dengan stand Mic serta di temani Pak Januar sebagai pemain gitar.

Suara bu Rosi mengalun lembut di telinga siapa saja yang mendengarnya, dengan suara yang unik dan khas, pesan lagu tersebut seakan sampai kepada pendengar.

Junkyu menghayati lagu tersebut dan ikut larut dalam suasana.

Hate to see you with someone new
I'll put a curse on her and you
Ain't no looking back, now you're dead and gone
My love is gone too

"gue bego banget ya dulu..." Curhat Junkyu sambil menatap hampa ke arah bu rosi di atas panggung sana.

Haruto yang sedang menikmati coffee di tangannya hanya bisa menjadi pendengar yang baik tanpa bisa menyahuti Junkyu.

"rokok atau ngevape tu enak gak sih?" tanya Junkyu lirih, Haruto jadi langsung melotot, tertegun "Katanya bisa buat ngelegain ya? Kalo habis ngerokok atau ngevape tuh rasanya dada jadi plong banget, pundak jadi ringan juga"

"Kata siapa? Gak enak, jangan coba coba"

Junkyu tertawa miris "gue mau"

"buat apa" kata Haruto melarang

"kenapa? Lo anak SMA juga ngevape. Gak ada bedanya sama gue" kata Junkyu tak mau kalah

"gak gitu, lo itu orang yang harus gue jaga" kata Haruto menyergah

"tapi gue mau coba sesekali" ucap Junkyu polos

Haruto mendecak, menjauhkan tangan Junkyu yang sedari tadi mencoba meraih rokoknya di saku "gak boleh, banyak pelarian selain rokok" kata Haruto menurunkan intonasi bicaranya

Junkyu meneguk ludah. Ia membuang muka, tak berbicara apapun kini. Haruto coba memahami situasi

"Lo baru ngerasain sakit hati setelah beberapa hari putus?"

Junkyu membasahi bibirnya bawahnya, menghembuskan napas pelan "iya. Disaat badan gue lagi capek gini bisa bisanya hati gue juga capek"

"lo secinta itu sama mantan lo?"

"gue rasa gak terlalu, tapi kata Jihoon iya. Gimana pun juga rasanya diselingkuhin tuh tetap sakit" ucap Junkyu sedikit serak

"lo jangan sia sia-in hidup lo buat cowok berengsek kaya dia" Haruto menolehkan kepalanya, menatap Junkyu yang matanya sudah berkaca-kaca

"lo punya temen sama keluarga, jadi jangan ngerusak diri lo. Elo berharga, seenggaknya lo berharga buat diri lo sendiri" lanjutnya

Tubuh Junkyu bergetar kecil. ia mencoba menggigit bibir, mencoba menguasai diri. Lidahnya kelu menatap mata Haruto yang menghangat.

Haruto menarik napas kecil, ia maju mendekap tubuh Junkyu dalam pelukannya.

"jadi please. kalau lo bingung, gue bisa jadi pelarian buat lo apapun masalahnya"

Air mata Junkyu jatuh membasahi kedua pipinya. Pemuda itu menangis tersedu, seakan luruh.

"it's ok nangis aja gapapa" ucap Haruto lembut, kini mengusap pelan punggung Junkyu "lebih enak nangis gini dari pada ngerokok"











tbc.
.
.
.
.
.

Start [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang